MENGENAL PAKAN IKAN BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL
Usaha budi daya ikan air tawar tradisonal mulai ditinggalkan, tetapi intensitasnya ditingkatkan menjadi semi-insentif, intensif hingga super intensif. Intensitas usaha budi daya ikan membawa risiko penambahan input produksi, terutama benih unggul dan pakan berkualitas. Biaya pakan mencapai 70% dari total biaya produksi. Artinya peningkatan intensitas budidaya mempunyai kerentanan risiko kegagalan seandainya terjadi kematian dan atau peningkatan biaya input produksi dari pakan.
Pabrik pakan memproduksi pakan tenggelam (sinking feed) dan pakan apung (floating feed). Umumnya, para pembudidaya ikan lebih memilih pakan apung dibandingkan dengan pakan tenggelam, meskipun harganya relative lebih mahal dengan alas an kemudahan dalam mengontrol pemberian pakan. Pabrik pakan sebagian besar masih menggunakan bahan baku impor. Ketergantungan terhadap bahan baku impor berpengaruh terhadap harga pakan karena bergantung pada nilai tukar rupiah terhadap dollar. Hal ini mengakibatkan peningkatan harga pakan. Fakta menunjukkan bahwa harga pakan terus meningkat, sementara harga jual ikan air tawar tidak demikian. Para pembudidaya menjadi gelisah karena usaha budi dayanya tidak menghasilkan keuntungan dan terancam tutup. Mereka mengusulkan bantuan mesin pembuat pakan ikan. Pemerintah meresponsnya dengan menyalurkan bantuan mesin pembuat pakan ikan sederhana ke kelompok budidaya di seluruh wilayah Indonesia. Semua mesin pembuat pakan yang diberikan hanya mencetak pakan tenggelam Masyarakat telah berupaya membuat pakan sendiri, tetapi selalu gagal dalam memproduksi pakan murah dan bermutu seperti pakan komersial. Kendala yang dihadapi adalah penguasaan teknologi pakan ikan, khususnya ikan budidaya air tawar seperti mas,nila, gurame, lele dan patin.
Nutrisi ikan terbagi atas beberapa nutriean : protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Nutriea yang dibutuhkan ikan dalam jumlah besar disebut makronutriea, yaitu protein, lemak dan karbohidrat. Sementara mikronutriea merupakan nutriea yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi memiliki peran yang penting, vitamin dan mineral termasuk ke dalam mikronutriea. Semua nutriea ini harus terpenuhi dalam pakan secara lengkap, cukup dan berimbang sesuai dengan kebutuhan ikan. Kekurangan dan kelebihan nutriea berdampak buruk secara langsung maupun tidak langsung terhadap ikan .
Kebutuhan protein pada ikan sangat bervariasi, bergantung pada beberapa factor :
- Stadia ikan. Ikan pada stadia larva/benih membutuhkan protein relative tinggi dibandingkan dengan ikan yang lebih besar atau ukuran ikan menjadi panen
- Umum ikan. Ikan berumur lebih muda membutuhkan protein pakan relative lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih tua
- Jenis ikan. Ikan karnivora memerlukan protein pakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan omnivore dan herbivore
Syarat protein dalam pakan :
- Sesuai protein pakan dengan kebutuhan ikan
- Jangan berikan protein berlebih atau kurang dalam pakan
- Kombinasikan protein hewani dan nabati agar memiliki komposisi asam amino yang seimbang
Fungsi protein :
- Membangun jaringan tubuh
- Mengganti jaringan tubuh yang rusak
- Bahan enzim yang membantu proses fisiologis dalam tubuh ikan
Fungsi lemak :
- Sumber energy terbaik ikan
- Menjaga permeabilitas sel ikan
- Membantu proses pematangan gonad
Syarat lemak dalam pakan :
- Hindari penggunaan lemak dalam jumlah berlebih
- Jika harus menggunakan lemak dalam jumlah besar, tambahkan antioksidan
Syarat vitamin dalam pakan:
- Gunakan vitamin tepat jenis dan tepat jumlah
- Vitamin C dapat ditambahkan dalam pakan untuk mengatasi stres akibat perubahan lingkungan
- Kombinasi penggunaan vitamin E, vitamin C dan asam lemak dapat memacu pematangan gonad ikan serta meningkatkan recovery gonad
Syarat Bahan Baku Pakan Lokal Spesifik Lokasi :
- Bahan baku local yang selama ini masih menyebar, perlu didata dan dipilih sesuai dengan criteria sebagai berikut :
- Bahan baku merupakan hasil samping kegiatan pertanian dalam arti luas (Pertanian, perkebunanan, peternakan dan perikanan), kegiatan manusia dan tanaman gulma. Kegiatan pengolahan hasil pertanian dan perkebunan menghasilkan produk samping sebagai sumber protein nabati dan perekat, antara lain berupa bungkil (Kedelai, kelapa), dedak padi, bubur (crude palm oil), daun-daunan (hortikultura) dan biji-biji (karet). Kegiatan peternakan dan pengolahan hasil ternak menghasilkan banyak produk, antara lain hewan mati, telur tidak menetas, darah dan jeroan ternak. Kegiatan perikanan dan pengolahan menghasilkan ikan rucah (trash fish), ikan BS (below standard), ikan mati dan sisa ikan dari proses industry pengolahan ikan (bubur ikan asin/ikan teri, pengalengan ikan tuna, minyak ikan, minyak cumi). Semua hasil samping kegiatan peternakan dan perikanan digunakan sebagai sumber protein hewani, sumber energy dan mineral. Tanaman gulma banyak terdapat di perairan seperti eceng gondok dan hydrilla. Kegiatan manusia lainnya yang berpotensi sebagai bahan baku pakan ikan adalah bahan organic dari kegiatan pasar seperti daun kembang kol dan sawi hijau.
- Bahan baku harus tersedia dalam jumlah relative banyak dan berkesinambnngan
- Bahan baku mengandung nutrisi yang baik, dapat dicerna oleh ikan, dan tidak mengandung zat antinutriean yang akan menghambat pertumbuhan ikan
- Bahan baku mudah diolah menjadi tepung. Bentuk tepung ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar merata jika dicampur dalam suatu ransum
- Bahan baku belum mempunyai harga atau relative murah dalam proses pengolahannya
- Bahan baku tidak bersaing dengan kepentingan manusia
Identifikasi Bahan Baku
Cara mudah untuk mengidentifikasi bahan baku pakan adalah sebagai berikut :
- Mengidentifikasi bahan baku yang biasa digunakan oleh pabrik pakan ikan. Pabrik pakan ikan memilih bahan baku atas pertimbangan ketersediaannya yang berkelanjutan, harga relative murah dan sudah teruji secara ilmiah di laboratorium maupun lapangan
- Mengidentifikasi bahan baku yang sudah diteliti oleh lembaga penelitian dan atau perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Bahan baku ini dipilih sebagai objek penelitian dengan alas an potensinya besar dan atau mencari bahan baku alternative sebagai pengganti bahan baku impor.
- Melakukan survey sendiri mengenai bahan baku yang terdapat di sekitar kita. Caranya dengan mewawancarai dinas terkait, toko makanan ternak dan para pembudidaya. Sampel bahan baku diambil untuk analisis proksimat di laboratorium nutrisi terakreditasi
Kandungan Nutrisi (%) Beberapa Bahan Baku Lokal Sumber Protein Hewani
Sumber Referensi :
Yudha Adi Pradana. http://bbplm-jakarta.kemendesa.go.id/index.php/view/detil/355/mengenal-pakan-ikan-berbasis-bahan-baku-lokal. artikel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar