Senin, 24 Mei 2021

Menyeleksi dan Memilih Jenis Induk Ikan Unggul

Menyeleksi dan Memilih Jenis Induk Ikan 

Mas Unggul


Keberhasilan usaha pembenihan ikan mas sangat ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan calon induk harus mempertimbangkan ras atau varietas ikan yang akan dipelihara. Ciri-ciri calon induk yang baik berbeda-beda untuk setiap ras atau varietas. Secara umum ciri-ciri calon induk yang baik sebagai berikut :
  • Sehat, tidak cacat, dan tidak terluka.
  • Umur induk 1.5—3 tahun.
  • Sisik tersebar teratur dan berukuran agak besar.
  • Sisik tidak terluka dan tidak cacat.
  • Bentuk dan ukuran tubuh seimbang, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.
  • Tubuh tidak terlalu keras atau terlalu lembek.
  • Perut lebar dan datar.
  • Ukuran tubuh relatif tinggi.
  • Bentuk ekor normal, cepat terbuka, pangkal ekor relatif lebar, dan tebal.
  • Kepala relatif kecil dan moncongnya lancip, terutama pada induk betina. Sebab, jumlah telur ikan mas yang berkepala kecil biasanya lebih banyak daripada ikan yang berkepala besar.
  • Jarak lubang dubur relatif dekat dengan pangkal ekor.
  • Di samping sifat-sifat umum di atas, perlu juga diperhatikan beberapa sifat spesifik induk ikan mas jantan dan induk ikan mas betina. Sifat-sifat spesifik tersebut sebagai berikut.

Induk betina mulai dapat dipijahkan setelah berumur 1.5 tahun atau minimal berbobot 1.5 kg.
Induk betina mulai matang kelamin (cukup untuk dipijahkan) jika perutnya terasa lunak dan sudah tampak membengkak ke arah belakang, dari atas lubang urogenital (lubang urine sekaligus kelamin). Lubang urogenital biasanya berwarna kemerahan dan agak terbuka, tetapi banyak juga yang tidak terbuka.
Induk yang telah matang kelamin pada umumnya tidak banyak bergerak atau gerakannya sangat perlahan.
Induk jantan mulai dipijahkan ketika berumur lebih dari enam bulan atau telah mencapai bobot minimal 0.5 kg.
Jika bagian perut induk jantan yang telah matang kelamin ditekan, akan keluar sperma.
Memilih induk ikan yang baik bukanlah pekerjaan mudah. Ikan yang berukuran paling besar belum tentu termasuk ikan yang pertumbuhannya paling cepat di dalam populasi tersebut. Hal ini terutama terjadi pada populasi calon induk yang mengalami penebaran dan pemanenan sampai beberapa kali.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan induk yang baik sebagai berikut.

  • Pemilihan calon induk dilakukan saat ikan masih burayak atau seukuran jari. Hal ini akan menjamin diperolehnya ikan-ikan yang baik untuk dibenihkan. Calon induk yang telah terpilih kemudian diberi tanda, misalnya pemotongan sirip atau pemasangan anting.
  • Ikan yang sudah diberi tanda tersebut dapat dicampur dengan ikan lain.
  • Menghindari terjadinya kawin silang dalam, yakni perkawinan ikan yang terjadi antarkerabat dekat. Kawin silang dalam akan menurunkan kecepatan pertumbuhan keturunan sampai 20%, menurunkan tingkat keberhasilan pembenihan, dan menurunkan resistensi (ketahanan) terhadap serangan penyakit. Perkawinan ikan antarsaudara misan juga akan menurunkan pertumbuhan sekitar 5% pada setiap generasi. Kawin silang dalam kemungkinan besar terjadi jika induk ikan itu digunakan berulang-ulang selama beberapa tahun sehingga keturunannya dapat kawin dengan biangnya.
  • Unit pembenihan minimal menggunakan induk sebanyak 30 ekor. Jumlah keseluruhan induk menggunakan perbandingan 3 jantan : 1 betina atau 3 jantan : 2 betina. Jika populasi induk seperti di atas, pemijahan dapat berlangsung sepanjang musim. Pemijahan hendaknya menggunakan stok induk hasil pemijahan yang berbeda untuk menghindari terjadinya kawin silang dalam.
  • Generasi-generasi calon induk hendaknya dipelihara secara terpisah untuk menghindari terjadinya pemijahan antara induk dan turunannya. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kualitas genetis induk.
  • Menggunakan ras atau strain unggul dari petani atau Balai Benih Ikan setempat. Ras ikan yang tahan penyakit dan memiliki produktivitas tinggi dapat tersedia dari program-program penelitian genetik perikanan. Apabila ras-ras ikan tersebut dapat dibuktikan keunggulannya, dengan sendirinya dapat dikembangkan di masyarakat petani ikan.  Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan atau pemeliharaan induk sebagai berikut. 
  • Untuk memperoleh induk unggul, sebaiknya dilakukan seleksi berdasarkan standar yang telah dibakukan.
Ada tiga cara yang umum dilakukan oleh pembudidaya ikan untuk mendapatkan induk yang baik dan unggul sehingga dapat menghasilkan benih yang unggul pula. Ketiga cara tersebut adalah seleksi massal, seleksi individu dan seleksi ilmiah. 
Ketiga cara tesebut tentu saja memiliki kelebihan maupun kekurangan. Berikut ini adalah ketiga cara memperoleh induk dan benih unggul :

a. Seleksi Massal
Salah satu cara yang paling sederhana dan murah adalah dengan seleksi missal. Seleksi ini merupakan hasil pemijahan berbagai jenis induk ikan yang dimiliki.
Selanjutnya dipilih benih hasil pemijahan yang mempunyai keunggulan fisik seperti pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan benih lainnya, warna yang sesuai dengan induknya, tubuh tidak cacat dan mempunyai sifat-sifat unggul dari induknya.

b. Seleksi Individu
Cara lain untuk memperoleh induk unggul adalah dengan seleksi individu, yaitu seleksi yang dilakukan secara individu atau ekor per ekor. Benih yang digunakan dipilih dari berbagai induk atau daerah. Selanjutnya dipilih benih yang terbaik, yaitu yang mempunyai karakteristik sesuai dengan standar yang telah dibakukan, seperti tidak cacat fisik dan mempunyai sifat-sifat unggul yang diturunkan oleh induknya. Benih yang dihasilkan memiliki kriteria kuantitatif sesuai dengan tahap pemeliharaannya, yaitu p-I, P-II, P-III, P-IV dan P-V. untuk lebih jelasnya syarat benih yang dapat dijadikan calon induk dan diharapkan mempunyai keunggulan dibanding induk yang belum jelas asal keturunannya. Berikut ini adalah kriteria tersebut:
Larva : umur 10-12 hari, panjang total 0,75-1 cm, bobot minimal 0,03 gr, keseragaman ukuran > 80%
Benih P-I : umur 40 hari, panjang total 1-2 cm, bobot minimal 0,2 gr, keseragaman ukuran > 80%
Benih P-II : umur 80 hari, panjang total 2-4 cm, bobot minimal 0,5 gr, keseragaman ukuran > 80%
Benih P-III : umur 120 hari, panjang total 4-6 cm, bobot minimal 1,0 gr, keseragaman ukuran > 80%
Benih P-IV : umur 160 hari, panjang total 6-8 cm, bobot minimal 3,5 gr, keseragaman ukuran > 80%
Benih P-V : umur 200 hari, panjang total 8-11 cm, bobot minimal 7,0 gr, keseragaman ukuran > 80%

c. Seleksi Alamiah
Seleksi alamiah terjadi secara kebetulan, yaitu benih yang dijadikan induk diperoleh dari induk-induk yang tidak jelas, tetapi mempunyai keunggulan sesuai standar baku, baik dari segi pertumbuhan maupun kriteria lainnya. 
Benih semacam ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada kolam pemeliharaan. Umurnya tidak jelas, tetapi kualitas keturunan yang dihasilkan sangat baik. Baiknya kualitas dimungkinkan karena adanya perawatan yang lebih baik oleh induknya. 
Pada umumnya benih dari hasil seleksi alamiah sangat sedikit jumlahnya, tetapi kualitasnya baik sehingga sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai induk.

Gambar 1. Induk Ikan Mas 

Sumber referensi :
https://agromedia.net/tip-seputar-pemilihan-induk-ikan-mas-2/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...