Minggu, 11 Februari 2018

BUDIDAYA KEPITING CANGKANG LUNAK (Soft Cell Crabs / SOKA) POLIKULTUR DENGAN RUMPUT LAUT (Gracilaria spp.)



Pemilihan Lokasi

Menentukan lokasi Budidaya yang baik sangat membantu dalam keberhasilan budidaya, dalam  hal ini  budidaya kepiting lunak (soka) polykultur dengan rumput laut akan dilaksanakan di tambak percontohan dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wajo di desa Inrello,Kecamatan Keera. Tambak ini  mempunyai tekstur tanah liat yang berpasir, sumber air tambak dari sungai yang bermuara ke laut dengan salinitas 21 -32 ppt , untuk pH, pH 5-6  dengan suhu 27 -35 C, hal ini sangat cocok dengan pendapat Afrianto dan Liviawaty (1992), tambak yang dialih fungsikan dari budidaya udang ke budidaya kepiting lunak tersebut memiliki daya dukung lahan yang sangat sesuai untuk kepiting lunak. .

Desain Tambak

Bentuk tambak untuk budidaya kepiting bakau yang ada di Tambak percontohan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wajo persegi panjang terdiri dari beberaapa petak dengan luas yang bervariasi namun pada kegiatan ini hanya menggunakan satu petak saja dengan ukuran 50m X 50 m.dengan luas 2500 m2 dengan pintu air dari beton konstruksi pematang terbuat dari tanah di tengah areal tambak dibuat saluran pembuangan yang terintegrasi dengan pipa untuk mempermudah disaat pengeringan lahan
Gambar pintu air






Persiapan lahan

- Pengeringan
Pengeringan dasar tambak bertujuan mempercepat proses oksidasi gas – gas beracun dalam tanah, memberantas hewan – hewan liar, proses pengeringan ditambak  dilakukan selama 1 minggu pengeringan dilakukan pada waktu air laut surut sampai pada titik terendah dibawah dasar pintu dan saluran pembuangan air. Ciri – ciri dasar tambak yang sudah kering ditandai oleh tekstur tanah yang tampak retak-retak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kanna (2002) yang menyatakan bahwa pengeringan tanah dasar tambak sebaiknya dilakukan hingga tanah retak - retak dengan tujuan untuk membunuh mikro organisme patogen yang berkembang di tambak.
- Pengapuran
Pengapuran mengunakan Kapur CaCo3 atau kapur Pertanian, Pegapuran sangat berpengaruh terhadap nilai pH tanah dasar tambak. Pengapuran yang dilakukan dilokasi praktek ini bertujuan untuk menaikan pH tanah dan memberantas organisme pengganggu yang dapat merugikan kepiting yang di budidayakan. Pengapuran dengan menaburkan kapur dipermukaan pelataran tambak secara merata dan dibiakan selama 2 – 4 hari. Dosis kapur yang digunakan sebanyak 50 kg dengan luas tambak 4000 m2.
- Pemasukan Air
Pengisian air yang dilakukan pada pada saat air pasang, dengan cara menbuka pintu pemasukan, kemudian air dimasukan kedalam petak tambak setinggi 1.5 m dengan kadar salinitas 28 ‰ yang mana pada kondisi perairan ini sangat baik untuk kepiting. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kanna (2002) Yang menyatakan Pengisian air sebaiknya dilakukan pada saat da pagi atau sore/malam hari sehingga saat ditebar kepiting tidak mengalami stress.
 Penebaran Rumput laut (Gracilaria sp)
Pada dasarnya dalam pemeliharaan kepiting lunak (SOKA) hanya memanfaatkan permukaan air sehingga pada program ini kami juga memelihara rumput laut dalam hal ini dengan menebar rumput laut sebanyak 2 ton yang ditebar merata di dasar tambak.

Persiapan Wadah/Keranjang Pemeliharaan
Wadah yang digunakan dalam pemoultingan kepiting cangkang lunak yaitu berupa keranjang/sangkak  ukuran 175 cm X 175 cm, yang dibuat dari bambu yang dibelah kecil-kecil yang diikat dengan tali PE dan diberi sekat sebanyak 100 sekat dengan ukuran tiap sekat 15 x 15 cm dan kemudian diberi pelampung dari sterofoam serta dasar dan penutup dari jaring. Pada gambar 4 dapat dilihat keranjang yang digunakan sebanyak 50 keranjang. tujuan dari pemberian sekat agar kepiting tidak keluar dan saling menyerang/ kanibal.
Gambar Wadah/keranjang  pemeliharaan








Teknik Produksi Kepiting cangkang Lunak

Bibit

Dalam pemeliharaan kepiting lunak kondisi dan kualitas bibit sangat menentukan dalam keberhasilan budidaya,Kepiting berasal dari tempat terdekat dalam ini Kecamatan Keera yang merupakan sentra kepiting bakau di Sulawesi selatan, yang didapatkan dari tangkapan dari para “parakkang” (penangkap kepiting) dengan harga 20.000,- per/kg.

Seleksi Bibit

Untuk mencegah tingkat kematian dalam pemeliharaan maka terlebih dahulu dilakukan seleksi kepiting, kepiting yang sudah tua atau sudah pernah bertelur tidak baik untuk dipemoultingkan, ukuran kepiting yang dipeliharan berukuran cangkang 10-15 cm, dengan berat 60-150 gram, ukuran tersebut sangat baik dan sangat cepat dalam proses moulting, kondisi organ tubuh lengkap tidak ada yang cacat dan terluka dari hasil pengamatan kepiting yang mengalami cacat dan luka tidak bisa moulting dan mengalami kematian dalam 1-4 hari pemeliharaan.dari hasil pengamatan dan data dari lapangan bahwa penilai jenis kepiting ada jenis, jantan,betina, dan kepiting banci yang sangat baik untuk diperlihara. untuk Bentuk kelamin juga harus diperhatikan, kepiting yang bentuk kelamin bulat,berwarna coklat tua tidak bisa mengalami moulting. hal tersebut sesuai dengan pendapat Kanna (2002).
  Ciri-ciri Kepiting Bakau (Scylla seratta) yang baik
- Jantan Betina.
- Berukuran cangkang 10-15 cm.
- Berat 60-150 gram.
- Organ tubuh lengkap












Pematahan Capit dan kaki Kepiting bakau (Scyalla olivacea)

Pematahan/pemotongan kaki jalan dan capit kepiting, yang mana kaki jalan dan capit di patahkan bertujuan untuk menghindari kepiting keluar dari keranjang, saling memangsa dan merangsang pertumbuhan organ yang baru. Kondisi ini sesuai pendapat Syarifuddin dkk.,(2004) dalam husni (2006) yang menyatakan bahwa teknik pemeliharaan kepiting bakau dengan cara pematahan capit dan kaki jalan kecuali kaki renang bertujuan untuk menghindari kepiting saling memangsa dan keluar dari keranjang dan secara biologis dengan pematahan capit dan kaki jalan tersebut dapat merangsang kepiting lebih cepat untuk proses pertumbuhan atau ganti kulit.
Sebelum dilakukan pemotongan kaki terlebih dahulu kepiting disiram dngan air asin untuk mempermudah pelepasan pangkal capit dan pangkal kaki secara utuh dan sempurna tanpa merusak morfologi tubuh kepiting. Proses pematahan dilakukan secara manual menggunakan jarum dan gunting, pemotongan kaki dilakakukan pada ujung kaki jalan yang mana secara otomatis pangkal kaki jalan patah sendiri.
Lama masa pemeliharaan kepiting cangkang lunak dengan metode pematahan capit 15-20 hari pada hari ke 6 kaki kepiting terbentuk terus tumbuh mengikuti perkembangan tubuhnya sehingga pada hari ke 15-25 sudah keluar individu baru yang berukuran besar tetapi kulitnya masih dalam keadaan lunak. Kepiting yang berukuran kecil dengan berat 70-80 gram sangat cepat mengalami moulting masa ganti kulit 15 hari. Untuk ukuran 80-50 masa pemeliharaan 20-30 hari Hal ini sesuai dengan pendapat Syaripuddin., dkk (2004) dalam Husni (2006) yang menyatakan bahwa secara biologis pematahan capit dan kaki jalan dapat merangsang organ tubuh kepiting untuk tumbuh kembali. Hal ini disebabkan setelah capit dan kaki jalan kepiting lepas, kepiting akan terangsang untuk memperbaiki fungsi morfologi tubuhnya dengan cara melakukan pergantian kulit sehingga akan menjadi kepiting cangkang lunak.

Penebaran

Setelah dilakukan pemotongan kaki dan capit kepiting disiram kembali dengan air asin untuk mencegah stress penebaran dilakukan pada pagi hari, setiap sekat dimasukan satu kepiting dengan jumlah sekat yang ada dikeranjang 100 sekat
Pemberian pakan dan Jenis pakan
Jadwal Pemberian pakan kepiting dilakukan pada sore hari, pakan yang diberikan yaitu berupa ikan rucah, sebelum diberikan pakan tersebut di cincang kecil-kecil lalu baru diberikan kekepiting satu persatu untuk satu bagian.Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dosis pemberian pakan Kepiting cangkang lunak berkisar 4 – 6 % dari biomasa dengan frekuensi pemberian satu kali dalam sehari. Hal ini sesuai dengan pendapat Cholik dkk. (2005) yang menyatakan bahwa sebaiknya pemberian pakan kepiting dilakukan pada sore hari atau menjelang malam karena kepiting bakau aktif mencari makan pada saat matahari terbenam.
Pengkontrolan kualitas air
Dalam pemeriharan kepiting bakau pengantian air sangat diperlukan ini memegang penting dalam keberhasilan budidaya kepiting. Pengelolaan kualitas air sehingga tetap terjaga dan stabil selama masa pemeliharaan dilakukan pergantian air sebanyak 50 - 70 %  pada saat terjadi pasang surut dan kondisi air yang tidak bagus lagi hal ini ditandai dengan keruhnya dan terjadi banyak kematian.

Pertumbuhan Dengan Metode Pematahan Capit

Dari hasil penelitian bahwa kepiting yang berukuran keci berat antara 70-80 gram sangat cepat melakukan pengantian kulit, Selama masa pemeliharaan berlangsung dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan cara sampling berat, panjang karapas, lebar karapas pada awal tebar dan pada akhir pemeliharaan.hasil uji coba dilapangan untuk pengamatan satu keranjang hasil sampel 9 kg dengan jumlah 140 ekor, bahwa pertumbuhan masing-masing kepiting meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syaripuddin dkk., (2004) dalam husni (2006) yang mengatakan bahwa pertambahan berat yang dicapai setelah moulting 20-25% dari berat awal dengan berat rata-rata awal penebaran berkisar 80-100 g/ekor dalam masa pemeliharaan 15-20 hari. Pada tahap awal pemeliharan yang mana kepiting terlebih dahulu diseleksi berat, dan ukuran karapas,untuk ukuran berat 70-80 sangat baik untuk dimoultingkan dikarenankan kepiting ini sangat cepat mengalami ganti kulit (moulting) dan harga dipasaran sangat mahal karena ukuran yang sedang dan menarik, masa pemeliharan untuk kepiting ini antara 15-25 hari pemeliharaan yang mana ditandai munculnya organ baru tiap hari organ tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga perlu pergontrolan setiap hari untuk mencegah mengeras kembali yang sudah ganti kulit,setelah pemeliharaan 15-25 hari kepiting dilakukan pemanenan secara bertahap dan penanganan pertama dilakukan perendaman dengan air tawar untuk mencegah mengerasnya kembali.

Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit biasanya jarang terjadi dan apabila terjadi kematian pada beberapa kepiting dapatg diasntisipasi dengan pergantian air

Pengapuran  susulan serta pemberian pupuk
Pengapuran  susulan dilakukan pada kondisi cuaca hujan pada kondisi ini kualitas khususnya pH, salinitas, suhu menurun jadi perlu dilakukan pengapuran, pengapuran mengunakan kapur pertanian atau kaput Dholomit,
Fungsi untuk pengapuran untuk menaikan pH tanah asam sampai dengan pH yang dikehendaki ialah dengan pengolahan dan pengeringan tanah yang baik disertai dengan pengapuran secara merata. Hal ini diperkuat oleh Haliman dan Adijaya (2003) yang menyatakan bahwa jenis-jenis kapur yang digunakan untuk tambak pemeliharaan yaitu kapur pertanian (CaCO3), Kapur mati (Ca(OH)2 ), dan Dolomit (CaMg(CO)3) yang berfungsi meningkatkan kapasitas penyangga dan air dan menaikan pH tanah, pengapuran dilakukan dengan cara ditebarkan yang mana kapur dicapur dengan air supanya tidak dihepas oleh angin.
Selain pengapuran susulan juga pemberian pupuk yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas rumput laut yang dipelihara.

Panen dan Pasca Panen

Panen dilakukan secara bertahap pada umur pemeliharaan kepiting sudah mencapai 15 – 20 hari kepiting sudah mengalami moulting satu persatu .untuk kepiting dengan metoda pematahan capit dan kaki jalan sangat cepat dalam proses pemoultingan. Pemanenan dilakukan setelah kepiting ganti kulit (moulting) proses pemanenan diawali dengan pengukuran berat akhir dan pengukuran lebar dan panjang karapas setelah kepiting ganti kulit harus segera diambil dan direndam air tawar selama 25 menit hal ini dilakukan untuk menghindari kepiting akan keras kembali dan setelah itu kepiting harus segera di bekukan atau dibungkus kedalam plastik pembungkus untuk dipasarkan.
Teknik Pemanenan dilakukan dengan cara selektif dimana kepiting yang telah melepaskan kulit harus segera diambil dan dimasukkan kedalam ember yang telah diisi air. Waktu pengontrolan pada saat panen dilakukan setiap saat tapi biasanya rutin pada tengah malam sampai pagi hari. Kepiting akan segera ganti kulit apabila suhu, salinitas berubah dari tinggi kerendah atau sebaliknya dan juga dipengaruhi oleh faktor makanan yang mencukupi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Iriani (1989) dalam Mardjono dkk (1992) yang menyatakan bahwa pada saat kepiting melakukan pergantian kulit (moulting) dipengaruhi oleh faktor luar yaitu suhu, salinitas dan makanan. Selain itu faktor dalam juga ikut mempengaruhi pergantian kulit pada kepiting. Penen Pada saat proses Ganti kulit (moulting) kepiting tidak boleh dipegang atau diangkat dulu karena pada saat itu kepiting membutuhkan tenaga dan gerakan yang cukup kuat sehingga kondisi kepiting masih dalam keadaan lemah. pengontrolan harus segera ditingkatkan karena kepiting yang telah melepaskan cangkangnya harus segera diangkat karena apabila terlambat mengangkatnya dalam waktu diatas 4-6 jam maka kepiting tersebut akan keras atau utuh kembali dan apabila itu terjadi maka kepiting akan dengan mudah keluar dari sekat karena organ morfologinya sudah utuh atau normal kembali.
Setelah dilakukan pemanenan kepiting maka pasca panen yang dilakuan adalah disimpan dalam keranjang ataupun dalam plastic yang selanjutnya dimasukkan da lam frezer. Kepiting lunak siap untuk dipasarkan

Pada rumput laut yaitu dilakukan panen setelah 2 bulan masa pemeliharaan dalam hal ini untuk panen yang diperuntukkan untuk benih (rumput laut basah) dengan memasukkannya ke dalam karung dan untuk rumput laut kering dengan mengerinkannya terlebih dahulu

Pemasaran

Untuk pemasaran kepiting cangkang lunak ini sangat luas pemasaran didalam negeri saja belum dapat dipenuhi pemasaran dalam negeri kepitng ini dipasarkan di wilayah Makassar dengan harga pasaran dalam negeri  Rp 85.000 – Rp 100.000,untuk permintaan luar negeri kepiting sebelumnya ditampung dipabrik (coll storage) di Kawasan Industri Makasa (KIM) setelah memenuhi syarat ekspor baru dikirim dalam kontainer permintaan pasar luar negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia Harga nya pun lebih tinggi dibanding kepiting biasa karena dari komoditas ini adalah seluruh organ tubuhnya lunak sehingga dapat dimakan secara keseluruhan tanpa harus susah payah memisahkan antara daging dan cangkangnya.
Perencanaan untuk pemasaran kami akan mencoba memasarkan sendiri dilingkup local yaitu di kota sengkang dengan mengolah kepiting lunak ini menjadi kepiting krispi  dimana selama ini kepiting lunak yang biasanya dijual di restoran dengan harga selangit kami akan hadirkan dengan harga yang lumayan terjangkau yaitu dengan harga Rp 15.000/ ons atau diperkirakan Rp 10.000/ekor.
Keputusan untuk mengolah sendiri dan memasarkan kepiting krispi bukan tanpa alasan karena menurut pengkajian kami bahwa masyarakat kota sengkang banyak menggemari kepiting dan ini merupakan hal baru bagi mereka, serta secara aktiv membantu pemerintah dalam menggerakkan gemar makan ikan/kepiting.
Untuk rumput laut dipasarkan tergantung permintaan yaitu bisa di jual dalam bentuk basah (peruntukan benih) ataupun dikeringkan terlebih dahulu yang selanjutnya dikemas dalam karung untuk di jual ke perusahaan (peruntukan bahan baku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...