Minggu, 31 Januari 2021

Alat Terbaik untuk Menangkap Ikan di Sungai

 Alat Terbaik untuk Menangkap Ikan di Sungai

                                            Gambar 1. Penyerahan Bantuan Alat Tangkap Ikan di PUD 

        Ikan merupakan salah satu sumber protein yang banyak diminati oleh masyarakat. Data konsumsi ikan Indonesia menunjukkan bahwa terus terjadi peningkatan konsumsi ikan dari tahun 2010 hingga 2015. Selain karena harganya yang relatif terjangkau oleh semua kalangan, rasanya yang enak juga membuat sumber protein ini selalu dicari oleh masyarakat. Nilai plus lain dari ikan adalah dapat dibuat menjadi berbagai jenis olahan makanan, mulai dari makanan ringan hingga menjadi lauk saat makan berat. Terdapat dua jenis ikan yang dijual di pasaran, yaitu jenis ikan laut dan jenis ikan air tawar. Kedua jenis ikan tersebut sama-sama memiliki protein yang baik bagi kesehatan tubuh.

        Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih luas dari pada daratan. Sekitar 2/3 luas Indonesia merupakan wilayah perairan. Wilayah perairan tersebut mencakup laut, danau, waduk, sungai, dan lain-lain. Dari jenis perairan tersebut, hampir semua daerah di Indonesia memiliki sungai. Sehingga, sungai-sungai Indonesia terkenal dengan sumber daya ikannya yang melimpah. Setiap sungai di beberapa daerah bahkan memiliki jenis ikan endemik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.

        Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki cara yang khas dalam mengolah ikan. Demikian juga dengan cara menangkap ikan. Metode penangkapan ikan dengan cara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat adat pada dasarnya adalah demi keberlanjutan ekonomi dan demi lingkungan tetap lestari.Membahas tentang alat untuk menangkap ikan, sebenarnya juga akan membahas mengenai etnobiologi suatu masyarakat. Suatu masyarakat pasti akan mengupayakan agar sumber daya yang ada tetap lestari, sehingga dapat dinikmati pula oleh generasi selanjutnya.

        Akan tetapi, berhubung faktor ekonomi yang mendesak dan populasi manusia yang terus meningkat, akhirnya banyak orang yang melakukan cara-cara menangkap ikan yang tidak ramah lingkungan. Alat untuk menangkap ikan di sungai cukup banyak ragamnya. Jenis alat tangkap ikan di sungai yang populer di tengah masyarakat Indonesia antara lain: pukat/jala, alat pancing, bubu/perangkap ikan, racun, alat setrum, dan tombak. Dalam hal ini, pada dasarnya terdapat dua pilihan.

        Pilihan pertama menjaga kelestarian alam dan pilihan kedua mengejar keperluan hidup. Apapun pilihannya akan ada suatu hal yang dikorbankan. Jika mengutamakan kelestarian alam, konsekuensinya adalah membatasi jumlah tangkapan ikan dengan cara memilih alat tangkap yang ramah lingkungan. Namun, jika memilih keperluan hidup, akibatnya adalah kerusakan lingkungan yang akan berdampak pada ekonomi yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, penting dipelajari karakteristik alat tangkap dan akibat yang ditimbulkan nantinya.

1. Alat Tangkap Pukat/Jala

Alat tangkap ikan yang pertama adalah pukat/jala. Pukat merupakan alat tangkap ikan yang berbentuk jaring. Alat ini keberja seperti saringan. Semakin besar lubang/diameter, akan semakin sedikit yang terjaring. Sebaliknya, semakin kecil lubangnya akan semakin banyak yang terjaring.

Pukat seringkali disalahgunakan oleh masyarakat untuk memproleh hasil tangkapan yang lebih banyak. Para penangkap ikan menggunakan pukat dengan lubang kecil sehingga ikan-ikan yang seharusnya belum boleh ditangkap ikut terbawa.

Namun demikian, jaring lebih cocok digunakan pada sungai dengan arus tenang dan tanpa batuan. Sehingga, sungai dengan arus deras dan berbatu relatif lebih aman dibanding sungai dengan arus tenang.

2. Pancingan

Alat tangkap ikan popoler kedua yaitu pancing. Alat ini bekerja dengan cara mengait ikan pada mata pancing yang berupa logam berpengait. Agar ikan bisa terjerat pada mata pancing, perlu dikaitkan umpan berupa cacing, pelet, atau makanan ikan.

Dalam satu alat pancing pada umumnya hanya menggunakan satu mata pancing, meski ada juga masyarakat yang menggunakan lebih dari satu mata pancing dalam satu alat pancing. Hasil tangkapan dengan alat ini tentu tidak banyak.

Oleh karena itu, bagi penangkap ikan yang hasilnya untuk dijual, alat ini dinilai kurang menguntungkan. Akan tetapi, dari segi keamanan bagi lingkungan, alat ini dinilai cukup ramah lingkungan.


3. Alat Tangkap Bubu

Alat tangkap ketiga adalah bubu. Di beberapa daerah, bubu juga digunakan untuk menangkap belut. Alat ini bekerja seperti perangkap. Untuk menangkap ikan, terlebih dahulu dimasukkan umpan agar ikan tergoda untuk masuk. Setelah ikan masuk, secara otomatis lubang masuk pada bubu akan menutup atau menyempit.

Sehingga, ikan yang terperangkap tidak dapat keluar kembali. Kelemahan alat ini adalah, pemasang perangkap harus tahu lokasi yang banyak ikannya. Selain itu, pemasang perangkap juga harus ingat tempat memasang bubu.


4. Bahan Kimia Racun

Alat tangkap selanjutnya yaitu racun. Beberapa masyarakat adat juga menggunakan racun alami berupa getah tanaman untuk menangkap ikan. Racun alami tentu tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan dan konsumen ikan. Akan tetapi, banyak masyarakat yang menggunakan racun sintetis berbahaya untuk menangkap ikan.

Selain berbahaya bagi lingkungan karena dapat membunuh hampir semua organisme sungai, racun buatan juga sulit terurai oleh alam sehingga terus mengalir dan meracuni sungai di bagian hilir. Bahaya yang tidak dapat dihindari adalah, manusia memakan ikan yang diracun tersebut, sehingga terjadi akumulasi racun dalam tubuh. Penumpukan racun lambat laun akan mengakibatkan beberapa penyakit dan gangguan fungsi tubuh.


5. Alat Setrum Ikan

Alat tangkap lain yang sering digunakan yaitu alat setrum. Sumber listrik yang digunakan biasanya adalah aki. Arus listrik dialirkan melalui kawat positif dan negatif kemudian dicelupkan ke dalam air. Cara ini tidak hanya berbahaya bagi ikan, tetapi juga bagi organisme air dan manusia yang menyetrum.

Arus litrik yang merambat dalam air akan membunuh semua organisme air yang dilaluinya. Pada ikan, biasanya setelah terkena setrum akan mengalami kehilangan kesadaran atau mati. Saat itulah ikan-ikan tersebut akan diambil menggunakan jaring atau alat tangkap lain.


6. Tombak

Alat tangkap terakhir yaitu tombak. Tombak bukan alat yang terlalu populer untuk menangkap ikan. Alat ini membutuhkan keterampilan khusus dalam menggunakannya. Alat ini memang tidak terlalu bahaya bagi lingkungan. Namun, perlu diperhatikan bahwa biasanya juga digunakan racun pada ujung mata tombak. Tidak banyak masyarakat yang menggunakan cara ini untuk menangkap ikan, karena dinilai sulit dan hasilnya tidak maksimal.

Berdasarkan penjelasan alat tangkap ikan di sungai, pilihan alat tangkap terbaik sejatinya kembali kepada individu penangkap ikan. Setiap alat yang digunakan tentu memiliki akibat dan konsekuensi yang harus ditanggung. Pilihan pertama adalah untuk menjaga kelestarian ikan demi sustainable oconomy, atau pilihan kedua memaksimalkan hasil tangkapan saat itu juga tanpa memperhatikan lingkungan. Akan tetapi, demi kelestrian yang bisa dinikmati generasi berikutnya, selalu gunakan alat tangkap ramah lingkungan.

Sumber referensi :
https://blog.agromaret.com/2017/10/alat-terbaik-untuk-menangkap-ikan-di-sungai

Resep Cara Membuat Lele Terbang Krispi, Kresss!

 Resep Cara Membuat Lele Terbang Krispi, Kresss!

Ingin membuat olahan ikan lele yang gurih dan renyah? Coba bikin lele "terbang" krispi ala Penyuluh Perikanan (Delita Kitchen) Berikut resepnya.

                                                    Gambar 1. Ikan Krispi (lele)


Bahan-Bahan:

  • 4 ekor ikan lele, cuci bersih lalu fillet
  • 1/2 butir jeruk nipis
  • minyak untuk menggoreng


Bumbu Halus

  • 1 ruas jahe
  • 1 ruas kunyit
  • 4 siung bawang putih
  • ketumbar dan garam secukupnya

Bahan Basah

  • 3 sdm tepung terigu
  • 1 1/2 sdm maizena
  • air secukupnya

Bahan Kering

  • 6 sdm tepung terigu
  • 4 sdm maizena
  • penyedap rasa (bila suka)

Sambal Bawang

  • 5 buah cabai rawit
  • 1/2 siung bawang putih
  • garam secukupnya
  • 1 sdm minyak goreng panas

Cara Membuat

  • Beri air perasan jeruk nipis pada ikan lele.
  • Campur bumbu halus dan bahan basah. Aduk rata.
  • Masukan ikan ke dalam bahan basah lalu diamkan 5 menit.
  • Ambil ikan, gulingkan ke bahan kering sambil dicubit-cubit biar keriting.
  • Panaskan minyak, goreng dengan api sedang hingga matang.
  • Untuk membuat sambal, ulek cabai, bawang putih, dan garam. Tuang 1 sdm minyak goreng panas.
  • Sajikan lele "terbang" dengan sambal yang sudah dibuat.


Selamat memasak, ladies!

Sumber Referensi :

https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3777059/resep-cara-membuat-lele-terbang-krispi-kresss

Resep otak otak istimewa, enak, sederhana dan mudah dibuat


 Resep otak otak istimewa, enak, sederhana dan mudah dibuat

Membuat otak-otak sendiri di rumah bisa menyesuaikan selera.


Gambar 1. Otak-otak ikan 

    Indonesia memiliki beragam kuliner yang menggugah selera. Terlebih lagi dengan adanya ribuan pulau yang membentang dari Sabang Merauke, membuat kuliner Indonesia punya cita rasa khas masing-masing. Bisa jadi namanya sama, namun cita rasa dari kuliner masing daerah bakal berbeda.

Satu dari banyak kuliner di Indonesia yang menjadi favorit banyak orang adalah kuliner berbahan ikan, otak-otak. Biasanya otak-otak dibuat dari campuran ikan tenggiri cincang dan juga tepung sagu ataupun tepung tapioka.


Kudapan ini pun memiliki ciri khas rasa tekstur yang enak, kenyal dan gurih. Selain itu camilan ini juga mengandung gizi sebagai protein dan karbohidrat.

Proses membuatnya pun juga mudah, nggak salah kalau otak-otak ini bisa kamu jadikan camilan saat santai. Selain itu kamu juga bisa makan otak-otak ini dengan dicocol saus kacang. Kebayang kan rasa gurih yang nikmat ini membuat mulut nggak berhenti mengunyah.

Selain dibakar, otak-otak juga bisa loh diolah dengan cara digoreng. Keduanya sama-sama nikmat saat dijadikan camilan, tergantung dari selera masing-masing.

Jika kamu nggak suka dengan ikan tenggiri kamu juga bisa mengkreasikan dengan bahan lainnya seperti ayam, udang, tahu dan banyak lainnya. Penasaran seperti apa resepnya? Berikut ulasan 9 resep otak otak istimewa, enak, sederhana dan mudah dibuat, seperti brilio.net himpun dari berbgai sumber, Rabu (13/5).


1. Otak-otak ikan tenggiri.

Bahan:

- 510 gr daging tenggiri

- 50 gram maizena

- 300 gr sagu tani

- 4 butir putih telur

- 200 ml santan instan

- 12 butir bawang merah

- 12 butir bawang putih

- 3 sdt garam

- 4 sdt gula pasir

- 1 sdt merica bubuk

- 4 batang daun bawang iris-iris

- daun pisang yang sudah dibersihkan

- staples/tusuk lidi

- plastik piping bag

- teflon/sejenisnya untuk: memanggang


Bumbu kacang:

- 250 gram kacang tanah, digoreng

- 90 gram gula jawa

- 1 sdt garam

- 5 sdt gula pasir

- 20 gram asam jawa,campur air 3 sdm, buang bijinya

- 5 siung bawang putih, goreng utuh

- 5 siung bawang merah, goreng utuh

- 10 buah cabai keriting, goreng utuh

- 4 lembar daun jeruk

- 3 lembar daun salam

- 2 sdm kecap manis

- 500 ml air

- 50 ml santan


Cara membuat bumbu kacang:

- Buat saus kacang terlebih dahulu. Blender semua bahan jadi satu kecuali daun jeruk dan daun salam.

- Tuang bahan di atas wajan, tambah daun salam dan daun jeruk, masak dengan api kecil sampai matang, lakukan tes rasa. Sisihkan.

- Kemudian buat otak-otak. Blender bawang merah, bawang putih, putih telur dan santan, sampai halus.

- Kemudian campurkan daging tenggiri dengan bumbu yang dihaluskan tadi. Lalu beri garam, gula, merica , dan irisan daun bawang, aduk sampai rata.

- Tambahkan maizena dan sagu tani, campur sampai rata.

- Masukkan adonan ke piping bag, gunting ujungnya. Isi adonan ke daun pisang, lalu gulung dan distaples. Lakukan sampai adonan habis.

- Panggang adonan otak-otak dengan api kecil menggunakan teflon, sampai matang di satu sisi. Kemudian balik sekali saja sampai matang seluruhnya. (Tanda matang biasanya ketika dipegang adonan sudah kenyal dan tidak menempel di kulit pisang).

- Jika sudah matang, angkat dan sajikan dengan saus kacang.

Sumber Referensi :
https://brilicious.brilio.net/masak-yuk/9-resep-otak-otak-istimewa-enak-sederhana-dan-mudah-dibuat-200513u.html

CARA MUDAH MEMBUAT BURGER IKAN LELE

 CARA MUDAH MEMBUAT BURGER IKAN LELE

Berikut cara mudah membuat burger ikan lele

                                            Gambar 1. Burger Ikan 

Langkah pertama membuat Roti Burger  adalah :

1. Bahan:

  • 1 butir telur yang sudah dikocok rata
  • 390 gram tepung terigu protein tinggi
  • 55 gram gula pasir
  • 1 1/4 sendok teh garam halus
  • 200 ml s/d 250 ml air hangat
  • 2 sendok makan mentega
  • 1 sendok makan ragi instant belum habis masa berlakunya,
  • Wijen putih secukupnya untuk taburan

Langkahnya adalah :

  1. Masukkan tepung terigu, gula pasir dan ragi instant, aduk rata dalam wadah yang sudah disediakan. Tambahkan garam, aduk rata. masuk
  2. Masukkan air hangat kedalam wadah sedikit demi sedikit sampai adukan tepung merata kemudian tambahkan kocokan telur kmdn aduk kembali sampai pulen berbentuk adonan
  3. Adonan dipindahkan ke permukaan meja yang ditaburi tepung, aduk adonan hingga kalis kembali
  4. Tambahkan mentega, aduk kembali adonan sampai merata campuran tersebut. Tandanya sudah tercampur merata adonan terasa lembut, lentur dan elastis
  5. Bentuklah adonan menjadi bola yang smooth, letakkan di mangkuk bekas menguleni adonan. Olesi dasar mangkuk dengan mentega agar tidak lengket.
  6. Tutup mangkuk dan istirahatkan adonan hingga mengembang minimal 2 kali lipat. Kira-kira 1 jam.
  7. Catatan: Waktu mengembang adonan tidak bisa dijadikan patokan apakah adonan roti dikatakan telah mengembang maksimal karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti suhu, bagaimana cara adukannya, jenis ragi yang digunakan.
  8. Jika telah mengembang, kempiskan adonan kemudian buat menjadi  8 atau 9 bagian. Paling mudah dengan memanjangkan adonan, kemudian potong-potong menjadi 9 bagian. Berat masing-masing sekitar 90 gram.
  9. Bentuklah dengan cara menggelindingkannya di permukaan meja bertepung menggunakan telapak tangan.
  10. Kemudian pipihkan menjadi piringan dengan diameter selebar + 8 cm.
  11. Tata adonan di atas loyang yang dialasi dengan kertas roti, beri jarak antar adonan karena roti akan mengembang.
  12. Tutup permukaannya dengan kain bersih dan istirahatkan hingga roti mengembang dua kali lipat.
  13. Jika telah mengembang, olesi permukaan roti dengan mentega jika anda tidak ingin menaburkan wijen pada permukaanya atau oleskan dengan putih telur jika akan ditaburi dengan wijen.
  14. Nah, sambil menunggu roti beristirahat, panaskan oven, set disuhu 175'C. Letakkan rak pemanggang di tengah.
  15. Panggang roti selama 15 - 20 menit, jika permukaannya mulai terlihat coklat keemasan, segera keluarkan dari oven dan dinginkan di rak kawat.
  16. Untuk roti yang tidak ditaburi wijen, olesi sekali lagi dengan mentega untuk menghasilkan permukaan roti yang terlihat lembut dan shiny. Simpan roti dalam plastik tertutup rapat agar terjaga kesegarannya.


Langkah kedua membuat Burger Ikan lele

1. Bahan :

  • 500 gram daging ikan lele
  • 2 butir telur ayam
  • 4 buah roti burger
  • 30 ml minyak goreng

Bumbu :

  • 20 gram bawang putih cincang
  • 20 gram daun bawang iris halus
  • 30 gram bawang bombay cincang
  • 10 gram garam halus
  • merica bubuk secukupya daun selada, tomat, bawang bombay untuk garnish


Cara Membuat :

  1. Panaskan minyak kemudian tumis bawang putih, bawang bombay, daun bawang sampai harum
  2. Campur hasil tumisan dengan daging ikan lele, telur ayam, garam dan merica bubuk. Aduk sampai rata.
  3. Bentuklah sesuai selera anda, kemudian tipiskan hingga ketebalannya kurang lebih 1,5 cm.
  4. Belah roti burger menjadi 2, kemudian panggang.
  5. Panggang burger ikan sampai matang.
  6. Isi roti burger dengan daun selada, irisan tomat dan burger ikan lele
  7. Kemudian hias bagian atas burger ikan lele dengan irisan bawang bombay.
  8. Siap sajikan, biasanya disajikan dengan kentang goreng, saus tomat/saus sambal

Sumber Referensi :
http://www.budilaksono.com/2015/09/cara-mudah-membuat-burger-ikan-lele.html

Cara Pengawetan Ikan dan Pengolahan Ikan Yang Baik

 Cara Pengawetan Ikan dan Pengolahan Ikan Yang Baik

                                                        Gambar 1. Hasil Olahan Ikan 

        Ikan adalah salah satu bahan makanan hewani memiliki gizi yang berlimpah dengan berabagai keunggulan selain mudah di ddapat serta harganya murah sehingga sumber protein hewani yang satu ini banyak dikonsumsi masyarakat. Ikan mengandung banyak unsur - unsur organik maupun anorganik, dimana keduanya sangat berguna bagi tubuh manusia. Namun dibalik semua keunggulan tersebut ikan memiliki kekurangan vital yang mengharuskan kita untuk melakukan penanganan ekstra dibanding bahan makanan lainnya yaitu ikan cepat mengalami proses pembusukan dari sesudah ditangkap dan mati. Karena sesudah ikan mati, maka akan terjadi perubahan - perubahan pada berbagai substansi yaitu secara biologis, fisik, maupun unsur kimia ikan nya. Kesemua proses tersebut bermuara pada yang dinamakan pembusukan dan pada titik ini ikan sudah tidak layak dan tidak bisa di konsumsi lagi. Untuk mengatasi hal mendasar pada cepatnya kemunduran mutu ikan maka perlu adanya penanganan untuk pencegahan kemunduran mutu ikan yaitu yang biasa kita sebut dengan pengawetan.

        Pengawetan ikan dapat menghambat bahkan mencegah proses pembusukan yang terjadi dengan tingkat waktu yang bervariasi tergantung jenis proses pengawetan ikan seperti apa yang kita pilih untuk gunakan. Ada berbagai cara pengawetan dan pengolahan ikan yang dapat dilakukan untuk mencegah proses pembusukan pada ikan supaya sebagian besar produksi ikan hasil tangkapan maupun hasil budidaya ikan dapat termanfaatkan maksimal bahkan mempunyai nilai tambah. Nilai tambah adalah bentuk pertambahan nilai pada suatu produk perikanan yang terjadi karena suatu komoditas sudah melewati proses pengolahan lanjutan, pengangkutan dan penyimpanan dalam suatu rantai proses produksi. Pengawetan ikan atau pengolahan hasil-hasil perikanan ini merupakan suatu usaha dalam rangka meningkatkan nilai tambah suatu produk hasil perikanan. Pengawetan ikan dan pengolahan ikan bertujuan untuk mempertahankan kualitas komoditas perikanan selama mungkin, cara dengan menghambat atau menghentikan aktivitas mikroorganisme dalam tubuh ikan yang menjadi penyebab pembusukan.

        Pengawetan sendiri diartikan sebagai suatu teknik atau tindakan yang lakukan oleh manusia pada suatu bahan pangan dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga hasilnya bahan tersebut tidak mudah rusak (mundur mutu atau mengalami pembusukan). Proses pengawetan ikan dan pengolahan ikan yang baik dan benar akan membuat ikan menjadi awet serta dapat didistribusikan ke berbagai daerah dengan jangkauan lebih luas dan waktu tempuh yang lebih panjang. Prinsip - prinsip / macam - macam cara pengolahan ikan dan pengawetan ikan, diantaranya adalah sebagai berikut: 

  1. Pendinginan (chilling) 
  2. Pembekuan (freezing)
  3. Pengalengan (canning) 
  4. Penggaraman (salting) 
  5. Pengeringan (drying) 
  6. Pengasaman (pickling atau marinading) 
  7. Pengasapan (smoking) 
  8. Fermentasi 
  9. Pembuatan hasil olahan 
  10. Pembuatan hasil sampingan.


Sumber referensi : 
http://perikananku-id.blogspot.co.id/2018/08/cara-pengawetan-ikan-dan-pengolahan-ikan.html
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/cara-pengawetan-ikan-dan-pengolahan-ikan-yang-baik-14

TEKNIK PEMASARAN PRODUK PERIKANAN (MARKETING MIX)


 

TEKNIK PEMASARAN PRODUK PERIKANAN 

(MARKETING MIX)

1.1.  Pengertian Pemasaran
Gambar 1. Sosialisasi Akses Permodalan dan Pemasaran

Kegiatan pemasaran (marketing) sangatlah penting bagi semua kegiatan yang sifatnya menghasilkan barang atau jasa. Dalam proses produksi hasil perikanan, bila tidak ada  kegiatan pemasaran maka semua produk perikanan yang dihasilkan tersebut adalah merupakan seonggok barang yang tidak bermanfaat
.
Pemasaran adalah proses manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Jadi, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun organisasi.
Aktivitas pemasaran bermula dari pengamatan kebutuhankonsumen.Kegiatan pemasaran diawali dari kebutuhan atau keinginan konsumen.Berdasarkan kebutuhan atau keinginan konsumen, barulah dibuat produk.Sedangkan kegiatan penjualan, diawali dengan membuat produk, dan dengan gencar berusaha bagaimana produk tersebut laku dijual.Dalam kegiatan pemasaran dituntut kreatifitas lebih dominan daripada promosi.Sedangkan pada kegiatan penjualan, promosi lebih dominan. Kalau kita menerapkan kegiatan pemasaran maka kepuasan konsumen akan menjadi harapan atau tujuannya. Sebaliknya penjualan, tidak memperhatikan kepuasan konsumen yang penting barang terjual habis.
Dalam hal pemasaran produk hasil perikanan, seorang pemasar pertama kali harus memusatkan perhatiannya pada pelanggan/pasar untuk mencari tahu kebutuhan dan keinginan mereka.Jadi, dalam hal ini kebutuhan dan keinginan pelanggan/pasar menempati titik sentral.Kondisi pelanggan/pasar sangatlah beragam, itu berarti keinginan pelanggan.pasar pun beragam.Dengan demikian, yang pertama kali harus dilakukan adalah menentukan pelanggan/pasar sasaran (target customers).Untuk produk perikanan dan kelautan, target customers ini misalnya untuk anak-anak, orang dewasa, balita, masyarakat kelas sosial bawah, menengah, atas, dan sebagainya.
Anak-anak saat ini suka jajan ”tempura ikan”, maka perusahaan membuatlah tempura ikan yang bergizi dan aman di konsumsi anak-anak. Artinya tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya di konsumsi anak-anak dan manusia pada umumnya.Kedua, perusahaan harus memancing agar pasar sasaran memberikan respons yang diinginkan oleh perusahaan.Jadi, bagaimana caranya supaya pelanggan merasa bahwa produk yang kita buat atau pasarkan adalah yang cocok bagi mereka.
Apa saja respon yang diinginkan perusahaan? Respons tersebut adalah pasar sasaran mengenal, menyukai, menjadikan produk sebagai pilihan, membeli produk dan menjadi pelangganyang loyal terhadap produk.Untuk memperoleh respon tersebut perusahaan harus menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, menetapkan harga yang sesuai (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah) bagi pasar sasaran, menyediakan produk pada tempat-tempat yang biasanya didatangi pasar sasaran dan melalukan promosi yang format dan metodenya mengena dengan pasar sasaran.
Alat yang bisa dikontrol oleh perusahaan dan diarahkan untuk memperoleh respons yang diinginkan dari pasar sasaran yang meliputi produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) yang disebut 4 P yang dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix).

1.2.  Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu rumah tangga maupun organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli maupun dimiliki. Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan sebuah produk hasil perikanan adalah:
·      Varian produk.
Apakah variasi produk hasil perikanan yang dipasarkan hanya satu jenis saja atau diupayakan beberapa jenis olahan yang dapat diterima semua, baik anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak.
·      Kualitas Produk.
Bagaimana kualitas sebuah produk hasil perikanan, apakah berkualitas tinggi, sedang atau rendah.Sebaiknya kualitas kualitas sebuah produk hasil perikanan tidak hanya dilihat dari segi penampilan fisik produk tetapi juga harus diperhatikan dari sisi keamanan pangan.Bahan-bahan untuk mengolah termasuk produk yang aman untuk dikonsumsi.
·      Desain Produk.
Bagaimana desain dari sebuah produk hasil perikanan.Apa mereknyaFiturapa yang perlu ditampilkan pada produk? Kemasan bagaimana?Ukurannya bagaimana?

1.3.  Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk.Untuk menetapkan sembarang harga adalah mudah.Namun untuk menentukan harga yang tepat adalah sulit.Harga yang tepat, yaitu harga yang dinilai tidak terlalu mahal di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan perusahaan di mata pesaing. Sehubungan dengan harga, banyak hal yang harus dipikirkan oleh pihak produsen/perusahaan, diantaranya:
·      Berapa tingkat harga yang ditetapkan?
·      Seberapa bebas perantara dalam menetapkan harga, karena umumnya perantaralah (bukan produsen) yang berhubungan dengan konsumen akhir.
·      Berapa harga minimum dan maksimum yang bisa diterapkan oleh perantara (allowances)? Berapa lama jangka waktu pembayaran?
·      Bagaimana persyaratan-persyaratan untuk pembelian secara kredit?

1.4.  Tempat (Place)
Tempat adalah lokasi dimana konsumen biasanya membeli sebuah produk. Misalnya tempat menjual lele penyet di warung, tempura lele di sekolah-sekolah, sosis, nuget lele di mini market, super market, steak lele dan lele asam manis di restoran, dan seterusnya.Tempat yang dimaksud dalam bauran pemasaran adalah menyediakan produk kepada konsumen pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat dan jumlah yang tepat. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah :
·      Saluran pemasaran
·      Cakupan pasar
·      Keanekaragaman produk (assortment)
·      Lokasi
·      Manajemen persediaan
·      Transportasi dan logistik.

1.5.  Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya.Respons yang diharapkan dari pasar sasaran juga dipengaruhi oleh kegiatan promosi. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah:
·      Apa sasaran yang ingin dicapai melalui promosi?
·      Berapa anggaran yang diperlukan?
·      Apa pesan yang ingin disampaikan?
·      Apa metode promosi yang digunakan, apakah iklan, personal selling, hubungan masyarakat, promosi penjualan ataukah pemasaran langsung?

SUMBER:
Anonim, 1989. Petunjuk Praktis Penanganan dan Transportasi Ikan Segar. Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan,  Jakarta.
Anonim, 1992. Petunjuk Teknis Penanganan Tuna Loin Segar. Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Jakarta.
Anonim, 1992. Petunjuk Teknis Transportasi Ikan Hidup Dengan Cara Dipingsankan. Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta
Anonim, 2007. Juknis Penerapan Sistem Rantai Dingin dan Sanitasi Higiene di Unit Pengolahan Ikan. Direktorat Pengolahan Hasil. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Undang-Undang RI No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Keputusan Menteri KP No 10 Tahun 2004 tentang Pelabuhan Perikanan
Keputusan MenterI KP No 52A Tahun 2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Kemanana Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi.
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2014/11/teknik-pemasaran-produk-perikanan.html

Memahami Kualitas Air agar Bisa Mengelola Kolam Lebih Baik

 Memahami Kualitas Air agar Bisa Mengelola Kolam Lebih Baik


Gambar 1. Kolam Ikan Nila 

Pengelolaan kolam yang sukses membutuhkan pemahaman tentang peran unsur hara dan parameter kualitas air lainnya, serta pemantauan berkala terhadap kondisi lingkungan di dalam ekosistem kolam. 

Kualitas air sering diabaikan dalam pengelolaan kolam, dan kualitas air yang buruk dapat menyebabkan masalah umum, misalnya jumlah alga yang berlebihan, pertumbuhan tanaman yang berlebihan, bau tidak sedap, atau ikan yang mati dan sekarat. 

Untuk mencegah masalah ini, diperlukan pemahaman tentang kimia dasar air dan parameter fisik lainnya. Ulasan ini menjelaskan faktor kualitas air terpenting yang mempengaruhi kesehatan kolam. 

Beberapa faktor yang sangat penting dalam kolam ikan untuk memastikan kesehatan ikan dan produktivitas kolam juga dibahas. 

Pemahaman dasar tentang bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi satu sama lain akan membantu pemilik kolam menjaga kualitas air yang baik dan ekosistem kolam yang sehat. 

Banyak perusahaan memproduksi kit dan bahan lain untuk memantau sendiri kualitas air, atau Anda dapat mengirim sampel air ke laboratorium komersial untuk dianalisis.

Oksigen terlarut (DO)

Oksigen terlarut (DO) mungkin merupakan faktor kualitas air terpenting bagi pemilik kolam. Oksigen dibutuhkan oleh ikan dan organisme akuatik lainnya, dan kadar DO akan menentukan kemampuan kolam dan badan air lainnya untuk mendukung kehidupan akuatik. 

Oksigen terlarut dalam air pada konsentrasi sangat rendah yang diukur dalam bagian per juta (ppm, yang dapat digunakan secara bergantian dengan miligram per liter [mg / L]). 

Kolam jarang memiliki DO lebih dari 10 ppm. Sebagian besar oksigen dalam air dihasilkan oleh ganggang dan tanaman hijau melalui fotosintesis, proses di mana tanaman hijau menggunakan energi matahari untuk mengubah air dan karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen dan karbohidrat. 

Oksigen juga secara alami dimasukkan ke dalam air dari atmosfer melalui difusi permukaan dan turbulensi yang disebabkan oleh angin.

Fluktuasi harian dan perubahan musiman dalam DO 

Kadar oksigen terlarut dapat bervariasi secara dramatis dalam a Periode 24 jam. Siang hari, konsentrasi DO dihasilkan oleh fotosintesis akan meningkat. 

Saat malam, kadar DO akan menurun saat oksigen dikeluarkan dari dalam air melalui respirasi, proses dimana tanaman dan hewan mengonsumsi oksigen dan melepaskan karbon dioksida saat mereka mengubah bahan organik menjadi energi.

Untuk alasan ini, tingkat DO biasanya paling tinggi saat senja dan terendah sesaat sebelum fajar. Ada juga hubungan yang kuat antara suhu dan DO: semakin hangat air, semakin sedikit oksigen yang bisa ditampungnya. 

Misalnya, air pada suhu 52 F (11 C) dapat menampung 40% lebih banyak oksigen daripada air pada suhu 80 F (27 C). Air hangat meningkatkan metabolisme ikan dan karenanya meningkatkan konsumsi oksigen mereka. Bakteri juga mengonsumsi oksigen karena menguraikan bahan organik. 

Oleh karena itu, selama bulan-bulan musim panas, kadar DO akan lebih rendah karena peningkatan tuntutan oksigen dari ikan, air hangat yang mengandung oksigen lebih sedikit, dan peningkatan dekomposisi bakteri tanaman mati serta bahan ganggang menjelang akhir musim tanam.

Efek DO rendah

Penipisan oksigen terjadi ketika permintaan oksigen lebih besar dari yang diproduksi. Penipisan oksigen dapat terjadi karena berbagai alasan. Situasi yang biasanya terkait dengan penipisan oksigen adalah:

Cuaca panas, berawan, dan tidak berangin; 

Stratifikasi kolam diikuti oleh pergantian (pencampuran lapisan bertingkat, yang berkembang selama musim panas di kolam 8 kaki atau lebih besar); 

Kematian ganggang secara mendadak (dari penyebab alami atau setelah aplikasi kimia); dan

Penguraian limbah organik (penipisan oksigen akan terjadi saat terdapat bahan organik yang berlebihan dari produk limbah, misalnya pakan yang tidak dimakan). 

Setiap kali tingkat DO berada di bawah 3 hingga 4 ppm, tekanan oksigen akan terjadi. Kurangnya oksigen terlarut yang memadai adalah penyebab utama dari kematian ikan. Kadar oksigen normal di kolam yang sehat berkisar antara 5 hingga 10 ppm. 

Ikan air hangat (misalnya ikan lele) membutuhkan sekitar 5 ppm dan ikan air dingin (misalnya salmon) membutuhkan sekitar 6,5 ppm untuk menjaga kesehatan nya. Kadar oksigen terlarut kurang dari 3 ppm akan membunuh ikan air hangat dan kadar kurang dari 5 ppm akan membunuh ikan air dingin. 

Ikan yang terpapar pada tingkat DO yang rendah dan tidak mematikan dalam waktu lama akan mengalami stres kronis, berhenti makan, dan lebih rentan terhadap penyakit. 

Konsentrasi oksigen yang rendah juga meningkatkan aktivitas bakteri anaerob, yang menghasilkan gas metana dan hidrogen sulfida selama dekomposisi anaerob.

Kolam dengan dasar yang miskin oksigen dan akumulasi bahan organik dapat melepaskan gas-gas ini ketika sedimen dasar terganggu. Hidrogen sulfida memiliki bau telur busuk dan sangat beracun bagi ikan.

Mencegah kondisi DO rendah

Untuk membantu menjaga tingkat DO yang aman di kolam, khususnya di kolam yang lebih dalam di mana ikan dibudidayakan secara intensif, aerasi mekanis sering diperlukan. Aerator membantu menjaga air kolam tercampur sehingga lapisan diminimalkan dan air permukaan teroksigenasi dengan baik. 

Namun, aerasi seharusnya hanya dianggap sebagai salah satu dari banyak alat manajemen untuk membantu menjaga kadar oksigen yang sehat. 

Pembebanan nutrisi eksternal masih merupakan masalah kritis yang harus diatasi karena nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan melimpahnya gulma air dan ganggang, yang dapat menyebabkan penipisan oksigen ketika mereka mati dan membusuk.

Nutrisi (Phosphorus dan Nitrogen)

Penting untuk memahami sumber dan jalur dasar nutrisi karena ada korelasi langsung antara nutrisi yang tersedia dan populasi alga dan gulma air. Nutrisi yang paling penting dalam sistem akuatik adalah fosfor (P) dan nitrogen (N) dalam bentuk fosfat (PO3) dan nitrat (NO3). 

Nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan hewan dalam sistem air. Fosfor telah diidentifikasi sebagai faktor pembatas untuk pertumbuhan alga di sebagian besar danau dan, dengan demikian, merupakan penyumbang terbesar bagi pertumbuhan tanaman air. 

Satu gram fosfor akan menghasilkan 100 gram biomassa alga. Jumlah nutrisi yang berlebihan akan menyebabkan fertilisasi berlebih, atau kondisi eutrofik, yang dapat menyebabkan tanaman air dan mekar alga melimpah. 

Ketika kelebihan tanaman dan / atau alga mati, mereka membusuk, yang mengarah pada penipisan oksigen yang dapat mempengaruhi kejernihan dan bau air dan dapat menyebabkan ikan terbunuh.

Sumber-sumber nutrisi

Sumber utama nutrisi di kolam adalah endapan lumpur, vegetasi mati, puing-puing lansekap, limpasan dari daerah sekitarnya, sistem septik yang berfungsi buruk, dan limbah dari ternak dan unggas air. 

Ketika tanaman air dan ganggang tumbuh dan mati, mereka tenggelam ke dasar kolam dan menyediakan sumber nutrisi untuk pertumbuhan air di masa depan, sebuah fenomena yang dikenal sebagai siklus nutrisi. 

Ini, bersama dengan puing-puing lansekap seperti kliping rumput, daun, dan jarum pinus, memberikan kontribusi nutrisi ke kolam, dan nutrisi ini harus dikelola untuk mencegah kondisi eutrofik berkembang. 

Limpasan dari ladang dan halaman rumput yang telah dibuahi di daerah sekitarnya serta jalan, pertanian, dan daerah terpencil juga bisa menjadi sumber utama pengayaan nutrisi.

Fosfor terlarut dan partikulat

Fosfor dalam air datang dalam dua bentuk: larut dan partikulat. Fosfor terlarut memasuki lingkungan air dari pupuk, residu tanaman, atau limbah manusia atau hewan, dan merupakan bentuk yang tersedia untuk tanaman air dan ganggang.

Partikulat fosfor terikat pada partikel tanah dan mineral yang mengandung aluminium, zat besi, atau kalsium, serta bahan organik, dan memasuki sistem akuatik terutama melalui erosi tanah dan limpasan permukaan. 

Meskipun mungkin tidak tersedia untuk tanaman air, partikel fosfor dapat terakumulasi dalam sedimen dan dapat menjadi sumber pelepasan fosfor ke dalam air selama bertahun-tahun.

Limbah Nitrogen (Ammonia)

Amonia adalah senyawa lain yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kinerja kolam ikan Anda.

Sumber amonia

Amonia adalah bentuk nitrogen yang ditemukan dalam bahan organik dan di banyak pupuk. Ini adalah bentuk nitrogen pertama yang dilepaskan ketika bahan organik meluruh dan merupakan limbah nitrogen utama yang dikeluarkan oleh kebanyakan invertebrata ikan dan air tawar. 

Sangat tidak mungkin level amonia di kolam Anda akan mencapai level yang mematikan bagi ikan. Namun, dalam kondisi di mana ikan dibudidayakan secara intensif dan diberi makan diet kaya protein, mereka dapat menghasilkan konsentrasi amonia yang tinggi, dan ikan dapat terpapar ke tingkat sub-mematikan (lebih besar dari 0,02 ppm) untuk jangka waktu yang lama. 

Hal itu dapat menyebabkan berkurangnya pertumbuhan dan meningkatnya kerentanan ikan terhadap penyakit.

Bentuk-bentuk amonia

Amonia dapat ada dalam dua bentuk: amonia tak terionisasi (NH3) dan amonia terionisasi, juga dikenal sebagai ion amonium (NH4 +). Rasio amonia yang tidak terionisasi dengan terionisasi tergantung pada pH dan suhu air. 

Amonia yang tidak terionisasi (NH3) sangat beracun bagi ikan dan merupakan bentuk amonia yang dominan saat pH tinggi. Amonia terionisasi (NH4 +) tidak beracun kecuali pada tingkat yang sangat tinggi dan merupakan bentuk dominan dalam air ketika pH rendah. 

Sebagai aturan umum, kurang dari 10% amonia akan menjadi bentuk beracun yang tidak terionisasi ketika nilai pH air lebih rendah dari 8; Namun, proporsi ini sangat meningkat dengan meningkatnya pH. 

Suhu air juga akan mempengaruhi kesetimbangan antara NH3 dan NH4 +. Pada pH apa pun yang diberikan, NH3 yang lebih toksik akan hadir dalam air hangat daripada air dingin.

Proses pemindahan dan transformasi amonia

Ada dua proses yang menghilangkan atau mengubah amonia yang dilepaskan ke dalam air. Yang pertama adalah pengambilan amonia oleh tanaman dan ganggang, yang siap menggunakan nitrogen dalam amonia sebagai nutrisi untuk pertumbuhan.

Untuk alasan ini, kadar amonia biasanya rendah di kolam selama bulan-bulan musim panas ketika ganggang paling produktif, tetapi dapat meningkat dengan cepat setelah jatuhnya ganggang. Ini juga salah satu alasan mengapa kadar amonia akan cenderung lebih tinggi di kolam selama musim dingin ketika produksi alga rendah. 

Proses kedua, yang mengubah amonia, adalah langkah dalam siklus nitrogen yang dikenal sebagai nitrifikasi, konversi biologis amonia dan amonium menjadi nitrat nitrogen. 

Nitrifikasi adalah proses dua langkah. Pertama, bakteri Nitrosomonas mengubah amonia dan amonium menjadi nitrit (NO2). Nitrit, yang juga sangat beracun bagi ikan, kemudian dikonversi menjadi nitrat (NO3) oleh bakteri Nitrobacter. Reaksi-reaksi ini biasanya digabungkan, dan nitrit dengan cepat dikonversi menjadi nitrat, sehingga kadar nitrit biasanya rendah. 

Tingkat nitrifikasi dipengaruhi oleh suhu air. Tingkat nitrifikasi maksimum terjadi pada suhu air antara 86 dan 95 F (30-35 C). Pada suhu 104 F (40 C) dan lebih tinggi, tingkat nitrifikasi turun mendekati nol. 

Pada suhu di bawah 68 F (20 C), proses nitrifikasi berlangsung lebih lambat, tetapi akan berlanjut pada suhu 50 F (10 C) atau kurang. Untuk alasan ini, kadar amonia cenderung lebih tinggi pada musim gugur dan awal musim semi sebelum tingkat nitrifikasi meningkat sebagai akibat dari peningkatan suhu.

pH 

Istilah pH mengacu pada konsentrasi ion hidrogen, dan merupakan ukuran apakah suatu zat adalah asam, basa, atau netral. "P" dalam pH berarti "kekuatan" dan "H" untuk ion hidrogen. 

Skala nilai pH berkisar dari 0 hingga 14; 7 mewakili kondisi netral, nilai kurang dari 7 menunjukkan kondisi lebih asam, dan nilai di atas 7 menunjukkan kondisi lebih basa atau basa. 

Fluktuasi harian dalam pH

pH kolam air tawar dapat berfluktuasi baik setiap hari dan musiman; besarnya fluktuasi ini akan tergantung pada seberapa baik buffered sistem air tawar. 

Fluktuasi ini disebabkan oleh fotosintesis dan respirasi oleh tumbuhan dan hewan, yang menghasilkan pH tertinggi yang biasanya terjadi saat senja dan yang terendah saat fajar. Ini karena selama malam respirasi meningkatkan konsentrasi karbon, yang berinteraksi dengan air untuk menghasilkan asam karbonat (H2 CO3), menurunkan pH. 

Pada siang hari, konsentrasi karbon dioksida berkurang karena fotosintesis, menaikkan nilai pH.

Bagaimana pH mempengaruhi hewan dan variabel kualitas air lainnya

pH optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan ikan adalah antara 6 dan 9. Jika pH di luar kisaran ini, pertumbuhan ikan akan berkurang. Kematian akan terjadi ketika nilai pH kurang dari 4,5 atau lebih besar dari 10. 

Selain efek langsung pH dapat terjadi pada ikan dan hewan air lainnya, pH berinteraksi dengan variabel kualitas air lainnya seperti amonia, hidrogen sulfida, dan logam terlarut, yang mempengaruhi keseimbangan air dan toksisitasnya juga. 

Misalnya, seperti yang disebutkan sebelumnya, pH tinggi meningkatkan toksisitas amonia pada ikan, sedangkan pH rendah meningkatkan toksisitas aluminium dan tembaga. 

Hidrogen sulfida (H2 S) adalah gas beracun dan tidak berwarna yang dapat terbentuk dalam sedimen kolam ketika bakteri memakan puing-puing organik di daerah yang rendah atau kehabisan oksigen, mengeluarkan bau telur busuk ketika sedimen diaduk. 

Ketika dilarutkan dalam air, H2 S dapat mengalami dua langkah kimia, yang bolak-balik tergantung pada pH. Pada pH kurang dari 6, sebagian besar hidrogen sulfida akan berada dalam bentuk H2 S beracun, sedangkan pada pH yang lebih tinggi (8-12), sebagian besar hidrogen sulfida akan berada dalam bentuk HS yang kurang toksik.


Alkalinitas

Alkalinitas mengacu pada kapasitas penyangga air, atau kemampuannya untuk menahan perubahan pH. Ini adalah ukuran konsentrasi total basa dalam air tambak, termasuk karbonat, bikarbonat, hidroksida, fosfat, dan borat, dan dinyatakan dalam kalsium karbonat ppm. 

Semua basa ini bereaksi dengan dan menetralkan asam, yang pada gilirannya buffer perubahan pH. pH air yang disangga dengan baik biasanya akan berfluktuasi antara 6,5 dan 9. 

Karbonat dan bikarbonat adalah komponen alkalinitas yang paling umum dan penting. Di kolam yang sudah ada, pengukuran alkalinitas yang ideal harus sekitar 100 ppm, tetapi pembacaan dari 50 hingga 200 ppm dapat diterima. 

Jika alkalinitas rendah, bahkan sejumlah kecil asam dapat menyebabkan perubahan besar pada pH. Nilai alkalinitas lebih besar dari 300 ppm tidak akan mempengaruhi ikan, tetapi nilai tinggi seperti itu akan membuat beberapa bahan kimia yang biasa digunakan, seperti tembaga sulfat, menjadi tidak efektif. 

Alkalinitas dapat ditingkatkan dengan menambahkan kapur pertanian [CaCO3 dan CaMg (CO3) 2] ke dalam kolam budidaya ikan.


Kekerasan

Kekerasan adalah ukuran dari garam divalen, atau ion bermuatan positif, khususnya kalsium (Ca2 +) dan magnesium (Mg2 +), dalam air. Total kekerasan adalah jumlah dari konsentrasi Ca2 + dan Mg2 +, yang dinyatakan dalam kalsium karbonat ppm. 

Kekerasan kalsium karbonat adalah istilah umum yang menunjukkan jumlah total garam divalen yang ada, tetapi tidak menentukan garam mana yang menyebabkan kesadahan air. 

Kekerasan dan alkalinitas sering membingungkan karena keduanya diekspresikan dengan menggunakan istilah yang sama (ppm kalsium karbonat), dan kadang-kadang kedua parameter memiliki nilai yang sama di badan air tertentu. 

Namun, alkalinitas mengukur ion negatif (karbonat dan bikarbonat) dan kekerasan mengukur ion positif (kalsium dan magnesium), dan terkadang nilai-nilai ini dapat sangat berbeda. 

Jika batu kapur (kalsium karbonat) adalah penyebab kekerasan dan alkalinitas, nilai-nilai ini akan sama atau identik. Namun, jika natrium bikarbonat (NaHCO3) bertanggung jawab atas alkalinitas tinggi, adalah mungkin bagi air untuk memiliki alkalinitas tinggi dan kekerasan dan kalsium yang rendah. 

Kalsium dan magnesium sangat penting bagi ikan untuk proses biologis seperti pembentukan tulang dan sisik. Jika kolam Anda digunakan untuk membudidayakan ikan, kekerasan air harus di atas 50 ppm dan dapat disesuaikan dengan menambahkan batu kapur pertanian.

Ringkasan

Pemahaman dasar tentang komponen kimia ekosistem perairan penting untuk berhasil mengelola kolam atau danau apa pun. Interaksi antara suhu, nutrisi, dan oksigen memainkan peran penting dalam banyak masalah umum yang dihadapi oleh pemilik kolam, seperti pertumbuhan alga yang berlebihan, penipisan oksigen, dan kematian ikan. 

Ekosistem kolam yang sehat lebih mudah dicapai dengan memahami interaksi ini dan mengelola pemuatan nutrisi yang berlebihan ke sistem kolam. Parameter lain, seperti pH, alkalinitas, dan kekerasan, juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan dan dapat memengaruhi toksisitas senyawa lain, seperti amonia dan logam. 

Pengujian kualitas air harus dipertimbangkan jika kolam Anda akan digunakan untuk budidaya ikan intensif. Berbagai metode tersedia untuk memantau kualitas air. Beberapa perusahaan memproduksi kit dan bahan untuk memantau kualitas air, atau sampel air dapat dikirim ke laboratorium komersial untuk pengujian.

Daftar Pustaka :

https://www.kompasiana.com/ucu-sutarsa/5c4fca67bde57512bb469fa2/memahami-kualitas-air-agar-bisa-mengelola-kolam-dengan-lebih-baik?page=all

CIRI BENIH IKAN BAIK DAN BERKUALITAS

CIRI BENIH IKAN BAIK DAN BERKUALITAS

Ciri Benih Ikan Baik dan Berkualitas -  BENIH BERKUALITAS. Dalam Dunia Budidaya Perikanan, Faktor benih berkualitas mempunyai prensentase keberhasilan sekitar 30 persen. Dimana benih yang baik dan berkualitas maka dalam pemanenan hasil akan lebih menguntungkan. Sebagai pembudidaya ikan setidaknya mengetahui ciri benih ikan yang baik dan berkualitas.Untuk memperoleh benih berkualitas, beberapa kriteria yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut: 

                                                        Gambar 1. Benih Ikan Nila 

CIRI BENIH IKAN BAIK DAN BERKUALITAS

 1.Pembenih Terpercaya ( Sudah mempunyai nama ) 

Pembenih terpercaya dalam hal terpercaya karena pembenih tersebut sangat mengutamakan kualitas. Dan Referensi tentang pembenih yang terpercaya bisa di dapatkan dari informaso antar pembudidaya ikan.

Benih berkualitas dihasilkan oleh hatchery (balai benih) yang menggunakan standart tinggi dalam pembenihan atau pembenih (breeder) terpercaya karena mengusai di bidang pembenihan serta terpercaya karena pengalaman dan latar belakang keilmuan serta yang menerapkan sistem produksi benih yang baik.


2.Sehat dan Tidak Cacat

Secara visual kondisi benih yang akan di budidayakan bisa kita amati. Benih yang hendak di budidayakan haruslah benih yang sehat dan tidak cacat, baik cacat karena turunan maupun cacat karena luka atau terserang penyakit. 

Kriteria Benih yang sehat akan aktif bergerak dan akan merespon bila diberi rangsangan. Rangsangan Tersebut bisa kita lakukan dengan pemberian pakan. Apabila pakan tersebut langsung di santap maka benih bisa di pastikan baik. 

 

3.Ukuran Benih sama

Ukuran Benih sama atau Benih yang berukuran seragam. Dimana Benih yang mempunyai ukuran sama dapat memanfaatkan pakan lebih efisien karena tidak ada ikan yang selalu kalah bersaing dalam memperoleh makanan. 

Apabila benih tidak sama maka di kuatirkan yang besar akan mendapatkan porsi makan banyak sedangkan yang lebih kecil akan tertinggal pertumbuhannnya.

 

4.Respon terhadap Pemberian Pakan

Respon terhadap Pemberian Pakan mengindentifikasikan bahwa benih cepat mendapatkan rangsangan. Benih yang berkualitas akan merespon pemberian pakan dengan menyambarnya ketika diberi pakan. Gerak lincah dan aktif. 

5.Bebas dari Organisme Penyakit

Benih berkualitas bebas dari organisme penyakit seperti parasit, bakteri, jamur, atau virus.

6.Sesuai dengan Standar

Benih berkualitas dapat dikenali berdasarkan sifatnya dalam memenuhi kriteria kualitatif maupun kuantitatif.

Kriteria kualitatif adalah kondisi yang ditunjukan oleh benih berdasarkan asal-usul dan hasil pengamatan secara kasat mata. Benih yang baik merupakan hasil pemijahan yang bukan satu keturunan dengan bentuk tubuh yang normal dengan pergerakan aktif, bak terhadap arus air maupun terhadap rangsangan dari luar.

Kriteria kuantitatif dapat diketahui dari data umur, panjang, keseragaman ukuran, bobot minimal, serta keseragaman kelincahan gerakannya terhadap rangsangan dari luar dan terhadap arus air.

Daftar pustaka :

  • Sumber : http://penyuluhpi.blogspot.com/ciri-benih-ikan-baik-dan-berkualitas.html
  • https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/ciri-benih-ikan-baik-dan-berkualitas-29

Hama dan penyakit ikan nila

 Hama dan penyakit ikan nila

Gambar 1. Ikan Nila

Serangan penyakit jarang ditemukan mewabah secara besar-besaran dalam budidaya ikan nila. Kalau pun ada, hanya berupa serangan lokal. Namun pembudidaya tetap harus berhati-hati. Karena penyakit ikan nila bukan tidak mungkin datang mengganggu.

Kondisi paling rentan terhadap serangan hama dan penyakit biasanya terjadi pada fase pembenihan ikan nila, dari penetasan hingga pendederan. Penyakit ikan nila bisa ditularkan lewat aliran air, udara dan kontak langsung. Atau, terjadi karena kondisi lingkungan yang buruk.

Pengobatan hama dan penyakit pada ikan cukup menyita sumber daya dan biayanya mahal. Oleh karena itu, pencegahan harus lebih diutamakan dibanding pengobatan. Dilihat dari segi ekonomi tindakan pencegahan lebih efesien.

Pencegahan hama dan penyakit

Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif untuk menekan resiko hama dan penyakit ikan nila. Karena bila hama dan penyakit sudah menyerang, ongkos penanggulangannya akan lebih besar.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit ikan nila, diantaranya:

  1. Pengolahan dasar kolam, yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Pengeringan dilakukan dengan menjemur dasar kolam setiap kali hendak memulai budidaya. Sinar matahari bisa membunuh sebagian besar hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Pengapuran dasar kolam juga membantu mematikan sebagian penyakit. Untuk lebih detailnya silahkan baca persiapan kolam untuk budidaya ikan.
  2. Memasang filter atau saringan pada pintu pemasukan air untuk mencegah sebagian hama dan vektor pembawa penyakit masuk ke dalam kolam.
  3. Lakukan secara rutin pemberantasan hama secara mekanis (diambil atau dibunuh) dan pemberantasan hama secara biologis (mempertahankan predator alami hama). Apabila hama tetap membandel bisa dipertimbangkan menggunakan obat-obatan kimia.
  4. Gunakan bibit ikan nila unggul yang tahan terhadap penyakit. Bibit sebaiknya didapatkan dari sumber terpercaya, seperti litbang-litbang perikanan.
  5. Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi kontak antar ikan secara langsung. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air kolam akan lebih banyak.
  6. Berikan pakan dengan takaran yang tepat untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan dalam kolam. Sisa pakan akan membusuk sehingga menurunkan kualitas lingkungan kolam dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.
  7. Lakukan penanganan ikan secara hati-hati pada saat penebaran atau pemindahan antar kolam, agar ikan tidak terluka yang memicu infeksi penyakit.
  8. Apabila langkah pencegahan sudah dilakukan dan hama penyakit tetap muncul, baru lakukan pemberantasan hama dan pengobatan penyakit dengan menggunakan obat-obatan kimia. Yang perlu diingat, pemberian bahan kimia akan mendatangkan efek samping lain.
  9. Pengobatan penyakit bisa dilakukan dengan memberikan bahan kimia pada kolam, merendam ikan yang sakit, mencampur obat dengan pakan, atau memberikan obat secara langsung pada tubuh ikan.

Hama ikan nila

Hama yang memangsa ikan nila tidak jauh berbeda dengan hama ikan air tawar tawar lainnya. Beberapa hama ikan nila yang paling sering dijumpai dan mempunyai efek mematikan diantaranya:

a. Notonecta

Masyarakat Jawa Barat menyebutnya bebeasan (menyerupai beras) karena terdapat bintik putih seperti beras. Hama ini menyerang benih ikan yang masih kecil. Upaya pencegahannya cukup sulit.

Bila jumlahnya sudah terlalu banyak, hama ini bisa diberantas dengan menyiramkan minyak tanah pada kolam. Jumlah minyak tanah yang diperlukan 5 liter tiap 1000 m2 luas kolam. Cara ini cukup efektif menekan populasi notonecta.

b. Larva cybister

Hama ini dikenal dengan nama ucrit, lebih mematikan dibanding notonecta. Warnanya kehijauan dan dapat bergerak dengan cepat. Bagian depan terdapat taring untuk menjepit mangsa, sedangkan di bagian belakangnya terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang benih ikan.

Ucrit menyukai lingkungan kolam yang banyak mengandung material organik. Untuk mencegahnya, bersihkan kolam secara rutin dari gulma dan sampah organik. Bila sudah dewasa akan bermetamorfosis menjadi kumbang yang bisa meloncat antar kolam.

Bahan kimia yang mematikan bagi ucrit, akan mematikan juga bagi benih ikan nila. Oleh karena itu, hama ucrit hanya dianjurkan untuk diberantas secara mekanis dan mengefektifkan pencegahan.

Penyakit ikan nila

Ikan nila bisa dikatakan relatif tahan terhadap penyakit. Hingga saat ini belum pernah ditemukan wabah penyakit secara besar-besaran yang menyerang ikan nila. Tidak seperti budidaya ikan mas, yang sering dilanda wabah.

Secara umum, terdapat dua tipe penyakit ikan nila, yakni penyakit infeksi atau penyakit menular, dan penyakit non-infeksi yaitu disebabkan oleh kondisi lingkungan yang buruk. Berikut ini beberapa penyakit ikan nila dari jenis penyakit infeksi yang sering dijumpai:

  • Trichodina sp. Jenis mikroorganisme yang menjadi parasit pada ikan air tawar maupun ikan air laut. Parasit ini biasanya menyerang bagian luar seperti kulit, sirip dan insang. Tandanya terlihat luka pada organ-organi yang diserang. Bisa dicegah dengan menjaga sanitasi kolam dan memasang filter air atau bak pengendapan pada instalasi pengairan kolam. Pengobatan bisa dilakukan dengan merendam ikan yang sakit dalam larutan garam (NaCl) sebanyak 500-1000 mg/liter selama 24 jam. Atau dengan larutan formalin sebanyak 25 mg/liter.
  • Saprolegniasis. Penyakit yang disebabkan oleh sejenis jamur. Biasanya menyerang telur, larva dan benih ikan. Bagian tubuh yang diserang organ-organ luar. Penampakan penyakit ini seperti benang halus berwarna putih atau putih kecoklatan. Pengobatan dilakukan dengan merendam telur atau ikan yang terserang dalam larutan malachite green 1 mg/liter selama 1 jam, atau larutan formalin 200-300 mg/liter selama 1-3 jam, atau NaCl 5 gram/liter selama 15 menit.
  • Epistylis spp. Parasit ini umumnya menyerang organ-organ bagian luar seperti kulit, insang dan sirip. Ciri-ciri ikan yang terserang bagian insangnya berwarna merah kecoklatan, ikan sukar bernapas, gerakan lambat, dan pertumbuhannya terhambat. Penularan penyakit terjadi karena kontak langsung dengan ikan yang sakit. Pencegahannya dengan mengurangi padat tebar ikan. Pengobatannya dengan merendam ikan dalam larutan formalin 200 mg/liter selama 40 menit, atau KMnO4 20 mg/liter selama 15-20 menit.
  • Bercak merah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. Menyerang organ bagian dalam dan luar. Ciri-cirinya ada pendarahan pada bagian tubuh yang terserang, sisik terkelupas, perut membusung. Bila menyerang kulit akan terlihat borok. Ikan terlihat lemah dan sering muncul ke permukaan kolam. Bila di bedah bagian dalamnya mengalami pendarahan pada hati, ginjal dan limpa. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara menyuntik, perendaman atau dengan mencampur obat pada pakan. Obat perendaman kaliumpermanganat 10-20 mg/liter selama 30-60 menit. Penyuntikan dengan tetramysin 0,05 ml per 100 gram bobot ikan atau kanamysin 20-40 mg/kg bobot ikan. Pencampuran pada pakan dengan oxytetracylin 50mg/kg pakan, diberikan setiap hari selama 7-10 hari.

Sedangkan penyakit non-infeksi yang banyak ditemukan dalam budidaya ikan nila disebabkan oleh:

  • Kualitas air. Kualitas air yang buruk membahayakan perkembangan ikan. Oleh karena itu kualitas air harus terus dipantau. Pastikan saluran masuk dan keluar tetap lancar. Bila air disirkulasikan untuk beberapa kolam, penggunaan bak penyaringan air lebih direkomendasikan. Air yang berkualitas akan membuat ikan selalu berada dalam kondisi bugar dan sehat.
  • Pakan. Pemberian pakan harus tepat jenis dan takaran. Pakan yang tersisa akan mengendap di dasar kolam, menurunkan kualitas air dan menimbulkan gas-gas berbahaya bagi ikan.
  • Keracunan. Keracunan pada ikan biasanya disebabkan oleh pemberian pakan yang salah, misalnya pakan kadaluarsa. Bisa juga disebabkan oleh adanya senyawa beracun dalam kolam, seperti H2S yang timbul dari pembusukan material organik di dasar kolam. Atau, polutan berbahaya yang terbawa dari sumber air.
  • Penanganan ikan. Dalam menangani ikan usahakan secara hari-hati. Misalnya saat penebaran atau pemindahan kolam, jangan sampai tubuh ikan terluka karena jaring atau benda keras lainnya. Luka pada tubuh ikan akan memicu penyakit.
  • Genetis. Gunakan selalu benih ikan yang baik. Penyakit juga bisa disebabkan oleh keturunan. Misalnya, bentuk tubuh ikan yang tidak sempurna atau cacat.

—–

Referensi

Gufran Kordi. 1997. Budidaya ikan nila. Dahara Prize.

Gusrina. 2008. Budidaya ikan Jilid 3. Kementrian Pendidikan Nasional.

Usni Arie. 2004. Pembenihan dan pembesaran nila gift. Penebar Swadaya

https://alamtani.com/hama-dan-penyakit-ikan-nila/

Aneka Hama dan Penyakit Ikan Lele

 Aneka Hama dan Penyakit Ikan Lele




Gambar 1. Ikan Lele 

Hama dan Penyakit Ikan Lele

Apakah kamu beternak lele saat ini? Ternak yang satu ini lebih tahan penyakit namun anda tetap harus mempertimbangkan hama dan penyakit yang dapat menyerangnya. Pasalnya, penyakit tersebut dapat mempengaruhi produktivitas, nilai jual, sampai dapat menyebabkan kematian bila tidak dilakukan pencegahan sejak dini.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dapat dilakukan pencegahan dan pengendalian dalam penyakit ikan lele. Tentunya sebelum anda melakukan pencegahan dan pengendalian dini maka sangat diperlukan pengetahuan tentang hama dan penyakit yang paling sering menyerang ternak lele

Hewan Predator

Predator merupakan salah satu hama yang dapat sangat menganggu anda dalam beternak ikan lele. Usahakan untuk beternak lele dengan ukuran kolam yang lebih dalam, jika perlu anda harus memberikan pembatas pada bagian tepi kolam dan memasangi paranet untuk menghindari gangguan pemangsa predator seperti kucing, anjing, ular, musang, dan lain – lain.

Hama lainnya yang menganggu pemeliharaan ikan lele dengan menggunakan media tanah (sawah) ialah ikan belut yang membuat dinding pematang sawah bocor sehingga lele dapat kabur. Mujair dan ikan gabus adalah pesiang untuk ikan lele karena mereka menyukai berkembang biak pada saluran masuk atau keluar air.

Selain itu, benih lele dapat menjadi santapan katak sewaktu – waktu sehingga anda harus menempatkan pemijahan pada daerah yang intensif untuk dilakukan pemantauan.

Bintik Putih (White Spot)

Penyakit bintik putih pada ikan lele disebabkan oleh protozoa jenis Ichthyphyhirius multifillis yang diketahui juga menyerang semua ikan air tawar. Kualitas air yang buruk, suhu dingin, dan jumlah ikan yang terlalu banyak adalah pemicunya.

Secara umum, penyakit ini lebih spesifik menyerang benih ikan lele yang ditandai dengan timbulnya bintik – bintik putih pada pada permukaan tubuh dan insang. Anda perlu waspada ketika melihat ikan anda mulai menggosok – gosokkan badannya pada dinding atau dasar kolam.

Untuk pencegahan penyakit ini, anda wajib mempertahankan suhu air pemeliharaan 280C dengan kualitas terbaik. untuk lele yang sudah besar dapat dipindahkan ke kolam lainnya. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam dalam larutan formalin 25 cc/m3 dengan menambahkan malacit green 0,15 gram/m3 dalam waktu 24 jam

Penyakit Gatal (Trichodiniasis)

Sesuai dengan namanya, penyakit yang satu ini disebabkan oleh jenis protozoa trichodina sp. dengan gejala menciri ikan lele terlihat lebih lemas, warnanya lebih kusam dan terlihat lebih sering menggosok – gosokkan tubuhnya di dinding atau permukaan kolam.

Penyakit ini disebabkan oleh kepadatan ikan yang terlalu tinggi, kurangnya suplay oksigen, kontak langsung antar lele serta media perantara seperti air. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur dengan baik kepadatan saat ikan ditebar dengan tetap menjaga kualitas airnya.

Untuk mengobati penyakit ini, anda bisa menggunakan larutan formalin 40 ppm dengan merendam ikan yang terkena penyakit dalam waktu 12 – 24 jam.

Serangan Bakteri Aeromonas hydrophila

Bakteri Aeromonas hydrophilia dapat menjadi pennyakit yang parah untuk ikan lele anda, pasalnya penyakit yang satu inidapat menyebabkan pembengkakan pada pangkal sirip dan terdapat luka di setiap tubuh ikan. Tanda lainnya, cairan getah bening pada perut ikan jadi menggembung. Penyakit ini muncul akibat pakan yang diberikan telah membusuk di dasar kolam 

Pencegahan yang dapat anda lakukan dengan mempertahankan kualitas air terbaik dengan suhu 280C dan pakan yang sisa dibersihkan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotic spektrum luas contoh oksitetrasiklin ke dalam pakannya dengan dosis 50 mg/kg pakan, pemberian dilakukan selama 7 – 10 hari.

Lakukan penggantian air kolam secara rutin khususnya pada saat ikan terserang penyakit. Selain itu, anda perlu menambahkan garam dengan dosis 100 – 200 gram/m3.

Serangan Channel catfish virus (CCV)

Serangan Channel catfish virus (CCV) bisa sangat berpengaruh pada produktivitas ikan lele karena penyakit ini akan menyebabkan ikan berenang berputar – putar, nampak vertical di permukaan, pendarahan di bagian sirip dan ekor serta ikan terlihat lemah. 

Penyakit ini dipicu kualitas suhu air, kualitas air dan kepadatan tebar yang melebihi batas tebar. Pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan cara memperbaiki manajemen pemeliharaan, menjaga kebersihan kolam dan memberikan pakan yang baik. Pengobatan penyakit ini belum ditemukan.

Cotton Wall Disease (CWS)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Flexibakter columnaris yang menyerang organ dalam ikan seperti insangnya sehingga terdapat luka – luka pada permukaan tubuh, lapisan putih atau bintik putih pada tubuh ikan, serta adanya gerakan lambat berenang dan ikan terlihat lebih banyak mengambang.

Penyakit ini disebabkan oleh pakan yang membusuk di dasar atau permukaan kolam disertai dengan kenaikan suhu. Pencegahan dapat dilakukan tetap mempertahankan suhu airnya 280C. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian oksitetrasiklin (OTC) dengan dosis 50 mg/kg untuk setiap 1 kg pakan selama 7 – 10 hari.

Selain itu, anda bisa merendam ikan dengan larutan oksitetrasiklin dengan dosis 3 – 5 ppm dalam rentang waktu 12 – 24 jam.

Penyakit Kuning (Jaundice)

Penyakit jaundice pada lele akibat manajemen pemberian pakan yang buruk dengan tetap memberikan pakan yang sudah kadaluarsa, pakan sudah rusak, serta lebih sering diberikan jeroan dan ikan rucah. Selain itu, penyakit kuninng juga disebabkan oleh alga merah dari aliran kolam lainnya.

Pecah Usus

Pecah usus atau yang disebut reptured intestine syndrome (RIS) dengan gejala yang spesifik yakni pecah usus pada ikan lele. Manajemen pemberian pakan perlu dilakukan dengan mengatur pemberian pakan yang efektif. Ikan lele termasuk ikan yang rakus sehingga jumlah pakan yang berlebihan memecahkan usus bagian tengah dan belakang. 

Kebutuhan ikan lele sekitar 3 – 6 % dari total bobot badan yang diberikan secara bertahap dari pagi, siang, dan malam.

Defisiensi Vitamin

Defisiensi vitamin pada ikan lele yang paling sering disebabkan kekurangan vitamin C sehingga mengakibatkan tubuh ikan membengkok dan tulang kepala retak. Lakukan pemberian vitamin yang tersedia di pasaran dengan dosis 1 gram/kg pakan untuk lele selama 5 – 7 hari.

Keracunan

Keracunan pada ikan dapat disebakan berbagai factor namun utamanya akibat air yang tercemar oleh pestisida, limbah industry, limbah rumah tangga, dan lain – lain. Cukup sulit untuk menanggulanginya, anda perlu menyaring air sebelum dialirkan ke kolam anda, atau memindahkan lokasi anda dalam beternak ikan lele. 


REFERENSI

Anonim. 2013. Hama dan Penyakit Ikan Lele, alamtani.com


Foto : Pixabay



 

PANDUAN MUDAH BUDIDAYA BLUEBERRY DALAM POTPEMUPUKAN PEPAYA CALIFORNIA AGAR TUMBUH SUBUR

TAGS: budidaya lele penyakit ikan lele

TINGGALKAN BALASAN

Komentar


Nama * 

Email * 

Situs Web 

 Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Donasi KitaBisa Pahlawan Pangan


 

Artikel Terbaru

Internet of Things (IoT) di Era Pertanian Presisi ?

Modernisasi Pertanian Pada Era Teknologi  4.0

Mengenal Fakta Keunikan Tentang Jangkrik

Kenali Segudang Manfaat Dari Daun Srikaya

Ketahui Keuntungan Dari Penggunaan Sabut Kelapa

Mencari Pebedaan Pada Ikan Nila dan Ikan Mujair


 

Cari Artikel Pertanian

Cari untuk:

Cari …

Email : info@paktanidigital.com | WA : 0811-6075-431

Copyright 2017-2019 - Pak Tani Digital

FacebookInstagramEmail

Share to Facebook

Share to Twitter

Share to Email

Share to WhatsApp

Share to Pinterest

Share to Lagi...

34

SHARES

SHARES

Webpush by  Truepush


https://paktanidigital.com/artikel/aneka-hama-dan-penyakit-ikan-lele/#.YBa4c-j7TIU

Hama dan penyakit ikan mas

 Hama dan penyakit ikan mas

Hama dan penyakit ikan mas merupakan salah satu faktor risiko budidaya yang harus ditekan atau dihilangkan. Serangan hama dan penyakit bisa berakibat turunnya produktivitas hingga menyebabkan gagal panen yang berpotensi menggerus keuntungan.

Meskipun sama-sama mengganggu budidaya, cara pengendalian hama dan penyakit berbeda. Hama biasanya berupa jenis organisme yang berpotensi untuk memangsa, mengganggu dan menyaingi ikan. Ukiran tubuhnya bisa lebih besar atau lebih kecil dari ikan yang dibudidayakan.


                                            Gambar 1. Ikan Mas 

Sedangkan yang dimaksud dengan penyakit adalah suatu gejala fisiologis pada ikan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan atau kematian. Gejala ini bisa disebabkan oleh organisme parasit atau kondisi lingkungan yang buruk.

Hama ikan mas

Hama ikan mas banyak sekali jenisnya mulai dari yang berukuran besar seperti linsang, ular, kodok, biawak, burung, hingga organisme kecil seperti larva, kutu, dan jenis serangga lainnya. Jenis hama dibedakan menjadi pemangsa (predator), pesaing (kompetitor) dan pengganggu.

Hama pemangsa biasanya mengganggu budidaya dengan cara menyerang ikan secara langsung untuk dimakan. Hama pesaing mengganggu budidaya dengan mengambil sumber daya (seperti pakan, ruang, air, udara, dll) untuk tumbuh dan berkembang ikan, sehingga ikan budidaya kalah bersaing dan tersisih oleh si hama. Sedangkan hama pengganggu biasanya merusak habitat budidaya seperti membocorkan kolam atau menjadi vektor pembawa penyakit.

Dari sekian banyak jenis hama tersebut, yang paling sering menjadi masalah dalam budidaya ikan mas diantaranya sebagai berikut:

a. Bebeasan (Notonecta)

Pencegahan: pasang saringan halus dari kawat atau kain kasa di pintu masuk air. Saringan halus bisa mencegah benih dan telur bebeasan masuk ke dalam kolam.

Pemberantasan: Percikan minyak tanah pada permukaan air kolam. Jumlah minyak tanah yang diperlukan 5 cc/m2 luas permukaan kolam. Bebeasan akan mati bila minyak tanah masuk ke dalam sistem pernapasannya.

b. Ucrit (Larva cybister)

Pencegahan: bersihkan kolam dan lingkungan sekitarnya dari material organik. Selain itu pemasangan saringan di saluran masuk pintu kolam dengan kawat halus bisa mencegah hama ini masuk ke dalam kolam.

Pemberantasan: lakukan penangkapan ucrit secara manual, bisa menggunakan alat seser atau serokan dengan jaring halus. Bila dengan penangkapan tidak bisa, solusi akhirnya bisa menggunakan minyak tanah. Semprotkan minyak tanah ke permukaan kolam dengan dosis sama dengan memberantas bebeasan.

c. Ikan gabus

Pencegahan: penjemuran dasar kolam hingga kering sebelum memulai budidaya ikan akan menekan perkembangan ikan gabus. Ikan gabus bisa dicegah masuk ke dalam kolam memasang saringan dari ijuk secara rapat. Saringan ijuk mencegah telur, benih ikan dan ikan gabus dewasa untuk masuk ke dalam kolam.

Pemberantasan: ikan gabus bisa diambil dengan cara dipancing, berikan umpan berupa ikan kecil atau anak kodok.

d. Belut dan kepiting

Belur dan kepiting merupakan hama pengganggu dan kadang-kadang menjadi predator ikan. Hama ini biasanya merusak pematang atau tanggul kolam dengan membuat lubang, sehingga kolam menjadi bocor.

Penanggulangan belut dan kepiting dilakukan secara mekanis. Belut bisa dipancing langsung dari lubangnya. Biasanya belut akan keluar saat malam hari. Sedangkan untuk memancing kepiting keluar dari lubangnya, bisa dengan ditaburi sekam padi.

e. Kodok dan ular

Kodok dan ular biasanya memangsa ikan ukuran benih. Ular efektif dicegah dengan penangkapan langsung. Sedangkan kodok bisa dicegah dengan menjaga kebersihan kolam dan rajin membersihkan kolam dari telur kodok.

f. Linsang

Linsang ata berang-berang merupakan hewan karnivora pemakan ikan. Hewan ini sangat rakus dan bisa menyantap ikan yang berukuran besar. Linsang biasanya menyerang kolam ikan yang berdekatan dengan sungai, danau atau rawa.

Untuk mencegahnya adalah dengan memasang ranting bambu pada kolam atau memagari kolam. Memasang lampu penerangan pada malam hari membantu mencegah serangan linsang.


Penyakit ikan mas

Terdapat dua hal yang menyebabkan ikan sakit, yakni kondisi lingkungan yang buruk dan organisme patogen. Penyakit yang disebabkan lingkungan biasanya datang karena kekurangan nutrisi, kualitas air yang buruk atau keracunan zat berbahaya. Penyakit ini biasanya tidak menular.

Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen disebut penyakit infeksi, karena berpotensi menular dari satu ikan ke ikan lainnya. Penyakit infeksi ini bisa dibebakan oleh virus, bakteri, jamur protozoa, dan parasit lainnya. 

Salah satu cara untuk mengendalikan penyakit ikan mas adalah dengan mengenali faktor-faktor penyebabnya. Beberapa penyakit yang sering menyerang budidaya ikan mas adalah sebagai berikut.

a. Bintik putih (White spot)

Bintik putih disebabkan oleh ichthyophthirius multifiliis, kelompok protozoa dari kelas ciliata. Gejala: bintik-bintik putih berlendir pada permukaan tubuh dan insang, gerakan ikan lambat dan sulit bernafas. Pada fase berat menyebabkan pendarahan pada sirip dan tertutup lendir. Ikan bergerak lamban dan muncul ke permukaan air.

Pencegahan: menjaga kualitas air, usahakan sirkulasi air kolam mengalir terus-menerus

Pengobatan: pada fase pembelahan atau perkembangbiakan protozoa belum ada obat yang efektif. Selain fase itu bisa diobati dengan direndam dalam larutan methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air). Ambil 2-4 cc campurkan dalam 4 liter air. Perendaman selama 24 jam. Atau rendam dalam larutan garam dapur (NaCl) selama 10 menit. Dosis garam 1-3 gram per 100 cc air.


b. Bengkak insang dan badan

Disebabkan oleh myxospores, sejenis spora yang dihasilkan oleh mycobacteria. Ikan yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala insang selalu terbuka terdapat bintil putih kemerahan, pada bagian punggung terjadi pendarahan.

Pencegahan: keringkan dan jemur kolam sebelum budidaya dimulai. Berikan kapur tohor saat pengolahan tanah dasar kolam dengan dosis 200 gram/m2. Hingga saat ini belum ada obat yang efektif membrantas penyakit ini.


c. Cacing insang dan kulit

Disebabkan oleh organisme sejenis cacing, yakni cacing kulit (Gyrodactylus) dan cacing insang (Dactylogyrus). Gejala penyakit ini terlihat pada insang, terjadi pendarahan dan penebalan. Ikan terlihat menggosok-gosokkan badannya pada dasar atau dinding kolam, sirip kadang rontok, ikan tampak kurus, sisik buram.

Penanggulangan: direndam dalam larutan formalin 250 gram/m3 air selama 15 menit. Atau direndam dalam methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam.


d. Kutu ikan (argulosis)

Gejala: adanya bercak merah pada bagian sirip, kulit dan insang. Ikan terlihar kurus karena si kutu menyerap darah ikan.

Pengobatan: ikan yang terinfeksi direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan dosis 20 gram/liter air selama 15 menit.


e. Jamur (Saprolegniasis)

Penyakit ini disebabkan oleh jamur, biasanya menyerang bagian kepala, tutup insang dan sirip. Kondisi air yang dingin akan mempercepat luka. Gejalanya pada tubuh ikan tampak seperti ada kapas, pada telur ikan akan tampak serabut seperti kapas.

Pengobatan: Ikan direndam dalam larutan Malachite Green Oxalat (MGO) dengan dosis 3 gram/m3 air selama 30 menit. Untuk telur, direndam selama 1 jam.


f. Gatal (Trichodiniasis)

Gejala: penyakit ini lebih sering menyerang benih ikan. Ikan yang sakit akan terlihat menggosk-gosokkan badannya ke benda keras. Tidak ada ciri khusus gejala penyakit ini.

Pengobatan: ikan yang terkena direndam dalam larutan formalin 200 ppm selama 15 menit atau MGO 0,1 gram/m3 selama 24 jam.


g. Bakteri (Aeromonas punctata)

Penyakit ini cukup ganas. Gejala: seluruh badan ikan menjadi kusam, kulit kesat, melepuh. Ikan bernapas lemah, terlihat megap-megap. Mengalami pendarahan organ dalam seperti hati dan ginjal, kantong empedu mengembung.

Pengobatan: berikan Terramycine dengan dosis 50 mg/kg berat ikan per hari, pemberian dicampurkan dengan pakan. Berikan selama 7-10 hari berturut-turut. Atau, lakukan penyuntikan dengan Chloramphenicol10-15 mg/kg bobot tubuh ikan.


h. Bakteri (Pseudomonas flurescens)

Gejala: gejala serangan mirip dengan aeromonas, kulit ikan mengalami pendarahan, luka pada kulit selanjutnya menjadi borok. Sirip ekor lambat laut terkikis dan rontok. Pendarahan pada organ dalam.

Pengobatan: berikan Oxytetracycline yang dicampurkan pada pakan, dosis 25-30 mg/kg bobot tubuh ikan per hari. Berikan selama 7-10 har berturut-turut.


i. Koi herves virus (KHV)

KHV merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang ikan koi. Namun pada tahun 2002 KHV mulai menyerang budidaya ikan mas secara besar-besaran, di Pulau Jawa yang segera menyebar ke Bali dan Sumatera. Bahkan sempat membuat kelesuan usaha budidaya ikan mas.

KHV bisa mengakibatkan kematian ikan secara massal. Penyakit ini bisa menyebar dengan cepat pada perairan bersuhu 15-27oC. Sehingga bila satu kolam budidaya maka kawasan disekitarnya biasanya ikut terserang juga. Tingkat kematian ikan akibat virus ini mencapai 80-100%.

Pencegahan: hingga saat ini tidak ada obat yang efektif mengendalikan KHV. Berdasarkan penelitian BBPBAT Sukabumi, pemberian cromium yeast bisa membantu meningkatkan kekebalan ikan terhadap penyakit ini. Cromium yeast adalah bahan yang biasa dicampurkan pada pakan hewan ternak. Pemberiannya dicampurkan dalam pakan.


                                            Gambar 2. Hama dan Penyakit pada ikan mas 

Referensi

Budi Santoso. 1993. Petunjuk teknis budidaya ikan mas. Kanisius, Jakarta.

Brosur hama dan penyakit ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Ciptoroso, E.Mudjiutami, Ayi S. Pemanfaatan immunostimulant (Cromium yeast) untuk pengendalian penyakit pada ikan mas. Kementerian Kelautan dan Perikanan.

http://www.els.net/WileyCDA/ElsArticle/refId-a0000307.html, diakses 2 September 2014.

http://www.pond-life.me.uk, Diakses 2 September 2014.

https://alamtani.com/hama-dan-penyakit-ikan-mas/


Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...