Kamis, 31 Desember 2020

Budidaya ikan Nila di Keramba Jaring Apung

 Budidaya ikan Nila
di Keramba Jaring Apung

Kelebihan keramba jaring apung daripada keramba kolam

• Tidak perlu ada biaya pembelian lahan tanah

• Tidak diperlukan ada sistem pergantian air selama budidaya

• Bibit atau anak ikan lebih seragam, memudahkan untuk pemeliharaan dan pemberian pakan

• Pembesaran ikan berjenjang dan teratur dalam waktu pemanenan

• Memudahkan dalam penangkapan saat akan pemanenan

• Produksi ikan lebih tinggi dalam setiap meter persegi


Kekurangan keramba jaring apung

• Perlu perhatian lebih serius dan pengawasan yang lebih sering dilakukan

• Pemberian pakan berbeda berdasarkan ukuran ikan di setiap peta keramba

• Resiko kecurian dibandingkan sistem kolam

• Keramba atau jaring mudah rusak bila terjadi banjir / arus terlalu deras

• Biaya pembuatan keramba lebih tinggi dibandingkan sistem kolam

Syarat perairan untuk budidaya ikan Nila di Keramba Jaring Apung

• Kondisi air tidak tercemar atau sesuai baku mutu untuk budidaya

• Kedalam air minimal 3-5 meter dari dasar jaring

• Suhu air 23-30 derajat dan ph 6,5-8,5

• Kecerahan air minimal 3 meter atau tidak keruh

Pembuatan Keramba Jaring Apung

ukuran 3 x 3 m2

• Bahan –bahan :

1. Kayu ulin ukuran 4cm x 8cm panjang 4 meter,
sebanyak 8 batang
2. Baut 3 hun panjang 16 cm, 18 batang
3. Papan ulin ukuran disesuaikan, 8 keping
4. Paku 2” sebanyak 1 kg
5. Waring ukuran 3x3x1,20 mtr
6. Tali pengikat 4” sepanjang 20 mtr
7. Drum plastik ukuran 4 ring, sebanyak 4 buah

• Peralatan Pembuatan keramba

1. Gergaji biasa
2. Palu
3. Pahat
4. Kunci pas

Tahapan pembuatan keramba jaring apung

• Rangka keramba dibuat sesuai dengan ukuran 3x3 mtr, untuk
satu unit keramba bisa terdiri dari 2 petak atau 4 petak
• Pelampung dari drum plastik diletakan pada sudut petak,
agar posisi kontan drum diikat dengan tali yang mengait pada
kerangka keramba
• Setelah kerangka dan pelampung selesai terkait, papan yang
digunakan sebagai pijakan badan kolam pun segera
dipasang. Pemasangan dilakukan di dalam air. Panjangnya
disesuaikan dengan panjang rangka
• Setelah proses intaslasi kolam selesai dilakukan pemasangan
jangkar. Jangkar yang digunakan terbuat dari batu kali yang
di bungkus karung diikat dengan tali plastik Æ 20 mm
• Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari tiap ujung
jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam
kolam

Penyiapan benih ikan nila yang baik

• Ciri-ciri benih yang bagus

- ukuran seragam

- kondisi badan ikan tidak luka / tergores

- mampu berenang dengan kuat / sempurna

 ukuran benih

- ukuran 5-8 cm harus dideder hingga 8-12 cm

selama 20 hari

- ukuran 10-12 cm bisa langsung pembesaran di

keramba hingga panen.

Pensortiran benih saat berumur 22 hari

• Saat dilakukan pada pagi hari

• Setelah di sortir, ikan baru diberi pakan pada

sore hari

• Ikan dipisahkan dua tempat, ukuran kecil dan

ukuran besar

• Untuk ukuran kecil diperlakukan dengan

pemberian pakan lebih banyak dari ukuran

besar hingga 45 hari, hal ini untuk

menseragamkan ukuran ikan pada saat

pembesaran selanjutnya.

Pemberian pakan untuk 1000 ekor

• Pada saat benih ukuran 5-8 cm, pemberian

pakan 5 kali dalam sehari, sebanyak 10 kg

untuk 21 hari. Jenis pakan FF999

• Pada hari 22 hingga hari 45 diberikan 3 kali

sehari sebanyak 20 kg pakan, jenis pakan HIPRO-VITE 781-1

• Pada hari 45-hingga panen diberikan 3 kali

sehari, sebanyak 180 kg pakan. Jenis pakan

HI-PRO-VITE 781

Pencegahan dan penangulangan

penyakit pada ikan nila

• Penyakit yang sering menyerang ikan nila, yaitu jamur

pada badan dan mulut, tanda-tanda adanya bercakbercak putih.

• Penanggalungan secara herbal dengan menggunakan

bahan kunyit dan bawang putih yang dihalukan,

kemudian dicampurkan pada pakan FF999

• Pemberiannya pada pagi dan sore, seperti waktu

pemberian pakan biasanya. Untuk pencegahan

lakukan pada saat hari pertama hingga 21 hari benih

dikeramba.

• Catatan : penyakit jamur ini menyerang pada benih

ikan baru masuk keramba hingga 21 hari.

Teknis pemanenan

• Pemanen sekaligus

Pemanenan ini tidak perlu perlakukan khusus.

• Pemanen secara bertahap, hal-hal yang perlu diperhatikan

sebagai berikut :

- Tidak dianjurkan memanen setelah ikan diberikan pakan, hal ini

menghindari stres ikan yang tidak dipanen

- Teknis memanenanya, siapkan tali di tengah blok kelamba, tarik

talinya secara perlahan hingga terpisah ikan yang akan di panen

dengan ikan lainnya. Apabila hanya beberapa ekor saja bisa

gunakan pancing saja.

Waktu Pemanenan

- Pemanenan dilakukan pada bulan ketiga hingga bulan keenam

masa budidaya

- Berdasarkan berat /ukuran ikan yaitu 3 ekor untuk 1 kg

Analisa usaha

• Modal Usaha

- Pembelian benih ikan untuk 1000 ekor, @ Rp350 x 1000 = Rp350.000

- Pembuatan keramba ukuran 3x3 mtr , Rp2.000.000

- Pembelian pakan FF999 Rp150.000, HIV-PRO-VITE 781-1 Rp220.000 dan

HIV-PRO-VITE 781 Rp1.770.000, total pakan Rp2.140.000

- Total modal Rp350.000+Rp2.000.000+Rp2.140.000 = Rp4.490.000

• Nilai Jual ( 1000 benih akan menghasilkan sekitar 200 kg ikan saat panen)

200 kg x Rp28.000 = Rp5.600.000,-

• Keuntungan

• Rp. 5.600.000 – 4.490.000.

• Rp 1.110.000,- pada pemanenan pertama

untuk pemanenan kedua hingga seterusnya maka biaya pembuatan

keramba tidak ada.

- Rp. 5.600.000-2.490.000

- Rp. 3.110.000,-

Pembuatan pakan secara mandiri

• Keberhasilan budidaya ikan nila ditentukan dengan

pemberian pakan secara teratur dan dalam jumlah

yang cukup, maka diperlukan ketersediaan stok pakan

yang pasti

• Petani harus mampu membuat pakan ikan sendiri

agar tidak selalu tergantung dari pedagang pakan ikan

di pasar

• Dengan membuat pakan ikan secara sendiri juga

dapat menghemat biaya usaha budidaya ikan

• Selain mengurangi biaya usaha, juga memanfaatkan

potensi bahan-bahan yang tersedia di lingkungan

sekitar petani

Bahan-bahan

• Darah sapi ( direbus dulu ) : 1 Kg

• Ampas tahu : 1 Kg

• Kepala ikan teri/ ikan rusah : 1 Kg

• Dedak padi : ½ kg

• Tai minyak kepala / bungkil kelapa : ½ kg

• Hijauan daun ( terkecuali daun bayam ) : ½ kg

• Pecahan mei instan ( indomei ) : ½ kg

• Nasi bekas, bekicot, keong mas : ½ kg

• Minyak jelantah secukupnya

Peralatan :

• Baskom / ember

• Sendok besar untuk pencampuran

• Alat penggiling daging

• Loyang / nampan untuk wadah menjemur pakan

• Karung untuk menyimpan pakan

Cara pembuatan

• Campuran pertama : darah sapi + ampas tahu +

kepala ikan teri + hijuaan daun,dengan cara

digiling

• Campuran kedua : dedak padi + tahi minyak

kelapa/bungkil kelapa + bahan2 lainnya, dengan

cara digiling

• Campuranpertama + campuran II digiling secara

bersamaan maka terbentuklah pakan ikan siap

digunakan.

• Sebelum digunakan pakan dijemur hingga

kering.




Referensi 

http://simerbela.com/images/mov_dok/1573547711-Budidaya%20ikan%20Nila%20dengan%20Keramba%20Jaring%20Apung.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...