Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya
Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang banyak ditekuni oleh masyarakat Indonesia.
Perawatannya yang relatif mudah dan target pemasaran yang cukup luas menjadi faktor pilihan tersendiri bagi para peternak ikan lele.
Media pembudidayaan ikan lele pun cukup beragam.
Mulai dari kolam terpal, kolam tembok, kolam bioflok, dan salah satunya dengan media kolam tanah.
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai bagaimana cara budidaya ikan lele di kolam tanah. Yuk simak !
Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Tanah
Kolam Tanah
Kelebihan dari Kolam Tanah
A. Persiapan dan Cara dalam Membuat Kolam Tanah
1. Proses Penggalian Kolam
2. Proses Pengeringan Kolam
3. Proses Penggemburan Tanah
4. Proses Pengapuran Tanah
5. Proses Pemupukan
6. Pengisian Air
B. Pemilihan Bibit Lele
C. Penebaran Bibit Lele
D. Pemberian Pakan
E. Pemeliharaan
F. Proses Panen
Kolam Tanah
Kolam tanah adalah salah satu media pembudidayaan ikan termasuk ikan lele yang dibuat dengan bahan utama tanah yang digali.
Cara budidaya ikan lele di kolam tanah juga relatif mudah. Pembuatan kolam tanah sebaiknya melihat dulu jenis tanahnya, apakah mudah menyerap air atau tidak.
Untuk kolam tanah sebaiknya dibuat pada jenis tanah yang tidak mudah menyerap air.
Kolam tanah tidak bisa dibuat pada tanah yang berpasir, tanah berporous, dan tanah galian.
Kelebihan dari kolam tanah pun bermacam-macam, diantaranya :
- Ketersediaan pakan alami pada kolam tanah akan lebih banyak. Karena tanah merupakan tempat tumbuhnya mikroorganisme yang bisa untuk pakan tambahan lele.
- Biaya dalam pembuatan kolam tanah relatif lebih murah dibandingkan dengan kolam jenis lain.
- Pada kolam tanah, proses perombakan sisa pakan dan metabolisme bisa terjadi secara alami.
- Kolam tanah bisa dan gampang untuk dialihfungsikan, misalnya menjadi sawah.
Namun dibalik banyak kelebihan tersebut, terdapat beberapa kekurangan dari kolam tanah.
Salah satunya adalah kolam tanah rentan bocor. Kebocoran rentan terjadi pada tanggul kolam sehingga peteranak harus telaten dalam merawatnya.
Debit air yang masuk ke dalam kolam pun sulit di kontrol serta hewan predator di dalam kolam sulit untuk terdeteksi.
Nah, setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kolam tanah, yuk intip persiapan dalam berbudidaya ikan lele di kolam tanah !
Sebelum memulai budidaya ikan lele di kolam tanah, perlu ada hal yang diperhatikan mulai dari kolam, pakan, hingga masa panen.
Namun hal utama yang harus dipersiapkan tentunya adalah kolam. Berikut persiapan dan cara dalam membuat kolam tanah.
A. Persiapan dan Cara dalam Membuat Kolam Tanah
1. Proses Penggalian Kolam
Sebelum menuju ke proses penggalian, pastikan lokasi untuk pembuatan kolam tanah telah bersih dari sampah.
Selanjutnya mulailah menggali tanah dengan ukuran 5 x 3 meter dengan kedalaman 80 – 150 cm.
Penggalian tanah bisa dilakukan menggunakan cangkul atau alat modern. Tanah hasil galian jangan dibuang, sebaiknya jadikan tanah hasil galian sebagai tanggul.
Tanggul di buat di pinggiran kolam dengan lebar dan kuat agar nantinya kolam tidak mudah bocor.
Jangan lupa untuk memberikan salah satu pipa pengeluaran air di salah satu sudut tanggul kolam agar air tidak meluap.
Jangan lupa untuk membuat kemalir atau parit di tengah kolam dengan ukuran lebar 40 cm dan kedalaman 20 cm.
Pembuatan kemalir ini bertujuan untuk memudahkan saat lele akan dipanen.
2. Proses Pengeringan Kolam
Setelah proses penggalian kolam selesai, maka kolam harus dikeringkan terlebih dahulu.
Keringkan kolam di bawah sinar matahari selama 3 – 7 hari.
Pastikan kolam harus benar-benar kering, tandanya adalah dengan melihat tanah di dasar kolam yang retak-retak.
Proses pengeringan ini berfungsi untuk membunuh segala bakteri yang ada di tanah kolam yang bisa menimbulkan bibit penyakit bagi ikan lele.
Selain itu gas-gas beracun yang terperangkap di dalam tanah akan menguap hilang jika terpapar sinar matahari.
3. Proses Penggemburan Tanah
Setelah tanah dasar kolam dipastikan benar-benar kering, proses selanjutnya adalah penggemburan tanah.
Tanah digemburkan atau di bajak (di balik) menggunakan cangkul dengan kedalaman sekitar 10 cm. Tanah yang gembur mudah ditumbuhi mikroorganisme baik.
4. Proses Pengapuran Tanah
Apabila tanah dasar kolam sudah digemburkan, maka harus dilakukan proses penebaran kapur. Proses pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan tingkat keasaman atau pH pada tanah.
Taburkan kapur tohor dengan dosis 50 – 200 gram/m2. Semakin asam tanah, maka jumlah kapur tohor yang ditaburkan pun semakin tinggi.
Setelah kapur ditaburkan, aduk-aduk dengan tanah yang telah gemburkan sampai tercampur rata dan biarkan hingga 7 hari.
5. Proses Pemupukan
Setelah tanah diberi kapur dan dibiarkan selama kurang lebih satu minggu, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pemberian pupuk.
Pemupukan bisa menggunakan pupuk organik dari kotoran sapi, kerbau, kambing, atau bisa menggunakan pupuk kompos.
Taburkan pupuk secara merata ke tanah dasar kolam, pastikan tercampur rata dengan tanah yang telah gembur.
Bisa juga ditambahkan dengan pupuk urea dan TSP. Kemudian padatkan tanah campuran tadi dan biarkan hingga satu minggu.
Proses pemberian pupuk berfungsi untuk menumbuhkan organisme seperti fitoplankton dan cacing, dimana nantinya biota tersebut bisa menjadi pakan alami lele.
6. Pengisian Air
Setelah kolam dipupuk, kemudian isilah kolam dengan air setinggi 50-70 cm dan biarkan selama satu minggu. Dalam waktu satu minggu air kolam akan tersinari oleh matahari dan tembus ke dasar kolam.
Hal itu akan memicu tumbuh dan berkembangnya biota air seperti cacing dan fitoplankton yang berfungsi sebagai pakan alami lele.
Setelah satu minggu, air kolam akan berubah warna menjadi kehijauan. Lalu tambahkan air ke dalam kolam hingga ketinggian 100 – 120 cm.
Setelah melakukan seluruh prosedur di atas, maka kolam tanah telah siap untuk ditebari benih ikan lele.
Berikut penjelasan mengenai bibit ikan lele, pakan ikan lele, pemeliharaan, hingga proses pemanenan.
B. Pemilihan Bibit Lele
Perlu anda perhatikan sebelum membeli bibit ikan lele mengenai ciri-ciri bibit lele yang baik.
Bibit lele yang baik sehat ciri-cirinya ia terus bergerak aktif.
Pastikan tidak ada cacat atau luka di seluruh tubuh ikan lele, mulai dari kepala hingga ekor.
Kulit bibit lele yang baik warnanya mengkilap tanpa ada bercak dan ukurannya seragam. Ukuran bibit lele yang siap dimasukkan kolam biasanya sekitar 5 – 7 cm. Anda bisa memilih jenis bibit lele sesuai keinginan anda.
Ada bibit lele dumbo ataupun lele sangkuriang untuk diternakkan di kolam tanah.
C. Penebaran Bibit Lele
Setelah anda memastikan bahwa anda telah membeli bibit yang baik dan sehat, lalu bibit tersebut dimasukkan ke dalam kolam.
Tetapi perlu diingat, jangan sampai anda memasukkan bibit ikan lele yang baru saja anda beli secara langsung ke dalam kolam.
Hal ini akan mengakibatkan lele menjadi stress, sebab lele belum diberi waktu untuk beradaptasi dengan air kolam.
Bibit lele harus menyesuaikan suhu terlebih dahulu dari wadah atau jerigen bawaan dengan air kolam.
Sebaiknya yang harus dilakukan adalah dengan meletakkan bibit lele bersama wadah atau jerigen bawaannya ke dalam kolam lalu diamkan selama 15-30 menit.
Setelah itu miringkan sedikit wadah tadi dan biarkan bibit lele keluar dengan sendirinya.
D. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada lele yang dipelihara dalam kolam tanah akan sedikit lebih hemat karena telah tersedia pakan alami dari dalam kolam. Tetapi lele juga perlu tambahan nutrisi.
Anda bisa memberikannya pakan buatan berupa pelet.
Pelet mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh lele.
Pada saat lele masih dalam bentuk bibit, pakan yang diberikan berupa pelet yang masih dalam bentuk scrumble atau butiran. Bisa juga diberikan pakan tambahan cacing sutera atau kutu air.
Jika lele sudah besar, pelet yang diberikan adalah pelet yang sesuai dengan panjang tubuhnya.
Terdapat banyak di pasaran pakan lele yang disesuaikan dengan panjang tubuhnya.
Untuk menghemat pakan, anda juga bisa memberikannya pakan alternatif berupa ikan rucah atau keong sawah yang telah dipotong-potong.
Pakan alternatif dari campuran daun singkong dan pelet juga baik untuk lele.
Pemberian pakan dilakukakan 3 sampai 4 kali dalam satu hari. Khusus untuk lele yang masih dalam bentuk bibit, frekuesi pemberian pakan harus ditingkatkan.
Karena bibit lele mudah merasa lapar. Setelah lele bertambah besar, frekuensi pemberian pakan akan sedikit berkurang.
Setiap 10 hari sekali lele diambil sampelnya untuk mengetahui berapa jumlah pakan yang harus diberikan setiap harinya.
Saat memberi pakan lele, anda harus memperhatikan apakan lele sudah kenyang atau belum. Jangan sampai lele kekenyangan.
Apabila lele sudah kenyang maka ia tidak akan memakan pakan ataupun pelet yang telah disebar.
Selain mubadzir, timbunan pakan di dasar kolam juga tidak baik bagi lele karena akan menimbulkan zat amonia yang bisa membuat lele menjadi mati.
Namun jangan sampai anda telat dalam memberi pakan, karena lele termasuk hewan kanibal.
Ia akan memangsa kawannya terutama yang berukuran lebih kecil apabila dalam kondisi kelaparan.
E. Pemeliharaan
Dalam membudidayakan ikan lele, perlu dilakukan pemeliharaan yang telaten dan rutin.
Hal itu meliputi kebersihan kolam, hama, penyakit, dan lain-lain. Untuk kebersihan kolam, anda harus mengganti air kolam tergantung dengan frekuensi pemberian pakan.
Apabila frekuensi pemberian pakan tinggi, maka kolam harus lebih sering dibersihkan. Jika telah tercium bau seperti bau busuk maka segera ganti air kolam.
Bau busuk tersebut bersumber dari sisa-sisa pakan yang mengendap di dasar kolam.
Angkat sisa-sisa pakan yang ada didasar kolam. Kemudian gantilah air kolam dengan menguras sepertiga air kolam bagian bawah kemudian isi kembali dengan air baru.
Untuk mencegah agar hama pemangsa lele seperti musang air, linsang, atau ular, sebaiknya pada saluran pemasukan maupun pembuangan air diberi saringan atau semacam jaring-jaring strimin pelindung.
Bisa juga dengan memasang pagar di pinggiran kolam. Jagalah suhu air kolam agar stabil pada kisaran 28o celcius agar lele tetap dalam kondisi yang baik.
F. Proses Panen
Dalam proses beternak, waktu panen adalah saat-saat yang sangat ditunggu.
Setelah masa pemeliharaan selama 2,5 sampai 3 bulan, lele telah siap untuk dipanen.
Biasanya lele siap panen dalam satu kilogram lele berisi sekitar 5-9 ekor. Dua minggu sebelum lele dipanen, frekuensi pemberian pakan sedikit dikurangi.
Dalam proses pemanenan, agar mudah kuras air kolam terlebih dahulu menggunakan ember ataupun pompa hingga tersisa air setinggi 10-15 cm. Gunakan sarung tangan atau bantuan jaring supaya tangan anda tidak terkena patil.
Setelah itu sortir lele seusuai ukuran agar lebih seragam.
Selain menggunakan media kolam tanah, anda juga bisa mencoba berbudidaya ikan lele di kolam tembok.
Namun untuk kolam tembok sendiri membutuhkan budget yang lebih banyak daripada kolam tanah. Tetapi kolam tembok tidak rentan bocor seperti pada kolam tanah.
Cara budidaya ikan lele di kolam tembok pun secara keseluruhan hampir sama dengan budidaya ikan lele di kolam tanah.
Hanya saja sedikit berbeda dalam hal penyiapan kolam.
Tetapi ada beberapa tips cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kebocoran tersebut, yaitu :
Kebocoran pada kolam tanah biasanya terjadi akibat tanggul kolam (pematang) tidak atau kurang kuat.
Maka dalam pembuatan tanggul kolam sebaiknya memperhatikan antara kedalaman kolam dengan tinggi dan lebar tanggul kolam. Biasanya tanggul kolam berbentuk trapesium sama kaki.
Supaya tanggul kolam kuat menahan debit air, tanggul dibuat dengan lebar atas 1 meter dan lebar bawah 2 sampai 3 meter. Tanggul kolam ditanamkan 20 cm meter dibawah dasar kolam agar lebih kuat.
Selain dalam hal tanggul, anda bisa membuat dasar kolam dengan posisi miring ke arah pengeluaran air sehingga memudahkan saat menguras air kolam.
Kemiringan dasar kolam dari arah pemasukan ke arah pengeluaran 1-2 %. Jadi setiap jarak 10 meter diberikan selisih ketinggian sekitar 30 cm.
Saluran ditengah kolam (kemalir) juga dibuat miring ke arah pengeluaran air agar memudahkan saat pengurasan.
Untuk saluran pemasukan air dan pengeluaran air sebaiknya di buat terpisah dan terletak di tengah sisi kolam yang pendek. Hal tersebut ditujukan agar sirkulasi air menjadi lancar.
Sumber Pustaka :
https://hobiternak.com/cara-budidaya-ikan-lele-di-media-kolam-tanah-dan-tips-pemeliharaannya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar