Selasa, 05 April 2022

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya


Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang banyak ditekuni oleh masyarakat Indonesia.

Perawatannya yang relatif mudah dan target pemasaran yang cukup luas menjadi faktor pilihan tersendiri bagi para peternak ikan lele.

Media pembudidayaan ikan lele pun cukup beragam.

Mulai dari kolam terpal, kolam tembok, kolam bioflok, dan salah satunya dengan media kolam tanah.

Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai bagaimana cara budidaya ikan lele di kolam tanah. Yuk simak !

Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Tanah

Kolam Tanah

Kelebihan dari Kolam Tanah

A. Persiapan dan Cara dalam Membuat Kolam Tanah

1. Proses Penggalian Kolam

2. Proses Pengeringan Kolam

3. Proses Penggemburan Tanah

4. Proses Pengapuran Tanah

5. Proses Pemupukan

6. Pengisian Air

B. Pemilihan Bibit Lele

C. Penebaran Bibit Lele

D. Pemberian Pakan

E. Pemeliharaan

F. Proses Panen

Kolam Tanah

Kolam tanah adalah salah satu media pembudidayaan ikan termasuk ikan lele yang dibuat dengan bahan utama tanah yang digali.

Cara budidaya ikan lele di kolam tanah juga relatif mudah. Pembuatan kolam tanah sebaiknya melihat dulu jenis tanahnya, apakah mudah menyerap air atau tidak.

Untuk kolam tanah sebaiknya dibuat pada jenis tanah yang tidak mudah menyerap air.

Kolam tanah tidak bisa dibuat pada tanah yang berpasir, tanah berporous, dan tanah galian.

Kelebihan dari kolam tanah pun bermacam-macam, diantaranya :

  • Ketersediaan pakan alami pada kolam tanah akan lebih banyak. Karena tanah merupakan tempat tumbuhnya mikroorganisme yang bisa untuk pakan tambahan lele.
  • Biaya dalam pembuatan kolam tanah relatif lebih murah dibandingkan dengan kolam jenis lain.
  • Pada kolam tanah, proses perombakan sisa pakan dan metabolisme bisa terjadi secara alami.
  • Kolam tanah bisa dan gampang untuk dialihfungsikan, misalnya menjadi sawah.

Namun dibalik banyak kelebihan tersebut, terdapat beberapa kekurangan dari kolam tanah.

Salah satunya adalah kolam tanah rentan bocor. Kebocoran rentan terjadi pada tanggul kolam sehingga peteranak harus telaten dalam merawatnya.

Debit air yang masuk ke dalam kolam pun sulit di kontrol serta hewan predator di dalam kolam sulit untuk terdeteksi.

Nah, setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kolam tanah, yuk intip persiapan dalam berbudidaya ikan lele di kolam tanah !

Sebelum memulai budidaya ikan lele di kolam tanah, perlu ada hal yang diperhatikan mulai dari kolam, pakan, hingga masa panen.

Namun hal utama yang harus dipersiapkan tentunya adalah kolam. Berikut persiapan dan cara dalam membuat kolam tanah.


A. Persiapan dan Cara dalam Membuat Kolam Tanah

1. Proses Penggalian Kolam

Sebelum menuju ke proses penggalian, pastikan lokasi untuk pembuatan kolam tanah telah bersih dari sampah.

Selanjutnya mulailah menggali tanah dengan ukuran 5 x 3 meter dengan kedalaman 80 – 150 cm.

Penggalian tanah bisa dilakukan menggunakan cangkul atau alat modern. Tanah hasil galian jangan dibuang, sebaiknya jadikan tanah hasil galian sebagai tanggul.

Tanggul di buat di pinggiran kolam dengan lebar dan kuat agar nantinya kolam tidak mudah bocor.

Jangan lupa untuk memberikan salah satu pipa pengeluaran air di salah satu sudut tanggul kolam agar air tidak meluap.

Jangan lupa untuk membuat kemalir atau parit di tengah kolam dengan ukuran lebar 40 cm dan kedalaman 20 cm.

Pembuatan kemalir ini bertujuan untuk memudahkan saat lele akan dipanen.


2. Proses Pengeringan Kolam

Setelah proses penggalian kolam selesai, maka kolam harus dikeringkan terlebih dahulu.

Keringkan kolam di bawah sinar matahari selama 3 – 7 hari.

Pastikan kolam harus benar-benar kering, tandanya adalah dengan melihat tanah di dasar kolam yang retak-retak.

Proses pengeringan ini berfungsi untuk membunuh segala bakteri yang ada di tanah kolam yang bisa menimbulkan bibit penyakit bagi ikan lele.

Selain itu gas-gas beracun yang terperangkap di dalam tanah akan menguap hilang jika terpapar sinar matahari.


3. Proses Penggemburan Tanah

Setelah tanah dasar kolam dipastikan benar-benar kering, proses selanjutnya adalah penggemburan tanah.

Tanah digemburkan atau di bajak (di balik) menggunakan cangkul dengan kedalaman sekitar 10 cm. Tanah yang gembur mudah ditumbuhi mikroorganisme baik.


4. Proses Pengapuran Tanah

Apabila tanah dasar kolam sudah digemburkan, maka harus dilakukan proses penebaran kapur. Proses pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan tingkat keasaman atau pH pada tanah.

Taburkan kapur tohor dengan dosis 50 – 200 gram/m2. Semakin asam tanah, maka jumlah kapur tohor yang ditaburkan pun semakin tinggi.

Setelah kapur ditaburkan, aduk-aduk dengan tanah yang telah gemburkan sampai tercampur rata dan biarkan hingga 7 hari.


5. Proses Pemupukan

Setelah tanah diberi kapur dan dibiarkan selama kurang lebih satu minggu, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pemberian pupuk.

Pemupukan bisa menggunakan pupuk organik dari kotoran sapi, kerbau, kambing, atau bisa menggunakan pupuk kompos.

Taburkan pupuk secara merata ke tanah dasar kolam, pastikan tercampur rata dengan tanah yang telah gembur.

Bisa juga ditambahkan dengan pupuk urea dan TSP. Kemudian padatkan tanah campuran tadi dan biarkan hingga satu minggu.

Proses pemberian pupuk berfungsi untuk menumbuhkan organisme seperti fitoplankton dan cacing, dimana nantinya biota tersebut bisa menjadi pakan alami lele.


6. Pengisian Air

Setelah kolam dipupuk, kemudian isilah kolam dengan air setinggi 50-70 cm dan biarkan selama satu minggu. Dalam waktu satu minggu air kolam akan tersinari oleh matahari dan tembus ke dasar kolam.

Hal itu akan memicu tumbuh dan berkembangnya biota air seperti cacing dan fitoplankton yang berfungsi sebagai pakan alami lele.

Setelah satu minggu, air kolam akan berubah warna menjadi kehijauan. Lalu tambahkan air ke dalam kolam hingga ketinggian 100 – 120 cm.

Setelah melakukan seluruh prosedur di atas, maka kolam tanah telah siap untuk ditebari benih ikan lele.

Berikut penjelasan mengenai bibit ikan lele, pakan ikan lele, pemeliharaan, hingga proses pemanenan.


B. Pemilihan Bibit Lele

Perlu anda perhatikan sebelum membeli bibit ikan lele mengenai ciri-ciri bibit lele yang baik.

Bibit lele yang baik sehat ciri-cirinya ia terus bergerak aktif.

Pastikan tidak ada cacat atau luka di seluruh tubuh ikan lele, mulai dari kepala hingga ekor.

Kulit bibit lele yang baik warnanya mengkilap tanpa ada bercak dan ukurannya seragam. Ukuran bibit lele yang siap dimasukkan kolam biasanya sekitar 5 – 7 cm. Anda bisa memilih jenis bibit lele sesuai keinginan anda.

Ada bibit lele dumbo ataupun lele sangkuriang untuk diternakkan di kolam tanah.


C. Penebaran Bibit Lele

Setelah anda memastikan bahwa anda telah membeli bibit yang baik dan sehat, lalu bibit tersebut dimasukkan ke dalam kolam.

Tetapi perlu diingat, jangan sampai anda memasukkan bibit ikan lele yang baru saja anda beli secara langsung ke dalam kolam. 

Hal ini akan mengakibatkan lele menjadi stress, sebab lele belum diberi waktu untuk beradaptasi dengan air kolam.

Bibit lele harus menyesuaikan suhu terlebih dahulu dari wadah atau jerigen bawaan dengan air kolam.

Sebaiknya yang harus dilakukan adalah dengan meletakkan bibit lele bersama wadah atau jerigen bawaannya ke dalam kolam lalu diamkan selama 15-30 menit.

Setelah itu miringkan sedikit wadah tadi dan biarkan bibit lele keluar dengan sendirinya.


D. Pemberian Pakan

Pemberian pakan pada lele yang dipelihara dalam kolam tanah akan sedikit lebih hemat karena telah tersedia pakan alami dari dalam kolam. Tetapi lele juga perlu tambahan nutrisi.

Anda bisa memberikannya pakan buatan berupa pelet.

Pelet mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh lele.

Pada saat lele masih dalam bentuk bibit, pakan yang diberikan berupa pelet yang masih dalam bentuk scrumble atau butiran. Bisa juga diberikan pakan tambahan cacing sutera atau kutu air.

Jika lele sudah besar, pelet yang diberikan adalah pelet yang sesuai dengan panjang tubuhnya.

Terdapat banyak di pasaran pakan lele yang disesuaikan dengan panjang tubuhnya.

Untuk menghemat pakan, anda juga bisa memberikannya pakan alternatif berupa ikan rucah atau keong sawah yang telah dipotong-potong.

Pakan alternatif dari campuran daun singkong dan pelet juga baik untuk lele.

Pemberian pakan dilakukakan 3 sampai 4 kali dalam satu hari. Khusus untuk lele yang masih dalam bentuk bibit, frekuesi pemberian pakan harus ditingkatkan.

Karena bibit lele mudah merasa lapar. Setelah lele bertambah besar, frekuensi pemberian pakan akan sedikit berkurang.

Setiap 10 hari sekali lele diambil sampelnya untuk mengetahui berapa jumlah pakan yang harus diberikan setiap harinya.

Saat memberi pakan lele, anda harus memperhatikan apakan lele sudah kenyang atau belum. Jangan sampai lele kekenyangan.

Apabila lele sudah kenyang maka ia tidak akan memakan pakan ataupun pelet yang telah disebar.

Selain mubadzir, timbunan pakan di dasar kolam juga tidak baik bagi lele karena akan menimbulkan zat amonia yang bisa membuat lele menjadi mati.

Namun jangan sampai anda telat dalam memberi pakan, karena lele termasuk hewan kanibal.

Ia akan memangsa kawannya terutama yang berukuran lebih kecil apabila dalam kondisi kelaparan.


E. Pemeliharaan

Dalam membudidayakan ikan lele, perlu dilakukan pemeliharaan yang telaten dan rutin.

Hal itu meliputi kebersihan kolam, hama, penyakit, dan lain-lain. Untuk kebersihan kolam, anda harus mengganti air kolam tergantung dengan frekuensi pemberian pakan.

Apabila frekuensi pemberian pakan tinggi, maka kolam harus lebih sering dibersihkan. Jika telah tercium bau seperti bau busuk maka segera ganti air kolam.

Bau busuk tersebut bersumber dari sisa-sisa pakan yang mengendap di dasar kolam.

Angkat sisa-sisa pakan yang ada didasar kolam. Kemudian gantilah air kolam dengan menguras sepertiga air kolam bagian bawah kemudian isi kembali dengan air baru.

Untuk mencegah agar hama pemangsa lele seperti musang air, linsang, atau ular, sebaiknya pada saluran pemasukan maupun pembuangan air diberi saringan atau semacam jaring-jaring strimin pelindung.

Bisa juga dengan memasang pagar di pinggiran kolam. Jagalah suhu air kolam agar stabil pada kisaran 28o celcius agar lele tetap dalam kondisi yang baik.


F. Proses Panen

Dalam proses beternak, waktu panen adalah saat-saat yang sangat ditunggu.

Setelah masa pemeliharaan selama 2,5 sampai 3 bulan, lele telah siap untuk dipanen.

Biasanya lele siap panen dalam satu kilogram lele berisi sekitar 5-9 ekor. Dua minggu sebelum lele dipanen, frekuensi pemberian pakan sedikit dikurangi.

Dalam proses pemanenan, agar mudah kuras air kolam terlebih dahulu menggunakan ember ataupun pompa hingga tersisa air setinggi 10-15 cm. Gunakan sarung tangan atau bantuan jaring supaya tangan anda tidak terkena patil.

Setelah itu sortir lele seusuai ukuran agar lebih seragam.

Selain menggunakan media kolam tanah, anda juga bisa mencoba berbudidaya ikan lele di kolam tembok.

Namun untuk kolam tembok sendiri membutuhkan budget yang lebih banyak daripada kolam tanah. Tetapi kolam tembok tidak rentan bocor seperti pada kolam tanah.

Cara budidaya ikan lele di kolam tembok pun secara keseluruhan hampir sama dengan budidaya ikan lele di kolam tanah.

Hanya saja sedikit berbeda dalam hal penyiapan kolam.

Tetapi ada beberapa tips cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kebocoran tersebut, yaitu :

Kebocoran pada kolam tanah biasanya terjadi akibat tanggul kolam (pematang) tidak atau kurang kuat.

Maka dalam pembuatan tanggul kolam sebaiknya memperhatikan antara kedalaman kolam dengan tinggi dan lebar tanggul kolam. Biasanya tanggul kolam berbentuk trapesium sama kaki.

Supaya tanggul kolam kuat menahan debit air, tanggul dibuat dengan lebar atas 1 meter dan lebar bawah 2 sampai 3 meter. Tanggul kolam ditanamkan 20 cm meter dibawah dasar kolam agar lebih kuat.

Selain dalam hal tanggul, anda bisa membuat dasar kolam dengan posisi miring ke arah pengeluaran air sehingga memudahkan saat menguras air kolam.

Kemiringan dasar kolam dari arah pemasukan ke arah pengeluaran 1-2 %. Jadi setiap jarak 10 meter diberikan selisih ketinggian sekitar 30 cm.

Saluran ditengah kolam (kemalir) juga dibuat miring ke arah pengeluaran air agar memudahkan saat pengurasan.

Untuk saluran pemasukan air dan pengeluaran air sebaiknya di buat terpisah dan terletak di tengah sisi kolam yang pendek. Hal tersebut ditujukan agar sirkulasi air menjadi lancar.

Sumber Pustaka :

https://hobiternak.com/cara-budidaya-ikan-lele-di-media-kolam-tanah-dan-tips-pemeliharaannya/

Minggu, 27 Maret 2022

MENGENAL ALAT TANGKAP PERIKANAN GILLNET

Gambar 1. Alat tangkap gill net 


1. PENDAHULUAN

Gillnet disebut juga jaring insang karena alat tangkap ini dibuat dan dirancang secara khusus agar Ikan yang kita tangkap terkena melalui insang ikan makanya alat tangkap gilnet ini sama dengan alat tangkap yang sifatnya menjerat ikan melalui insang. Alat tangkap Gillnet ini banyak digunakan oleh para nelayan Tradisional maupun nelayan modern dikarenakan alat ini sangat praktis untuk menangkap ikan juga ramah terhadap lingkungan.

Alat tangkap Gillnet ini tersebar di seluruh indonesia bahkan diseluruh dunia menggunakannya. Yang membedakan dalam operasi alat tangkap ini hanyalah besarnya mata jaring yang dapat disesuaikan dengan jenis ikan yang akan kita tangkap.

Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “gill net dasar” atau “bottom gill net” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre.

1. Sejarah Alat Tangkap

Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.

1. Prospektif Alat Tangkap

Prospektif gill net dasar atau bottom gill net di Indonesia sangat baik, hal ini dikarenakan secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya bottom gill net secara kuantitatif di Indonesia :

1. Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh

2. Proses pembuatan bottom gill net mudah

3. Harganya relatif murah

4. Fishing method dari bottom gill net mudah

5. Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja

A. KONSTRUKSI ALAT TANGKAP ( BOTTOM GILL NET )

1. KONSTRUKSI UMUM

Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.

Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang.

2. DETAIL KONSTRUKSI

Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.

3. KARAKTERISTIK

Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.

Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.

Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan.

Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.

5. BAHAN DAN SPESIFIKASINYA

Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus).

1. Persyaratan

Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring gill net harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine.

Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.

2. Macam dan Ukuran benang

PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.

Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran, ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belum diolah.

3. Warna Jaring

Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain, warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghadang, sekecil mungkin.

A. HASIL TANGKAPAN

Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini.

B. DAERAH PENANGKAPAN

Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis.

C. ALAT BANTU PENANGKAPAN

Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan ikan pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat bantu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bottom gill net adalah :

* LAMPU / LIGHT FISHING

Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan gill net. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-macam antara lain :

Ancor / obor

Lampu petromak / starmking

Lampu listrk ( penggunaannya masih terbetas )

Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan cahaya lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain :

Kecerahan : Jika kecerahan kecil, berarti banyak partikel-partikel dalam air maka pembiasan cahaya terserap dan akhirnya tidak menarik perhatian dari ikan yang ada disekitarnya. Jadi kecerahan menentukan kekuatan lampu.

Gelombang, angin, arus : Akan mempengaruhi kedudukan lampu. Adanya faktor-fakttor itu menyebabkan kondisi sinar yang semula lurus menjadi bengkok.

Sinar bulan : Pada waktu bulan purnama sukar sekali mengadakan penangkapan menggunakan lampu karena cahaya terbagi rata, sadangkan penangkapan menggunakan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna dalam air.

* PAYAOS

Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos pelampungnya terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali yang menghubungkan antara pelampung dan pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene. Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan bekas tali polyethylene dan ban bekas.

D. TEKNIK OPERASI

Setting

Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya

akan dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara terpuntal.

Holling

Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.

E. HAL – YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENANGKAPAN

FAKTOR LUAR :~

1. Keadaan Musim ( cuaca )

Karena fishing ground atau daerah penangkapan merupakan daerah teluk, sehingga baik buruknya musim atau cuaca akan mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.

2. Keberadaan Resources (sumberdaya ikan)

Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akan mengurangi jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itu sendiri.

3. Teknik Penangkapan

Apabila salah dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkan hasil tangkapan (catch) yang minimum.

4. Market (Pemasaran)

Pemasaran atau market ke daerah konsumsi atau tujuan juga mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.

FAKTOR DALAM :

1. Bahan Jaring

Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy, suppleness”. Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep, linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twine ini mempunyai fibres

yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine yang lembut, ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil diameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi, ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.

2. Ketegangan rentangan tubuh jaring

Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini, akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun pada tubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinking force dari sinker dan juga shortening yang digunakan.

3. Shortening atau shrinkage

Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan mudah terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang cukup.

4. Tinggi Jaring

Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara float line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan. Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan secara entangled. Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

5. Mesh size

Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, gill net akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing ground tertentu. 

DAFTAR PUSTAKA :

Ayodhyoa,A.U. Fishing Methods. Bagian Penangkapan Ikan , Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975.

Ayodhyoa,A.U. Metode Penangkapan Ikan. Fakiltas Perikanan IPB. Bogor. 1974.

FAO Catalogue of Small Scale Fishing Gear. Published by arrangement with the Food and Agriculture Organization of the United Nations by Fishing New .

Fisherman’s Manual. Published by World Fishing. London. 1976.

Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkap Ikan. Team Penerjemah BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang. 1987.

Nomura,Masatsune dan Tomeyoshi Yamazaki. Fishing Techniques (1). Japan International Cooperation Agency. Tokyo. 1977

http://mediapenyuluhanperikananpati.blogspot.com/2015/12/mengenal-alat-tangkap-perikanan-gillnet.html

Minggu, 20 Maret 2022

INOVASI MENGOLAH IKAN LELE (Clarias sp.) DENGAN SISTEM ZERO WASTE

Gambar 1. Empek-empek ikan lele

Ikan lele termasuk ikan yang banyak diminati masyarakat karena berbagai kelebihannya. Salah satu kelebihan tersebut adalah rasanya enak dengan kandungan gizi cukup tinggi serta harganya murah. Komposisi gizi ikan lele meliputi kandungan protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %). Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan leusin dan lisin (Ubadilla dan Wikanastri, 2010)

Pengolahan pascapanen ikan penting dilakukan karena bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging ikan. Pengembangan produk merupakan suatu proses untuk menciptakan produk-produk baru yang biasanya dikaitkan dengan kebutuhan konsumen atau pasar, dapat berupa produk inovatif, modifikatif dan imitatif. Produk olahan pada pengembangan produk perikanan adalah pempek dan kerupuk dengan bahan baku ikan lele (Ririsanti et al., 2017)

Produk olahan dengan bahan baku ikan lele dilakukan dengan pengolahan ikan lele secara zero waste.  Penerapan prinsip zero waste pada perikanan yaitu seluruh bagian produk perikanan dimanfaakan dengan menggunakan teknologi terintegrasi sehingga tidak menghasilkan limbah.  Beberapa manfaat dan keuntungan penerapan prinsip zero waste adalah : (1) meningkatkan produktivitas, (2) mengat asi pencemaran lingkungan, (3) meningkatkan pendapatan dan efisiensi (Widyatami dan Ardhitya, 2016).

Penerapan konsep zero waste pada pengolahan ikan lele ini dilakukan dengan memanfaatkan seluruh bagian ikan lele untuk menjadi produk olahan makanan berupa pempek dan kerupuk serta sisa produksi dari pengolahan ikan lele dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair.  Pemanfaatan bagian-bagian lele secara zero waste yaitu daging lele dimanfaatkan menjadi olahan makanan berupa pempek dan tulang, ekor, kepala dan kulit ikan lele dimanfaatkan menjadi kerupuk dan sisa produksi dari pempek dan kerupuk dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair.

Produk ikan lele secara zero waste adalah produk tanpa menyisahkan limbah terdiri atas produk olahan makanan dan pupuk organik cair. Produk olahan makanan berupa pempek dan kerupuk  berbahan ikan lele adalah produk inovasi dari pempek dan kerupuk biasa kebanyakan berasal dari ikan laut. Produk olahan makanan berupa pempek adaan, pempek lenjer dan pempek telur kecil dikemas dalam bentuk frozen food bertujuan untuk mempertahankan rasa sedangkan kerupuk dikemas dalam plastik biasa. Pempek ikan ikan lele memiliki daya tahan satu hari apabila tidak diletakkan dalam freezer, sedangkan di dalam freezer pempek ikan lele akan dapat tahan selama 1 bulan. Pempek ikan lele dikemas dengan mesin vakum apabila tidak dibekukan dapat bertahan selama dua hari perjalanan jika dibekukan akan bertahan 4 hari dalam perjalanan.

Proses produksi pengolahan ikan lele secara zero waste menjadi produk olahan makanan dan sisa produksi menjadi pupuk organik cair melalui beberapa tahap yaitu Persiapan daging ikan lele sebagai bahan baku pempek dan kerupuk, pembuatan pempek ikan lele, pembuatan kerupuk ikan lele dan pembuatan pupuk organik cair.

Persiapan ikan lele sebagai bahan baku pempek dan kerupuk yaitu dengan cara mematikan ikan lele dengan membuat ikan terlebih dahulu dipuasakan kemudian dibuang airnya dan taburkan 1-2 sdm garam halus di atas setiap 1 kilogram ikan lele. Kemudian aduk rata dengan sendok kayu bergagang panjang, agar tangan tidak dipatil. Setelah diaduk tutup ember rapat-rapat, biarkan beberapa saat, hingga ikan lele lemas, dan mati dengan sendirinya sehinga  ikan lele ukuran besar siap disiangi. 

Metode mematikan ikan lele dengan garam dilakukan dengan tujuan agar tidak menyakiti ikan dan garam dapat membersihkan lendir yang ada pada ikan lele. Ikan lele disiangi dengan cara membuang insang dan isi perut ikan (jeroan). Sampah organik berupa insang dan isi perut ikan disisihkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair. Selanjutnya ikan lele dicuci bersih dan dilakukan pemisahan antara daging dan tulang dan kulit. Daging ikan digiling untuk dijadikan bahan membuat pempek, sedangkan kepala, tulang dan kulit diekstrak untuk dijadikan bahan membuat kerupuk, sisa dari ekstrak disisihkan kembali untuk bahan membuat pupuk organik cair.

Ikan lele sebagai bahan baku utama yang dipilih, diolah tanpa meninggalkan limbah (zero waste) karena masing-masing bagian ikan masih dapat dimanfaatkan walaupun memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini didukung oleh pendapat Handayani dan Diah (2012), bahwa hasil analisis bahan baku menunjukkan bahwa masing- masing bahan baku mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bahan baku daging lele mempunyai kelebihan pada kandungan proteinnya yang tinggi dan lebih fleksibel untuk diolah menjadi produk olahan kelemahannya adalah rendemen daging kurang dari 40% dan kandungan kalsiumnya rendah. Disamping itu diversifikasi pengolahan dengan menggunakan dagingnya saja akan menimbulkan limbah tulang dan kepala yang masih kaya nilai gizi terutama kalsium. Bahan baku lele utuh mempunyai kelebihan kandungan protein dan kalsiumnya tinggi, tidak menimbulkan limbah pengolahan,  meningkatkan nilai ekonomis dan fleksibilitasnya untuk diolah menjadi produk olahan masih tinggi mendekati daging ikan. Limbah tulang dan kepala lele mempunyai kelebihan yaitu kandungan kalsiumnya sangat tinggi namun kelemahannya kurang fleksibel untuk diolah menjadi produk olahan serta kandungan protein dan lemaknya rendah.

Pembuatan pempek ikan lele jenis telur kecil dan lenjer diawali dengan pembuatan biang dengan menggunakan tepung beras, tepung terigu, telur, garam dan kaldu bubuk diberi air lalu dipanaskan hingga menjadi kental.  Tujuan pembuatan biang ini agar pempek lebih ekonomis dan tekstur kenyal tetapi tidak keras. Pada tahap pencampuran pada pempek ikan lele dilakukan dengan menggunakan semua bahan pempek ikan lele. Pada tahap pencampuran tujuannya untuk menjadikan satu semua bahan agar menjadi adonan sampai benar-benar kalis dan tercampur. Pada tahap pembentukan adonan adalah bahan yang semua sudah dicampur sudah menjadi satu lalu dibentuk pempek yang berbentuk lenjer dan telur kecil, hal ini agar memudahkan untuk proses selanjutya. Pada tahap perebusan pempek bertujuan untuk mematangkan pempek ikan lele. Perebusan dilakukan dengan air yang bersih. Selanjutnya, dilakukan pada tahap penirisan pempek ikan lele. Tujuan dari penirisan adalah untuk memudahkan pempek untuk pengemasan.  

Sedangkan pempek ikan lele jenis adaan tidak didahului dengan biang dikarenakan pempek adaan setelah bahan semua tercampur rata digoreng dengan menggunakan minyak panas sampai matang lalu ditrisikan. Pada tahap pengemasan pempek ikan lele bertujuan untuk menarik konsumen supaya untuk membelinya. Selanjutnya, tahap penyimpanan dalam bentuk beku. Penyimpanan dalam bentuk beku dilakukan untuk mengawetkan produk pempek ikan kembung.

Pembuatan kerupuk ikan diawali dengan membuat ekstrak kepala, tulang dan kulit ikan lele dengan cara merebus bahan tersebut sampai mengental lalu disaring. Hasil ekstrak bersih dicampur dengan bahan pembuatan kerupuk, lalu dibentuk lonjong direbus dan ditiriskan, setelah ditiriskan selama kurang lebih 24 jam kemudian lenjeran kerupuk diiris tipis lalu dijemur. Pembuatan pupuk organik cair yaitu dengan menggunakan sisa produk pengolahan ikan lele menjadi produk makanan berupa insang, jeroan ikan dan limbah dari pembuatan ekstrak ikan lele selanjutnya semua bahan dimasukkan ke dalam wadah ditutup rapat dan didiamkan dibawah sinar matahari selama 15 hari kemudian pupuk organik cair dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman.Pempek dan kerupuk ikan lele dikemas dan diberi label. Pengemasan dilakukan dengan plastik vakum dan untuk kerupuk hanya disealer sedangkan pempek dilakukan proses vakum dan sealer dengan alat vacuum sealer bertujuan agar produk tetap terjaga kualitasnya. Produk yang telah dikemas selanjutnya dilakukan pelabelan (labelling). Labelling atau pelabelan bertujuan untuk mempromosikan produk yang sudah siap di pasarkan. Labelling ditempatkan di atas kemasan, sehingga respon mata akan langsung tertuju pada pada produknya dan digunakan sebagai penutup kemasan. Selain itu juga menghindari kontak dengan bahan kimia yang terkandung dalam tinta yang digunakan untuk mencetak tabel. Kemasan produk olahan makanan berbahan ikan lele dapat dilihat pada Gambar 1.

Tujuan dilakukannya pengemasan dengan tepat adalah agar kemasan tidak rawan terbuka, dan akan mempengaruhi kualitas produk dan penilaian konsumen terhadap keamanan pangannya. Desain kemasan yang menarik diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan konsumen dan citra produk yang baik (Marnani et al., 2019). Desain kemasan yang menarik dapat juga dijadikan bingkisan yang menarik. 

Pupuk organik cair berasal dari limbah produksi pengolahan produk makanan dari ikan lele merupakan pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan alam seperti pelapukan tanaman, kotoran hewan atau manusia (Suartini et al., 2018).  Proses fermentasi pupuk organik cair memakan waktu hingga 15 hari, guna menumbuhkan bakteri atau mikroorganisme pengurai secara alami melalui penambahan larutan gula merah dan air kelapa. 

Bau pupuk organic cair yang sudah jadi menjadi lebih bau dikarenakan tinggi kandungan N (nitrogen), P (Postorus) dan K (Kalium) yang tinggi. Sisa limbah dari ikan lele berupa insang, jeroan dan sisa pembuatan ekstrak kulit, kepala dan tulang ikan lele dapat dijadikan pupuk organik cair sesuai dengan pendapat Suartini et al. (2018) Limbah ikan bagian dalam dan luar yang tersisa pada pengolahan ikan memiliki potensi untuk diolah menjadi pupuk. Secara umum limbah ikan mengandung banyak nutrien yaitu N (nitrogen), P (posforus) dan K (kalium) yang merupakan komponen penyusun pupuk organik.

Pupuk organic cair dari sisa limbah produksi ikan lele menjadi olahan makanan dapat diaplikasikan ke tanaman sebagaimana didukung oleh hasil penelitian Yusuf (2019) bahwa pemberian POC limbah ikan lele pada tanaman hijau memberikan hasil yang signifikan pada semua parameter yang diamati, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan berat basah sedangkan pemberian POC limbah ikan lele pada tanaman sawi hijau memberikan hasil yang siginifikan pada parameter tinggi tanaman, lebar daun dan berat basah.

Gambar 2. Kerupuk Lele

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D.I.W dan Diah, K.  2012. Stiklele Alternatif Diversifikasi Olahan Lele (Clarias sp) Tanpa Limbah Betkalsium Tinggi.  Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang. 1(1):109-117

Marnani, S.m Petrus, H.T.S., Arif, M., dan Taufik,B.P.  2019.  Peningkatan Kualitas Abon Ikan Lele dengan Perbaikan Proses Produksi dan Kemasan di UKM Abon Jago Purwokerto Dan Prima Melati Purbalingga.  Dinamika Journal. 1(1): 62-67

Ririsanti, N.N., Evi, L., Yudi, N.I., dan Ruski, I.P.  2017.  Penambahan Karagenan  Terhadap Tingkat Kesukaan Pempek Lele.  Jurnal Perikanan dan kelautan.  8(1): 165-173

Ubadillah, A. dan Wikanastri, H.  2010.  Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Nugget Rajungan dengan Substitusi Ikan Lele (Clarias gariepinus).  Jurnal Pangan dan Gizi.  1(2): 46-54.

Suartini, K., Paulus,H.A. dan Minarni, R.J.  2018.  Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Jeroan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis). J. Akademika Kim. 7(2): 70-74


Widyatami, L.E. dan Ardhitiya, A.W.  2016.  Teknologi Pengolahan Ikan Lele secara Zero waste menjadi Produk Olahan Kerupuk pada Ponpes Raden Rahmat Sunan Ampel Di Kabupaten Jember.  Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN.Yusuf, V.B.G.  2019.  Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus tricolor L.) dan Sawi Hijau (Brassica Juncea L.).  Skripsi.  Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.  (tidak dipublikasikan).

http://akrel.ac.id/inovasi-mengolah-ikan-lele-clarias-sp-dengan-sistem-zero-waste/





Minggu, 13 Maret 2022

Cara Budidaya Ikan Lele bagi Pemula di Kolam Terpal


Gambar 1. Ikan lele 

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan tawar yang banyak diminati. Selain mengandung nutrisi tinggi yang baik untuk konsumsi, lele juga bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Cara budidaya ikan lele bagi pemula pun tidaklah rumit karena benih lele itu sendiri mudah didapat dan mudah perawatannya. Asalkan Anda tekun dan serius ketika melakukannya.

Beberapa hal yang perlu disiapkan saat membudidayakan ikan lele adalah memiliki dana cukup, pemilihan lokasi yang strategis, kesiapan sumber daya manusia, hingga mempertimbangkan dampak lingkungannya.

Mengingat limbah budidaya lele semakin lama dapat menimbulkan bau anyir menyengat dan dikhawatirkan menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Apabila ketentuan di atas sudah terpenuhi, selanjutnya mulai dengan mempersiapkan 5 tahapan di bawah ini:

1. Persiapkan Kolam

Cara budidaya ikan lele bagi pemula memulai dengan mempersiapkan kolam terpal atau semen

Membuat kolam ikan lele ini bisa dengan menggunakan terpal atau semen, dengan ukuran yang disesuaikan yaitu sedang atau besar.

Sebenarnya menggunakan kolam tanah pun boleh, asalkan tanah tersebut sudah tidak mengandung mikroorganisme asing yang nantinya dapat membahayakan bibit ikan lele.

Kemudian perhatikan juga bahwa permukaan kolam ikan lele harus lebih dalam supaya matahari tidak tembus yang bisa membuat ikan kepanasan, bahkan sampai mati.

Suhu air yang disarankan untuk kolam lele adalah 20 hingga 28 derajat celcius dan jangan lupa beri garam krosok untuk menyeimbangkan pH air serta mencegah munculnya jamur.

Setelah garam krosok, lanjut berikan molasses awal yang berfungsi menghambat pertumbuhan alga hijau biru (blue green algae) yang bisa meracuni ikan, sambil ditambahkan suplemen ikan.

Apabila kolam beserta hal pendukung lainnya sudah siap, tinggal diamkan 5 hari sampai lumut atau fitoplankton tumbuh secara alami untuk ditebar benih ikan lele.


2. Pilih Bibit Unggul

Cara budidaya ikan lele bagi pemula juga harus tahu betul jenis bibit yang berkualitas, supaya bisa menghasilkan ikan lele unggul.

Umumnya, proses pencarian bibit lele berkualitas ini dapat dibeli langsung ke penjual benih ikan terpercaya, asalkan Anda mengenali ciri-ciri benih terbaik seperti ini.

Bibit lele jantan memiliki perut ramping dengan tulang kepala pipih, warnanya cenderung lebih gelap, gerakannya lincah serta bentuk kelamin yang runcing.

Bibit lele betina mempunyai ciri perut yang lebih besar dari punggungnya, ukuran kepala cembung, agak lamban gerakannya, dan kelaminnya berbentuk bulat.

Ukuran ideal bagi ikan lele bibit unggul ini sekitar 5-7 cm dan pastikan tidak ada cacat tubuh sedikit pun.

Kemudian, bibit ikan lele unggul akan sangat gesit atau agresif ketika diberi makanan karena mereka sangat dominan lincah.

Apabila sudah mendapatkan bibit ikan lele unggul, selanjutnya tebar benih-benih tersebut pada kolam yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Dikarenakan benih lele ini masih sangat sensitif, maka menyebarnya jangan sembarangan. Pastikan suhu dari tempat asalnya dengan kolam ternak sama.

Jika bibit lele sudah bisa menyesuaikan diri dengan tempat barunya, tinggal tunggu satu hari untuk diberi suplemen ikan dengan dosis 5 ml/m3.

Fungsi dari suplemen ikan lele ini membantu pembentukan sistem kekebalan tubuh yang baik dan sehat, sehingga tidak mudah sakit.


3. Perkembangbiakan

Dalam proses membudidayakan ikan lele, peternaknya harus teliti dan perhatikan betul apabila mengetahui ada lele yang sudah siap dikawinkan.

Ciri dari ikan lele yang matang bisa dilihat dari kelaminnya. Untuk lele betina yaitu kuning dan lele jantan merah.

Setelah layak dikawinkan, sel telur ikan lele yang sudah dibuahi akan mulai terlihat setelah 24 jam. Sel telur itu akan menempel pada bagian sarang.

Telur-telur ikan lele ini nantinya akan menetas sendiri dan siap menjadi anak lele untuk dipisahkan ke tempat khusus supaya benih baru lahir tidak stres atau mati.


4. Pemeliharaan

Cara budidaya ikan lele bagi pemula dengan memperhatikan kondisi air, pakan, dan antisipasi hama yang bisa mengganggu kesehatan lele

Saat beternak ikan lele penting juga memperhatikan kondisi air, pakan, dan antisipasi serangan hama, caranya sebagai berikut:


Mengelola Air

Air kolam ikan lele baru bisa diganti apabila sudah memasuki masa panen, kalau diganti sebelum panen ada potensi akan menghambat pertumbuhannya.

Usahakan mengganti air kolam saat pagi atau sore hari, supaya tidak terlalu panas yang bisa berdampak buruk pada kesehatan ikan lele.


Pakan Ikan

Pilih pakan atau makanan ikan lele yang tinggi nutrisi seperti plankton, pelet, cacing atau makanan yang mengandung protein.

Beri makan teratur sehari 3 kali (pukul 7 pagi, 5 sore, dan 10 malam). Jangan beri makan saat hujan, karena bisa merubah kualitas makanan yang tercemar zat asam.


Antisipasi Hama

Organisme patogen dalam kolam ikan lele memang bisa saja muncul tanpa diketahui sebelumnya, sehingga penting untuk memberi asupan suplemen tambahan pada ikan.

Selain itu, gunakan sekat pembatas untuk mencegah binatang asing yang sewaktu-waktu bisa saja membahayakan ikan lele.


5. Panen

Cara budidaya ikan lele bagi pemula: ketika masa panen lele tiba, pindahkan lele ke wadah lain

Ikan lele yang terpelihara dengan baik sudah pasti akan menjadi lele berkualitas. Umumnya, setelah 2-3 bulan lele sudah dapat dipanen.

Ketika dipanen, 1 kg lele bisa berjumlah sekitar 7-8 ekor dengan ukuran antara 5-7 cm atau 9-12 cm.

Cara memanen ikan lele yaitu menyurutkan terlebih dulu air kolamnya, kemudian bisa dipindahkan ke wadah lain menggunakan serok atau jaring.

Sortir ikan lele yang siap dipanen tersebut dengan hati-hati dan setelahnya baru dibersihkan untuk diisi dengan benih baru yang semula sudah dipisahkan.

Cara budidaya ikan lele bagi pemula seperti di atas ini bisa diterapkan kapan saja, kuncinya yaitu telaten supaya hasil yang didapat maksimal.


Sumber Pustaka :

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201230162235-277-587963/cara-budidaya-ikan-lele-bagi-pemula-di-kolam-terpal

Senin, 07 Maret 2022

Membuat Pupuk Cair dari Limbah Ikan

Gambar 1. Pupuk organik dari limbah ikan

Mediatani – Biasanya ikan yang tidak layak konsumsi atau busuk akan dibuang begitu saja. Padahal, ikan yang tidak layak dikonsumsi itu masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair (POC) yang tentunya sangat berguna untuk tanaman. POC limbah ikan dinilai sangat baik untuk dijadikan sebagai pupuk karena di dalamnya terdapat kandungan FAA (fish amino acid) yang kaya akan nitrogen, kalium dan unsur-unsur hara mikro yang diperlukan bagi tanaman untuk tumbuh subur.

Beberapa keunggulan dari pupuk organik cair dari limbah ikan, antara lain :

  1. Pupuk organik limbah ikan memiliki unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk anorganik.
  2. POC limbah ikan dapat membuat daun tanaman hias menjadi lebih mengilap dan lebih banyak, serta mampu bertahan lebih lama.
  3. Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan murah karena menggunakan limbah pengolahan ikan.
  4. Harga jual yang terbilang cukup kompetitif dibandingkan dengan produk impor yang sangat mahal.
  5. Memenuhi konsep back to nature melalui pertanian organik.

Meski memiliki banyak keunggulan, POC limbah ikan ini juga punya kekurangan, yaitu memiliki bau yang busuk dan sangat menyengat hingga membuat kepala pusing.

Namun, masalah ini dapat diatasi dengan menambahkan bahan penyerap bau, menurunkan pH limbah cair, memberi aerasi, serta menggunakan mikroba dekomposer yang merombak senyawa yang menimbulkan bau.

Dengan memanfaatkan limbah ikan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk organik cair, maka langkah ini juga dapat memaksimalkan potensi perikanan dan mengurangi jumlah ikan yang terbuang sia-sia.

Dilansir dari Faunadanflora.com, berikut ini cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Limbah Ikan

1. Bahan dan Alat

2 kilogram limbah ikan atau ikan yang sudah tidak layak konsumsi

1 liter air

2 liter gula merah yang telah dicairkan

5 tutup botol EM4 atau pupuk hayati

Ember

Plastik tebal dan tali untuk menutup ember

2. Cara Membuat

Potong kecil-kecil atau haluskan ikan hingga menjadi bubur dengan ditambahkan 1 liter air.

Masukkan bubur ikan tersebut ke dalam wadah ember.

Tambahkan 2 liter larutan gula merah.

Tambahkan sebanyak 5 tutup botol larutan EM 4 atau pupuk hayati.

Aduk semua bahan sampai merata.

Tutup wadah atau ember menggunakan plastik dan ikat hingga benar-benar rapat untuk proses fermentasi.

Proses fermentasi memakan waktu selama 1-2 bulan, atau lebih lama akan lebih baik.

Ciri POC ikan fermentasi yang sudah jadi dan siap pakai sudah tidak mengeluarkan bau busuk.

Perlu diperhatikan, selama proses pembuatan POC limbah ikan, sebaiknya dilakukan di lokasi yang jauh dari pemukiman, karena proses fermentasi yang berlangsung akan mengeluarkan bau busuk yang sangat menyengat.

Dosis pemakaian untuk POC limbah ikan yaitu sekitar 100-200 ml POC untuk 10 liter air. Cara pengaplikasian POC dilakukan dengan cara menyemprotkan atau menyiramkan POC pada tanaman. Pemberian POC pada tanaman dilakukan setiap sekali selama 1 minggu dan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari.

Sumber Pustaka :

https://www.kampustani.com/

https://mediatani.co/mau-buat-pupuk-cair-dari-limbah-ikan-begini-caranya/


Rabu, 02 Maret 2022

Maggot, Bahan Pakan Ikan Alternatif yang Murah dan Mudah

Gambar 1. Maggot


Dalam beberapa bulan terakhir, nama Maggot mendadak populer di kalangan pembudi daya ikan di Indonesia. Nama tersebut menjadi buah bibir, karena Pemerintah Indonesia sejak awal 2020 sudah menyebutkan akan menjadikan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) itu sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ikan

Meski sudah ada bahan baku lain yang juga bisa dijadikan bahan baku alternatif, namun Pemerintah terlihat fokus pada Maggot, karena banyak manfaat dan keunggulan yang tidak ada pada bahan baku lain

Keunggulan itu, di antaranya karena Maggot mengandung protein tinggi dan berkualitas yang dibutuhkan oleh ikan, pembuatan yang mudah dilakukan oleh siapa saja dengan biaya produksi yang murah dan terjangkau karena media utamanya adalah sampah organik

Manfaat lain dari Maggot, adalah pengolahan sampah organik yang biasanya banyak diproduksi oleh rumah tangga. Dengan diolah menjadi Maggot, sampah akan menghilang dan di saat yang sama akan menjadi makanan untuk ikan

Persoalan pasokan pakan ikan sejak lama sudah dirasakan oleh para pembudi daya ikan di Indonesia sampai sekarang. Meski pasokan lancar, namun harga pakan ikan di pasaran masih mahal karena bahan baku pembuatan pakan masih impor.

Untuk mengatasinya, Pemerintah terus mencari formula agar bisa menghasilkan pakan ikan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Salah satu caranya dengan memanfaatkan bahan baku pakan ikan alternatif yang bisa ditemukan di Indonesia.

Dari semua bahan baku itu, menurut Direktur Jenderal Perikanan Budi daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB KKP) Slamet Soebjakto, Maggot adalah yang paling potensial dikembangkan sebagai pakan ikan karena mudah ditemukan dan biayanya relatif murah.

“Maggot berpeluang cukup besar untuk dijadikan sebagai bahan baku alternatif pakan (ikan) berprotein tinggi bagi pertumbuhan ikan,” ucapnya di Jakarta belum lama ini.

Lalat tentara hitam (Hermetia illucens) penghasil maggot dengan pakan  sampah organik. Budi daya lalat ini menjadi solusi menguntungkan masalah sampah di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jatim. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

Maggot yang merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) memang sangat istimewa dibandingkan bahan baku pakan alternatif lainnya karena mengandung nutrien yang lengkap untuk ikan dan kualitas yang baik. Selain itu, Maggot bisa diproduksi dalam waktu singkat dan berkesinambungan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan.

Keunggulan lainnya, yaitu masyarakat mudah mengadopsi teknologi produksi Maggot. Kemudian, dalam prosesnya Maggot juga bisa diproduksi menjadi tepung (mag meal), sehingga bisa menekan biaya produksi pakan.

Maggot atau larva lalat tentara hitam (Hermetia illucens) yang bisa dijadikan bahan baku pakan ikan alternatif. Foto : KKP/Mongabay Indonesia

Tantangan

Dengan semua potensi itu, Slamet Soebjakto menyebut bahwa Indonesia perlu mengembangkan industri khusus untuk Maggot yang pada akhirnya akan bisa menyediakan lapangan pekerjaan yang tidak sedikit. Jika itu terwujud, maka Maggot akan bisa membantu Negara untuk menambah lapangan pekerjaan.

“Pengolahan sampah organik melalui teknologi biokonversi Maggot diharapkan juga berperan dalam mengurangi sampah organik dengan cepat serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan juga ketersediaan Maggot sabagai bahan baku alternatif pakan tersedia sepanjang waktu,” ungkapnya.

Di sisi lain, Slamet menyebut pengembangan Maggot sebagai bahan baku alternatif pakan ikan, dipastikan akan menghadapi banyak tantangan. Sehingga butuh ketekunan dan edukasi kepada masyarakat terkait sampah organik.

Perlunya edukasi, karena sampah organik merupakan sumber media utama budi daya Maggot. Sementara, sumber sampah organik berasal dari sampah rumah tangga. “Sehingga harus dipilah mana organik dan anorganik. Kualitas Maggot tergantung dari bahan baku media budi daya yang digunakan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Slamet menerangkan bahwa Maggot juga dapat diproduksi dalam waktu singkat dan tersedia dalam jumlah yang melimpah sepanjang waktu. Lalu, Maggot juga aman bagi ikan karena itu bukan vektor penyakit, dan mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan.

Di luar itu, Slamet menambahkan bahwa produksi budi daya Maggot juga sangat sederhana dan mudah, karena tidak memerlukan air, listrik, bahan kimia, dan infrastruktur yang rumit dan mahal. Selain itu, Maggot juga mampu mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya.

Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) KKP Sjarief Widjaja pada kesempatan berbeda menyebutkan bahwa KKP memang fokus untuk menjadikan Maggot sebagai bahan baku alternatif unggulan untuk pembuatan pakan ikan. Saat ini, sudah ada beberapa perusahaan yang tertarik untuk melaksanakan produksi Maggot.

Perusahaan yang sudah menyatakan ketertarikan itu ada di Depok dan Bogor (Jawa Barat), Lampung, Tangerang (Banten), Blitar (Jawa Timur), dan Banyumas (Jawa Tengah). Perusahan-perusahaan tersebut ada yang sudah berhasil melaksanakan diversifikasi produk Maggot dan dikemas dalam bentuk pakan ikan kering, pupuk, dan granula.

“Ini menunjukkan bahwa produksi Maggot dapat dijalankan dalam jumlah besar komersial,” sebutnya.

Manfaat

Munculnya Maggot sebagai kandidat utama bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ikan, karena Maggot memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk pembuatan pakan ikan. Artinya, komponen yang dibutuhkan untuk membuat pakan ikan yang mengandung gizi cukup baik, bisa didapatkan dari Maggot.

Selain itu, Maggot juga dinilai potensial karena mudah didapat, diproses, dan bisa dijangkau oleh masyarakat luas dengan harga yang murah. Adapun, komponen yang dimaksud, adalah protein yang menjadi kebutuhan utama ikan dan bisa didapatkan dari pakan ikan.

“Salah satu nutrisi pakan yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ikan adalah protein. Kualitas protein sangat tergantung dari kemudahannya dicerna dan nilai biologis yang ditentukan oleh asam amino yang menyusunnya. Semakin lengkap kandungan asam aminonya maka kualitas protein akan semakin baik,” papar dia.

Sebelum Maggot muncul sebagai kandidat utama, para pembuat pakan ikan harus bekerja keras untuk menghadirkan produk yang baik dan berkualitas dengan kandungan protein yang tinggi. Namun, upaya tersebut berujung pada konsekuensi harga dari produk pakan ikan tersebut menjadi mahal, karena bahan baku dengan protein tinggi harus didatangkan dengan cara impor.

“Alhasil, tingginya harga pakan semakin melambung karena harus ditambah dengan biaya impor,” ucap Sjarief.

Diketahui, Maggot adalah organisme yang berasal dari larva Black Soldier Fly (BSF) dan dihasilkan pada metamorfosis fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang nantinya akan menjadi BSF dewasa. Untuk mendapatkan Maggot, siapapun bisa melaksanakan produksi dengan mudah, cepat dan kemudian melaksanakan panet dari usia 10 hari hingga 24 hari.

Periode waktu yang disebutkan di atas untuk bisa melaksanakan panen, adalah saat BSF sudah menetas dan kemudian masuk fase larva yang bisa tumbuh antara 15-20 milimeter hingga masuk fase pupa. Setelah menetas, Maggot yang dihasilkan dari BSF akan mengandung protein yang tinggi antara 41-42% protein kasar, 31-35% ekstrak eter, 14-15% abu, 4,18-5,1% kalsium, dan 0,60-0,63% fosfor dalam bentuk kering.

“Sementara itu, kandungan protein dalam pakan ikan umumnya berkisar antara 20 hingga 45 persen. Dengan kata lain, Maggot mengandung protein dan gizi tinggi, yang unggul untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan sistem imun ikan,” jelasnya.

Selain bergizi tinggi, harga Maggot juga cukup terjangkau di pasaran, karena bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan Maggot bisa didapatkan dengan mudah.

Sumber Pustaka ;

https://www.mongabay.co.id/2020/03/17/maggot-bahan-pakan-ikan-alternatif-yang-murah-dan-mudah/

 

Selasa, 22 Februari 2022

 Tipe - Tipe Wadah dan Kemasan Olahan Ikan

WADAH

Wadah dapat dibagi secara garis besar menjadi dua macam tergantung pada penggunaannya, yaitu wadah bagian luar atau wadah pengangkutan dan wadah untuk konsumen atau wadah penjualan. Tujuan utama dari wadah pengangkutan adalah sebagai tempat dan juga untuk melindungi isinya selama pengangkutan dari pabrik ke konsumen. Fungsi dari wadah untuk konsumen atau wadah penjualan yaitu memberikan sejumlah tertentu barang dalam satu unit yang akan dibeli oleh konsumen terakhir.

Ada enam tipe utama wadah bagian luar atau wadah pengangkutan Peti-peti atau krat (crates) dari kayu atau plywood.

  1. Kotak-kotak kayu atau baja (kegs) polywood
  2. Drum-drum baja dan alumunium.
  3. Drum dari fibre board.
  4. Peti-peti dari fibre board yang padat dan bergelombang.
  5. Kantung dari tekstil (yute, katun, linen) 
  6. Karung (bales)

Disamping keenam tipe utama tersebut, ada beberapa tipe yang tersusun dari wadah plastik yang diperkuat dengan dengan fibre glass. Wadah plastik seringkali juga digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan cair.

Kelompok utama dari wadah-wadah untuk konsumen atau penjualan adalah :

  1. Kaleng-kaleng logam dan wadah yang bagian tutupnya diperkuat dengan logam.
  2. Botol-botol dan stoples gelas.
  3. Wadah-wadah plastik dengan bermacam-macam bentuk yang kaku atau agak kaku.
  4. Tabung-tabung yang tahan rusak kalau jatuh, baik terbuat dari logam maupun plastik.
  5. Kotak yang dibuat dari kertas tebal dan karton yang kaku dan dapat dilipat.
  6. Wadah dari paper-pulp dengan bermacam-macam bentuk.
  7. Pengemasan yang fleksibel terbuat dari kertas, paper board, plastik tipis, foil, laminats yang digunakan untuk membungkus, kantung, amplop, sachet, pelapis luas dan lain-lain.

Disamping ketujuh tipe utama tersebut, ada beberapa tipe yang tersusun dari wadah plastik yang diperkuat dengan dengan fibre glass. Wadah plastik seringkali juga digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan cair.

Kelompok utama dari wadah-wadah untuk konsumen atau penjualan adalah :

  1. Kaleng-kaleng logam dan wadah yang bagian tutupnya diperkuat dengan logam.
  2. Botol-botol dan stoples gelas.
  3. Wadah-wadah plastik dengan bermacam-macam bentuk yang kaku atau agak kaku.
  4. Tabung-tabung yang tahan rusak kalau jatuh, baik terbuat dari logam maupun plastik.
  5. Kotak yang dibuat dari kertas tebal dan karton yang kaku dan dapat dilipat.
  6. Wadah dari paper-pulp dengan bermacam-macam bentuk.
  7. Pengemasan yang fleksibel terbuat dari kertas, paper board, plastik tipis, foil, laminats yang digunakan untuk membungkus, kantung, amplop, sachet, pelapis luas dan lain-lain.

Bahan-bahan Kemasan

Pengelompokan dasar bahan-bahan pengemas yang digunakan untuk bahan pangan termasuk hasil perikanan adalah:

  1. Logam seperti lempeng timah, baja bebas timah, alumunium
  2. Gelas
  3. Plastik, termasuk beraneka ragam plastik tipis, yang berlapis laminates dengan plastik lainnya, kertas atau logam (alumunium)
  4. Kertas, paperboard, fibreboard.
  5. Lapisan (laminate) dari satu atau lebih bahan-bahan di atas

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI TERHADAP BAHAN YANG DIKEMAS

Penyimpangan mutu bahan pangan termasuk komoditas perikanan dan produk-produk olahannya adalah penyusutan kualitatif dimana bahan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak lagi untuk dikonsumsi manusia. Bahan pangan dikatakan rusak apabila telah mengalami perubahan cita rasa, penurunan nilai gizi, atau tidak aman lagi untuk dikonsumsi karena dapat mengganggu kesehatan. Makanan rusak adalah makanan yang sudah kadaluarsa atau melampaui masa simpan (shelf-life). Makanan kadaluarsa barangkali masih tampak bagus akan tetapi mutunya sudah menurun, demikian pula nilai gizinya.

Selain penyusutan kualitatif dikenal pula penyusutan kuantitatif, yaitu kehilangan jumlah atau bobot, karena penanganan yang kurang baik maupun gangguan biologi (serangan serangga dan tikus). Susut kualitatif dan kuantitatif sangat penting dalam proses pengemasan. Apabila dibandingkan antara kedua jenis susut tersebut, maka susut kuantitatif lebih berperan dalam pengemasan.

Pengemasan sebagai bagian integral dari proses pengolahan dan pengawetan komoditas perikanan dapat pula mempengaruhi mutu, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan :

Perubahan fisik dan kimia karena migrasi zat-zat kimia dari bahan kemas (monomer plastik, timah putih, korosi).

Perubahan aroma (flavor), warna, tekstur yang dipengaruhi oleh perpindahan uap air dan oksigen.

DESAIN PENGEMASAN

Untuk menambah daya tarik suatu produk, salah satu rangkaian/bagian pengemasan yang penting untuk diperhatikan adalah desain kemasan. Desain kemasan harus dibuat semenarik dan secantik mungkin untuk menambah nilai jual suatu produk. 

Ketika mendesain kemasan, beberapa unsur yang harus tercantum dalam kemasan antara lain: 

o Nama produk

o Nomor pendaftaran produk

o Komposisi bahan penyusun produk

o Kode produksi

o Berat/volume produk

o Aturan pemakaiannya,

o Tanggal kadaluarsa

o Peringatan akan bahaya samping

o Cara penyimpanan

o Nama pabrik pembuatnya

o Merek dagang

o Kualitas produk

Gambar 1. Kemasan Olahan Ikan 

Suatu desain bisa saja menjadi trade mark pada masa tertentu namun kita juga harus mempertimbangkan seberapa lama produk tersebut akan bertahan pada posisinya. Oleh karena itu perlu dipikirkan untuk memperbaharui konsep desain yang telah ada. Inovasi pada kemasan produk memang perlu dilakukan asalkan kemasan baru tersebut tetap mempertahankan beberapa unsur lama.

Hal yang perlu diperhatikan ketika ingin mengubah suatu desain adalah respon dari konsumen. Jangan sampai suatu perubahan dilakukan secara drastis dengan mengubah semua sisi. Hal ini akan berdampak buruk dengan hilangnya citra produk yang kita pasarkan. Ada baiknya kita mengubah sedikit demi sedikit sambil mengenalkan perubahan baru tersebut kepada konsumen. Karena tanpa komunikasi maka kemungkinan kecil perubahan baru tersebut dapat diterima dengan cepat.

Desain kemasan kemudian diwujudkan dalam bentuk label kemasan. Teknik pelabelan bisa dicetak, bisa juga secara sederhana yaitu dengan sablon.


Sumber : Modul TOT Pengembangan Produk Berbasis Ikan Pelagis, 2009

https://www.lalaukan.com/2013/08/tipe-tipe-wadah-dan-kemasan-olahan-ikan.html


Minggu, 20 Februari 2022

 SISTEM BUDIDAYA MINA PADI

 

Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada sistem tersebut adalah ikan mas, nila, mujair, karper, tawes dan lain-lain.

Ikan Nila merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan terhadap matahari.

Agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu, pemeliharaan ikan di sawah harus disesuaikan dengan sistem pengairan yang ada, sehingga produksi padi tidak terganggu. Sawah yang sesuai untuk mina padi adalah sawah yang berpengairan teknis maupun setengah teknis.

Usaha mina padi selain merupakan usaha yang menguntungkan, juga dapat meningkatkan pendapatan petani, serta membantu program pemerintah dalam usaha memenuhi gizi keluarga.

Selain itu, keuntungan yang didapat pada sistem mina padi ini di antaranya:

  1. Mengurangi hama penyakit pada tanaman padi seperti hama tikus, keong mas dan wereng.
  2. Lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang mengandung berbagai unsur hara.
  3. Mengurangi penggunaan pupuk.
  4. Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersifat kompetitor (pesaing) dengan padi dalam pemanfaatan unsur hara.
  5. Mengurangi biaya penyiangan tanaman liar.

Budi daya mina padi tidak terlalu berbeda dengan budi daya padi sawah biasa. Mulai dari penyemaian bibit hingga panen, semuanya relatif sama. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, berikut beberapa di antaranya:

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menambah kesuburan tanah dan menumbuhkan plankton-plankton sebagai pakan alami ikan.

  • Pemupukan Dasar. Pupuk kandang/kotoran ayam: 1-2 ton/ha sebagai pupuk dasar diberikan sesudah pengolahan tanah. Pupuk buatan dapat diberikan pupuk NPK dengan takaran pupuk P dan K berdasarkan kadar atau status hara P dan K tanah. Untuk tanah dengan kandungan P rendah, takaran pupuk: 125 kg SP-36/ha. Untuk tanah dengan status P tinggi takaran pupuk: 50 kg/ha. Pupuk P diberikan pada saat tanam atau paling lambat pada umur 3 minggu. Pupuk K hanya diperlukan pada tanah yang mengandung hara K rendah yang diberikan sekaligus pada saat tanam bersamaan dengan pemberian pupuk Urea dan SP-36 sebagai pupuk dasar atau paling lambat pada umur 40 hari atau menjelang fase primordia.
  • Pemupukan Susulan. Pupuk susulan berupa 50 kg/ha Urea, diberikan 2 minggu kemudian dengan cara ditebar.

Pemilihan Varietas Padi dan Bibit Ikan

Varietas padi yang cocok untuk sistem mina padi adalah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

  • Perakaran dalam, agar padi yang ditanam tidak mudah roboh sehingga menghambat pergerakan ikan.
  • Cepat beranak (bertunas), untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas akibat genangan air. Batang kuat dan tidak mudah rebah, untuk menghindari pertumbuhan batang yang lemah akibat serapan air ketanaman yang cukup tinggi.
  • Tahan genangan pada awal pertumbuhan. Daun tegak untuk memperbanyak sinar matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga proses fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan padi akan meningkat.
  • Varietas padi tahan hama dan penyakit.

Berdasarkan kreteria di atas maka petani banyak menjatuhkan pilihan pada varietas padi Ciherang. Jumlah benih padi yang diperlukan kurang lebih 25 kg/ha. Bibit padi dapat ditanam setelah ditumbuhkan terlebih dahulu selama 15-21 hari. Sistem tanam yang sering digunakan dalam mina padi Jajar Legowo 2:1 atau 4:1.

Adapun kriteria benih ikan yang cocok untuk mina padi yaitu:

  • Tahan terhadap goncangan lingkungan dan penyakit,
  • Memiliki pertumbuhan cepat,
  • Disukai konsumen,
  • Nilai ekonominya tinggi, dan
  • Diutamakan yang tidak berwarna cerah untuk menghindari serangan hama terutama hama burung,

Jenis ikan yang bisa dipilih sesuai kriteria di atas yaitu ikan nila (ukuran 5-8 cm).

Penebaran Benih Ikan

Waktu yang tepat untuk menebar benih ikan yaitu di saat tanaman padi berumur 30 HST (Hari Setelah Tanam) yaitu setelah penyiangan pertama dan pemupukan dasar. Penebaran dapat dilakukan pada sore atau pagi hari.

Ini bertujuan untuk menghindari obat-obatan atau pupuk. Jumlah benih ikan tebar padat dengan ukuran 5-8 cm kurang lebih berjumlah 1000-2000 ekor/hektar.

Pengaturan air setelah penebaran benih ikan dengan ketinggian mengikuti pertumbuhan tanaman. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang saringan dari kawat atau anyaman bambu untuk mencegah keluarnya ikan yang dipelihara dan mencegah ikan liar masuk ke dalam petakan sawah.

Pada pintu pengeluaran air perlu diatur sedemikian rupa, untuk menahan air sesuai dengan kebutuhan dan membuang air yang berlebihan pada saat terjadi hujan.

Pemeliharaan Ikan

Pemberian pakan ikan dapat diberikan setelah 3 hari benih ikan ditebar di sawah. Jenis pakan dipilih adalah pakan apung dengan kadar protein 28-32%. Pemberian pakan dihentikan setelah ikan berkurang nafsu makannya. Periode pemberian pakan sebaiknya dilakukan 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore hari.

Untuk memelihara kesuburan padi maka dapat diberikan pupuk kandang setelah ikan berumur 2-3 minggu, dengan cara ditebar. Dosis yang digunakan kurang lebih 0,25 kg/m2.

Pemanenan

Saat panen yang paling tepat adalah ketika 90% gabah menguning. Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum panen padi dengan cara mengeringkan petakan sawah. Setelah air surut maka ikan akan terkumpul pada kamalir/parit.

Ikan yang ada dalam kamalir kemudian digiring menuju ke bak penampungan, selanjutnya ikan ditangkap dengan menggunakan scoop-net. Ikan-ikan yang tertangkap kemudian ditampung di tempat penampugan yang berisi air bersih.

Gambar 1. Mina padi

Sumber:

http://www.gemaperta.com/2016/03/minapadi-dengan-i...

http://www.infoagribisnis.com/2016/05/mina-padi/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/79212/SISTEM-BUDIDAYA-MINA-PADI/


Selasa, 15 Februari 2022

Cara Budidaya Ikan Mas Di Kolam Tanah Bagi Pemula

Gambar 1. Budidaya ikan mas di kolam tanah

Ikan mas atau (Cyprinus carpio) adalah jenis ikan air tawar yang pada umumnya paling banyak kita temukan di indonesia. untuk membantu perekonomian msyarakat sebagaimana ikan mas dapat di budidayakan baik dalam kolam terpal ataupun kolam tanah.Pada kenyataanya dalam hal produksi ikan mas dapat mampu bersaing dalam harga di atas rata-rata ikan konsumsi lainya,Dan dalam budidaya ikan mas ini pemasaranyapun sangat mudah ikan mas ini di jual mulai dari harga Rp 2.500.-5000/ekor tergantung dari besarnya ikan tersebut selama penjualan kekonsumen, juga banyak di minati oleh masyarakat karena mempunyai sumber protein yang sangat baik,Untuk memulai usaha budidaya ikan mas kalian harus mengetahui terlebih dahulu cara-cara mendasarnya biar bisa mendapat hasil panen yang banyak.Adapun cara-caranya yang nanti akan saya terangkan di bawah ini mohon di simak baik-baik dari awal hingga ahkir supaya bisa mengetahuinya dengan benar budidaya ikan mas di kolam tanah\

Pemilihan Induk Ikan Mas

Tidak ada bedanya dengan budidaya ikan pada yang lainya agar dapat mengasilkan benih yang bagus dan berkualitas,pemilihan induk harus benar-benar di perhatikan agar keturunan yang di hasilkan sehat dan menghasilkan benih yang banyak.Tenang saja di bawah ini akan saya jelaskan bagimana memilih indukan yang baik dan benar di antaranya yaitu:

Umur

Sebagai mana agar dapat menghasilkan telur yang banyak dan bagus umur indukan betina harus berkisar 1-2 tahun,dengan pencapaian umur ini berat indukan sudah mencapai 2-3 kg lebih/ekor dan sudah cukup umur untuk di jadikan bibit/indukan,Sedangkan umur pejantan yang sudah siap kawin umurnya relatif lebih muda dari indukan betina,yang bisa di jelaskan di antaranya yaitu sudah mencapai umur 8 bulan,dengan berat badan 0,5kg/ekor

Bentuk Badan

Pemilihan bentuk badan pada keduanya keseluruhan meliputi dari ujung mulut sampai ujung ekor harus benar-benar mulus dan tidak ada goresan atau lecet sedikitpun di badan idukan tersebut.dan garis sisik kanan dan kiri harus sama,dan tersusun secara teratur,bila sisik yang terlihat kusam atau tidak cerah bisa di bilang induk kurang sehat atau sudah cukup umur

Kepala

bagian kepala induk ikan mas lebih kecil dari bagian tubuhnya,tutup insan normal,ujung mulut di bibir atas mempunyai 2 kumis,mata jernih.dan pangkal ekor yang bagus tidak cacat/luka,kuat jika indukan ikan mas pangkal ekornya cacat/luka sebaiknya di singkirkan dari pemilihan induk ikan mas

Membedakan Induk Ikan Mas Jantan Dan Betina

Betina

  1. Mempunyai badan di bagian perut gendut, dan buncit
  2. Mempunyai gerakan lamban
  3. Bila di urut dari atas ke bawah terasa gember-gember dan kemaluanya akan mengeluarkan cairan yang berwarna kuning

Jantan

  1. Mempunyai tubuh yang ramping
  2. Mempunyai gerakan yang lincah,gesit
  3. Bila bagian perut di urut dari atas ke bawah maka kemaluanya akan mengeluarkan cairan yang berwarna putih,cairan itu bisa di sebut sperma

Memelihara Indukan

Bila indukan sudah di seleksi dan memenuhi syarat sperti yang sudah di jelaskan di atas selanjutnya harus mempersiapkan kolam khusus untuk induk jantan dan betina supaya proses perkawinanya bisa berjalan dengan lancar .Setiap indukan betina yang akan memijah membutuhkan luas kolam 6-7 meter, dengan kedalaman air kolam 60-80 cm.Kolam untuk memijahkan ikan mas ini bisa di lakukan dalam berupa kolam tanah,kolam terpal,dan kolam bata

Pemasangan Kakaban

Setelah indukan sudah di masukan ke dalam kolam tahap selanjutnya adalah memasang kakaban yang terbuat dari ijuk sebagai tempat untuk proses peneluran,Ukuran kakaban biasanya yang di gunakan yaitu:1×0,4,1x,05 meter dan 2×0,4 meter.proses pembuatan kakaban ini tergantung persediaan ijuk.cara untuk membuat kakaban yaitu:

Potong bambu menjadi ukuran (1 meter atau 1,5 meter)dan di belah menjadi 4 bagian kemudian di haluskan dengan pisau atau bendo

Kemudian ijuk di masukan kedalam tengah-tengah 2 belahan bambu dari pangkal sampai ujung lalu di iket atau bisa juga menggunakan paku

Pemasangan kakaban yang sudah siap kemudian di letakan pada bagian tengah kolam,semua kakaban di letakan semua pada sebatang bambu yang panjangnya hampir sama pada kolam pengikatan kakaban di bambu guna mencegah supaya kakaban tidak berkeliaran

Proses Penetasan Telur

Setelah diadakan proses pemijahan maka ada proses selanjutnya yaitu proses penetasan larva, dimana ikan mas ini telah melakukan proses pemijahan semalam bila semalam tidak mengeluarkan telur biasanya 1-2 hari akan mengeluarkan telurnya pada media yang telah disiapkan yaitu kakaban

Setelah telur sudah menempel di kakaban kemudian angkat dengan perlahan dan hati – hati supaya telur yang telah menempel tidak rusak.Setiap 1 induk betina mengeluarkan telur, yatu berkisar antara 3000 – 5000 butir. Dalam perkembangannya telur yang di buahi secara lambat akan berubah menjadi buram sedangkan telur yang gagal dibuahi akan mempunyai membran yang buram (putih keruh) di mana inti telur tidak terlihat dengan jelas. Telur yang seperti itu akan membusuk dan akan menyebabkan media pertumbuhan jamur

Bila kondisi lingkungan cukup baik maka telur ikan mas akan metes 1 -3 hari setela proses pembuahan, lama penetesan telur tergantung dari kondisi air dan dan kandungan oksigen pada lingkungan, pada temperatur air yang cukup tinggi maka waktu penetasan telur menjadi cukup singkat, temperatur yang baik yaitu berkisar antara 19 -20°C, bila temperatur air tinggi atau rendah maka biasanya proses penetasan telur akan gagal. Sedangkan tingkat kelarutan oksigen yang baik adalah 4 – 7 ppm sementara pH yang baik adalah 6,5 – 8,5. untuk menghindari terjadinya perubahan tersebut maka perlu diatur pemberian aerasi pada bak pemijahan

Persiapkan Tempat Untuk Benih/larva Ikan Mas

Agar hasil panen bisa mencapai hasil yang kita inginkan hal yang pertama adalah mempersiapkan tempat untuk budiddaya ikan mas sebagai mana supaya ikan mas nyaman di tempat kehidupanya tahapan-tahapan yang harus di lakukan yaitu:

Perbaikan Kolam Tanah

Kolam yang sudah rusak atau bolong-bolong karena ulah binatang lainya seperti yuyu,ular,lingsang dll,harus segera di perbaiki dengan cara menutupnya dengan di padatkan menggunakan tanah ,Perbaikan ini di lakukan supaya binatang-binatang tersebut tidak bisa masuk ke dalam lubang

Pembersihan gulma(rumput-rumput yang menjalar masuk ke dalam kolam)rumput yang terlalu tebal di galengan-galengan kolam sebaiknya di bersikan dengan cara pembersihanya di lakukan dengan pacul

Setelah gulma sudah bersih kemudian lakukan pengangkatan lumpur yang sudah menupuk di dasar kolam dan meletakanya di galengan kolam tanah

Bila saluran air pembuangan dan pemasukan yang terbuat dari paralon atau bambu ada yang rusak sebaiknya segera di ganti dengan yang baru agar air yang masuk dan keluar dapat berfungsi normal kembali sehingga air dapat dikendalikan dengan sesuai kebutuhan kolam

Pengeringan Kolam Tanah

Setelah proses di atas sudah selesai langkah selanjutnya yaitu pengeringan dasar kolam,pengeringan kolam ini di lakukan dalam jangka waktu kurang lebihnya 1 miinggu hal ini perlu di lakukan guna menetralisirkan tanah dan membuang gas-gas yang beracun yang terdapat di dalam kolam dan bertujuan untuk memusnahkan hama dan telur-telur ikan-ikan pengganggu seperti ikan gabus,ikan sepat,yuyu,ular kadut

Selama proses pengeringan kolam,kolam harus di beri kapur tohor secara merata ,dosis kapur yang di anjurkan adalah 60 gram permeter persegi itu tinggal di x saja sama luas pada kolam masing-masing,Dalam pemberian kapur selain bertujuan untuk menaikan pH tanah juga bisa menghapus bibit-bibit penyakit yang masih berada di dalam kolam

Pemupukan Kolam Tanah

Langkah selanjutnya adalah pemberian pupuk kandang.pupuk harus di tebar secaraa merata, dosis pupuk yang di anjurkan adalah 60 gram permeter persegi itu tinggal di x saja sama luas pada kolam masing-masin.pemberian pupuk ini bertujuan untuk menyuburkan tanah.tanah yang di beri pupuk nantinya akan menumbuhkan kutu air yang semaik hari semaik berkembang biak.dan kutu air ini yang nantinya menjadi pakan alami ikan mas,jika kurang puas dengan pemberian pupuk kandang,bisa di tambah dengan pupuk urea dan tsp dosisnya sama seperti yang sudah di terangkan tadi

Penggenangan Air Untuk Kolam Tanah

Setelah kolam di beri kapur dan pupuk dan sudah di biarkan selama 1 minggu dalam taham pengeringan,langkah selanjutnya yaitu penggenangan air Caranya dilakukan secara bertahap. Pertama-tama genangi dasar kolam dengan air setinggi 10-15 cm. Dengan kedalaman air seperti ini sinar matahari masih bisa menembus dasar kolam. Sehingga berbagai macam tumbuhan dan hewan bisa berkembangbiak.

Biarkan kondisi tersebut selama 2-3 hari. Warna air akan terlihat kehijauan. Itu tandanya gangang sebagai makanan biota air dan ikan telah tumbuh. Setelah itu ketinggian air bisa dinaikkan hingga 60-75 cm dan kolam siap untuk ditebari benih/larva ikan mas

Pemeliharaan Larva

Pemeliharaan Ikan mas memerlukan waktu yang cukup lama oleh karena itu kita harus betul – betul memberikan perlakuan yang baik terhadap pemeliharaan larva tersebut sehingga berkembang menjadi sehat dan berkualitas

Dalam pemeliharaannya, kita harus memperhatikan tinggi permukaan air di kolam pemeliharaan larva yaitu volume air berkisar antara 20 – 30 cm tergantung pada bak yang digunakaan. Hal ini disebabkan kemapuan larva yang masih sangat terbatas, baik utuk berenang dan mencari makan

Larva maskoki sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan, jika terjadi perubahan kondisi lingkungan maka bisa terjadi proses penguraian kotoran atau sisa makanan oleh bakteri pembusuk sehingga akan mengganggu pertumbuhan larva ikan mas tersebut bahkan bisa menimbulkan kematian massal

Larva ikan mas yang telah berumur dua hari, akan tampak seperti jarum. Selam lima hari pertama dalam hidupnya larva tersebut tidak perlu diberi makanan tambahan, sebab masih memiliki kantung kuning telur sebagai cadangan makanan. Pemberian makanan dilakukan setelah berusia enam hari karena cadangan makan mualai habis dan larva akan mulai beradaptasi dan akan mencari makanan disekelilingnya. Makanan yang biasa diberikan dapat berupa makanan alami dan buatan, atau campuran keduanya. Agar makanan tambahan yng diberikan dapat dimakan oleh larva tersebut maka makanan tambahan yang diberikanan harus berukuran kecil sesuai dengan besarnya mulut ikan tersebut

Makanan buatan yang sering diberikan yaitu berupa kuning telur yang telah direbus lalu dilarutkan dalam air dengan menggunakan kain kasa, cara pemberiannya yaitu dengan cara menyemprotkan secara menyeluruh kebagian kolam pemeliharaan , dosis pemberian makanan yaitu tidak boleh telalu banyk karena bisa menyebabkan pembusukan apabilah pemberian makanan secara berlebihan juga menyebabkan kekeruhan pada air

Untuk menghindari stres pada larva maka tidak seharusnya sering diadakan pergantian air karena adanya pergantian air secara keseringan dan berlebihan akan menimbulkan stres bahkan kematian pada larva. Dengan itu kita mengadakan pergantian air setiap 3 hari dengan menggunakan slang (pipa) volume air yang diganti tidak melebihi 1/3 dari volume air yang ada dikolam, pergantian air atau penyiponan biasa dilakukan pada pagi atau sore hari agar tidak terjadi perubahan temperatur yang berlebihan

Pembesaran

Ikan mas dengan cara memelihara dikolam tanah pembesaran dengan tiap pagi dan sore diberi makan agar ikan tersebut berkembang dengan baik dan berkualitas serta memiliki harga jual yang tinggi. Disampingitu juga kita harus memperhatikan ketinggian air karena dengan ketinggi air bisa mempengaruhi pertumbuhan ikan, maka ketinggian air harus disesuaikan dengan besarnya ikan yang dipelihara. Lamanya pembesaran bisa sampai 7 bulan atausatu tahun. Atau ikan tersebut siap lagi untuk dipijakan.

Pemberian Pakan

Makanan ikan terbagi atas dua bagian yaitu makanan alami dan mkanan buatan, makanan alami yaitu makanan yang terbantuk secara alamiah sedangakan makanan buatan adalah makanan yang buat oleh manusia dengan bahan dan komposisi tertentu sesuai dengan kebutuhan ikan

Dosis pemberian makanan pada ikan yaitu pada larva yang berumur bulan tidak perlu diberikan makanan karena masih ada makanan cadangan, dosis makanan yang diberikan pada ikan tidak terlalu banyak karena kita harus cegh pembusukka yang terjadi pada kolam pemeliharaan. Dosir yang diberikanan tiap hari kira-kira yaitu berkisar antara 3-5% dari berat total ikan yang dipelihara, makanan ini tidak berikan secara sekaligus tapi diberikan secara bertahap.(Evi Liviawaty dan Eddy Afrianto 1999)

Pengendalian Hama Dan Penyakit

Keberhasilan sutatu budidaya ikan tidak terlepas dari adanya gangguan hama dan penyakit, dimana gangguan ini dapat memperlambat pertumbuhan ikan bahkan dapat mematikan ikan.Hama adalah organisme pengganggu yang dapat mengakibtkan kerugian atau kerusakan suatu usaha budidaya, serangan hama atau organisme pengganggu pada ikan mas koki bentuknya sangat beragam dengan ukuran yang biasanya lebih besar daripada mangsangnya. Sekelompok hewan air berukuran kecil juga berpotensi sebagai hama karena banyak memangsa benih – benih ikan maskoki dikolam pembenihan dan pendederan

Bebeasan 

Seperi butiran beras denagan bagian perut yang berwarna putih. Memangsa benih ikan mas yang berukuran 1-2 cm: pengadilanya dengan cara memasang strimin yang lubangnya kecil-kecil dipntu pemasukkan air

Ucrit

Mempunyai badan panjang dan mirip ulat,dengan ukuran 3-5 cm. pengadilanya dengan cara memasang strimin yang lubangnya kecil-kecil dipintu pemasukkan air,peyebaran hama ucrit juga dapat dicegah dengan cara menghindari penumpukan bahan organik disekitar kolam, karena dengan tumpukan bahan organik merupakan tempat hidup ucrit

Kodok

Kodok juga memangsa telur dan benih ikan mas yang masih berukuran kecil cara pengadilanya manual dengan cara membuang telur kodok yang mengapung dipermukkan air kolam dengan memakai serok,atau seser/jarring bulat

Ular Kadut

menyerang benih ikan mas cara pencegahanya yaitu diberantas secara manual dengan cara menangkapnya memakai alat klowong ular jenis ini biasanya muncul pada malam hari

Lingsang

sejenis berang – berang yang memakan ikan mas pada malam hari ikan yang dimakan bisa kecil sampai besar, baik yang ada didalam maupun dipermukaan air,pengadilanya dengan menangkapnya memakai jebakan rumpung atau jaring yang diberi umpan ikan atau bisa juga di buru dengan di bedil memakai senapan angin

Burung Cucuk Udang 

Ciri-ciri mempunyai bulu hitam,lehernya agak kemerahan mengkilapMenyerang ikan mas yang berukuran kecil maupun besar, burung ini akan memakan ikan dengan cara terbang rendah dan menyambar ikan yang berenang dipermukaan air. Pengadilanya kolam perlu dipasang penghalang bambu yang diberi rumbai – rumbai atau tali penghalang

Belut dan Kepiting

 Cara makanya yaitu berenang diatas permukaan air kolam dan memangsa ikan dengan berbagai ukuran. pengadilanya dengan menangakap dan di musnahkan

Penyakit

Penyakit biasanya menyerang pada ikan yang berupa jamur, bakteri, virus. Untuk mengatasi tibulnya masalah penyakit pada pemeliharaan ikan mas maka kita harus mengetaui gejalanya dan pengadilanya, adapun caranya sebagai berikut :

Bakteri aeromonas punctata

Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat & melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dlm organ hati & ginjal

Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut

Bengkak insang & badan

Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.

Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.

Cacing insang, Sirip, Kulit

Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan & menebal pada insang.

Pengendalian: direndam dlm larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit & direndam dlm Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; hindari penebaran ikan yg berlebihan.

Bintik merah (White spot)

Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yg ada disekitarnya & berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air

Pengendalian: direndam dlm larutan Methylene blue 1% (1 gram dlm 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam & Direndam dlm garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

Kutu Ikan

Gejala: benih & induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip & insang terlihat jelas adanya bercak merah

Pengendalian: ikan yg terinfeksi diren& dlm garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit & direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; dengan pengeringan kolam hingga retak-retak

Gatal

Menyerang benih ikan

Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.

Pengendalian: rendam selam 15 menit dlm larutan formalin 150-200 ppm

Pemberian Makan Bergizi

Cara lain untuk mencegah serangan penyakit atau parasi terhdap ikan adalah dengan menjaga kondisi ikan agar selalu dalam keadaan sehat dan memiliki ketahahan tubuh yang kuat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberinya maknan bergizi dan mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan utuk menambah daya tahan tbuh. (Evi liawaty dan Eddy Afrianto 1999)


Panen

Cara panen ikan mas pada umumnya adalah dengan menyurutkan air kolam secara perlahan – lahan, yaitu dengan membuka pintu pengeluaran air dan menutup paralon masuk air. Agar benih ikan maskoki tidak terbawa arus air, pada pintu pengeluaran air tersebut dipasangkan seser. Sambil menunggu air kolam surut, benih ditangkap sedikit demi sedikit, dengan menggunakan seser

Proses pengeluaran air pada pipa pengeluaran ini bertujuan agar pada saat air kolam surut sudah banyak benih yang tertangkap. Kemudian benih hasil panen ditampung dalam ember besar dan dimasukkan kedalam bak penampungan benih ikan maskoki. Perlu diketahui bahwa, benih tidak boleh terlalu padat dalam bak penampungan

Pembudidayaan ikan mas akan dipanen setelah sudah berumur 1 bulan dimana biasanya ikan maskoki ini dipanen cepat karena ada permintaan dari konsumen, biasanya ikan maskoki dipanen pada umur 7 bulan kerena sudah memenuhi standar atau siap untuk dipijahkan 

Sumber Pustaka ;

https://tanipedia.co.id/cara-budidaya-ikan-mas-di-kolam-tanah/

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...