Kamis, 31 Desember 2020

Potensi dan Peluang Usaha Budidaya Ikan Nila

Potensi dan Peluang Usaha Budidaya Ikan Nila

Bagi sebagian orang, berwirausaha menjadi pilihan yang tepat baik untuk mencari penghasilan tambahan atau bahkan menjadikannya mata pencaharian utama. Terlebih, bagi orang yang enggan bekerja kantoran pasti akan lebih memilih berwirausaha. 

Salah satu wirausaha yang cukup menjanjikan adalah usaha budidaya ikan nila. Jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan sangat menjanjikan adalah ikan nila. Oleh karena itulah, budidaya ikan nila saat ini banyak dilirik oleh masyarakat dan peluang bisnisnya masih sangat terbuka lebar.

Untuk cepat mendatangkan keuntungan, Anda perlu kreatif dalam menjalankan usaha budidaya ikan nila ini. Sebab, dalam dunia bisnis terdapat banyak persaingan. Jika kita tidak kreatif, usaha yang kita jalankan akan sia-sia. Bahkan, bisa gulung tikar.

Bagi Anda yang tertarik dengan budidaya ikan nila janganlah merasa kawatir tentang kelanjutan usaha ini kedepannya. Ini karena di dalam negeri sendiri kebutuhan protein hewani semakin tinggi, mengingat angka pertumbuhan yang semakin meningkat. Kebutuhan protein hewani bisa didapatkan dari ikan terutama ikan nila. Perlu diketahui juga bahwa usaha budidaya ikan nila dibagi menjadi beberapa pilihan. Berikut potensi dan peluang usaha budidaya ikan nila.

Pilihan usaha pembenihan ikan nila

Mengingat konsumsi ikan nila semakin meningkat menjadikan kebutuhan akan bibit ikan nila juga semakin tinggi. Dengan begitu, ada suatu celah yang bisa dimanfaatkan untuk masuk ke usaha pembenihan.

Ikan nila sejatinya mudah berkembang biak. Anda cukup menyediakan lahan serta beberapa peralatan yang diperlukan untuk usaha pembenihan. Jangan lupa untuk mendapatkan indukan yang baik agar pembenihannya pun berjalan dengan lancar.

Pilihan usaha pembesaran ikan nila

Pilihan ini sejatinya bisa memperoleh keuntungan yang lebih ketimbang pembenihan. Sebab, risiko kematian ikan relatif kecil ketimbang pembenihan. Selain itu, harga jual ikan nila siap panen juga lebih mahal daripada benihnya. Namun, bila Anda mau memulai usaha pembesaran harus bisa bersabar dan siap mengeluarkan modal yang lebih banyak. Ini karena waktu panennya berkisar antara 4 bulan sejak benihnya ditebar. Jadi, dalam waktu tersebut Anda harus siap memberinya pakan secara rutin agar pertumbuhannya bisa optimal.

Sumber : https://www.pertanianku.com/potensi-dan-peluang-usaha-budidaya-ikan-nila/

Pengayaan Sumber Daya Ikan di PUD

Pengayaan Sumber Daya Ikan di PUD 

Sumberdaya Perikanan di Perairan Umum Daratan (PUD) akhir-akhir ini cenderung menurun, bahkan lebih dari itu dikhawatirkan beberapa jenis ikan terancam punah. Banyak alasan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan hal tersebut. Dalam kaitannya dengan penangkapan ikan, masih sering dijumpai orang yang melakukan penangkapan dengan bahan dan alat dan/ atau cara  yang dilarang/ membahayakan lingkungan perairan seperti penggunaan bahan dan/atau alat berbahaya/ dilarang seperti racun, bom, dan setrum dan lain lain.

Pengkayaan  sumber daya ikan (SDI) yang diwujudkan dalam kegiatan penebaran benih ikan di Perairan Umum Daratan merupakan salah satu upaya yang dipandang  cukup strategis  dalam rangka meningkatkan populasi sumber daya ikan di suatu perairan  dan kelestarian sumberdaya ikan dapat dipertahankan bahkan produksinya dapat ditingkatkan.

Secara keseluruhan perikanan tangkap di PUD memberikan peranan penting yakni sebagai sumber protein dan ketahanan pangan, sumber lapangan kerja, dan sumber pendapatan daerah. Berdasarkan data statistik 2015, perikanan tangkap di PUD DI Yogyakarta telah memberikan sumbangan sebesar 5.296,4 ton dalam penyediaan ikan untuk konsumsi maupun ekspor. Karena itu, dalam rangka pembangunan ekonomi daerah, perikanan tangkap di PUD memberikan kontribusi cukup penting.

Bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia dalam pemanfaatan sumberdaya perairan antara lain oleh adanya pencemaran yang menyebabkan penurunan habitat/ sumberdaya perairan termasuk di dalamnya adalah ikan.  Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran.

Kerusakan lain yang ditimbulkan oleh aktifitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya perairan yang tidak bertanggung jawab juga menimbulkan menurunnya habitat perairan atau sumberdaya ikan. Aktifitas tersebut antara lain penangkapan ikan dengan cara-cara yang tidak bertanggung jawab seperti penggunaan bahan/alat yang dilarang dan/ atau membahayakan lingkungan perairan seperti penggunaan apotas, bahan peledak, stroom dan lain lain.

Menurut Kottelat et al. (1993) bentuk pencemaran utama yang terdapat di sungai dan danau adalah limbah organik yang berasal dari rumah tangga dan saluran pembuangan, serta limbah industri yang berupa bahan pewarna dan logam berat, serta pestisida dan herbisida yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Selain hal tersebut di atas para peneliti dan praktisi perikanan mengungkapkan bahwa banyak jenis ikan asli perairan umum terancam punah akibat penangkapan yang tidak terkendali maupun penangkapan dengan menggunakan bahan kimia.

Oleh karena itu penebaran ikan (restocking) perlu dilakukan agar habitat perairan dapat kembali berfungsi  Berbagai upaya dalam melestarikan sumberdaya perikanan dapat dilakukan sebagai berikut :

Pelarangan penangkapan ikan dengan bahan dan alat yang berbahaya (racun, bom, setrum). Penggunaan alat-alat ini merusak bukan hanya terhadap anak-anak ikan, tetapi juga berbahaya bagi si pengguna.

Penetapan daerah tutupan (reservation area). Daerah tutupan ini berhubungan tempat yang diperkirakan menjadi area pemijahan ikan.

Penutupan waktu penangkapan. Penangkapan dilarang pada waktu musim pemijahan ikan.

Pembatasan ukuran maupun jenis alat tangkap. Larangan ini dimaksudkan agar anak ikan tumbuh dewasa pada ukuran tertentu dan mempunyai kesempatan untuk bereproduksi.

Budidaya perikanan, seperti kepadatan/intensitas kantung jaring terapung yang tidak melebihi daya dukung perairan.

Penebaran ikan (Pengkayaan, Restocking)

Maksud diadakannya kegiatan ini adalah untuk memulihkan kembali habitat perairan umum (sungai,telaga,embung dan waduk) sehingga terjadi keseimbangan ekosistem perairan, sedangkan tujuanya untuk meningkatkan stok sumberdaya ikan (SDI) di perairan umum daratan (PUD) dan menjaga kelestarian ikan serta meningkatkan hasil tangkapan ikan bagi masyarakat.

Sasaran kegiatan ini adalah perairan umum daratan ( PUD) di 35 lokasi yang sesuai dengan lokasi yang telah diidentifikasi sesuai dengan permohonan masyarakat dan usulan kabupaten/kota yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY sebagai lokasi penebaran ikan dalam rangka Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tahun  2016

Referensi :

https://dislautkan.jogjaprov.go.id/web/detail/207/pengkayaan_sumber_daya_ikan_(sdi)_di_perairan_umum_darat_(pud)

PENGEMASAN PRODUK PERIKANAN

 PENGEMASAN PRODUK PERIKANAN


PENGERTIAN

Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap bahan pangan, agar bahan pangan baik yang belum maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat” (secara kuantitas & kualitas).


DASAR HUKUM PENGEMASAN PRODUK HASIL PERIKANAN

  1. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
  2. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan UU No. 45 Tahun 2009 tentang: Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
  3. UU RI No. 15 Tahun 2001 tentang Merk
  4. UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten
  5. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Pelabelan dan Iklan Pangan
  6. Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.  KEP.01/Men/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi

PENURUNAN MUTU/KERUSAKAN PRODUK SELAMA PENYIMPANAN

1.  Faktor-faktor penyebab   

- Teknik pengolahan

- Sanitasi hygiene      

- Kondisi penyimpanan

- Teknik pengemasan

- Bahan pengemasan

2.   Penurunan mutu dan kerusakan dapat berupa

- ikan patah/hancur

- Oksidasi lemak – rancidity/ketengikan

- Perubahan warna

- Tumbuh kapang/jamur, mikroba pembusuk dan patogen

- Nilai protein rendah

FUNGSI, SYARAT & JENIS KEMASAN

1.   Fungsi

a. Wadah produk

Fungsi :

- Penahan produk selama tranpotasi

- Mempermudah pengangkutan

- Supaya produk tidak berantakan


b. Pelindung produk

Fungsi :  Melindungi produk agar tetap awet dari uap, oksidasi,  serangga, rodentia


c. Presentasi produk – media komunikasi & informasi

Menarik perhatian konsumen, dengan melihat :

•    Penampakan kemasan,logo dll

•   Sumber informasi produk : waktu kadaluwarsa, izin Depkes, halal - MUI dll

•   Memuat pesan-pesan dari produsen : Nilai gizi, cara memasak dan menyimpan


2.   Syarat-syarat bahan pengemas  

•   Tidak bersifat meracuni produk 

•   Dapat melindungi produk dari tumpahan, penguapan, kotoran, serangga dan mikroba 

•   Persyaratan fisik pengemas harus tahan retak, kikisan, gesekan, perubahan suhu, cuaca dan kelembaban


3.   Jenis kemasan

a.    Berdasarkan frekuensi pemakaian

- Kemasan sekali pakai

           ex : plastik, karton, daun, kaleng hermetis

- Kemasan yang dapat dipakai berulang kali

           ex : botol minuman, kecap

- Kemasan yang tidak dibuang dan tidak dikembalikan

           ex : botol plastik, kaleng susu dll

b.   Berdasarkan struktur sistem kemas 

- Kemasan primer : kemasan yang mewadahi produk

- Kemasan sekunder : kemasan yang melindungi kemasan primer

- Kemasan tersier : kemasan yang melindungi kemasan  primer/sekunder.  ex : kargo, peti logam pallet dll

c.    Berdasarkan sifat kehalusan   

- Elastis : plastik, kertas, foil dll

- Kaku, keras dan tidak lentur : kaca, gelas, logam, kayu dll 

- Semi kaku/semi fleksibel : botol plastik

d.   Bahan pengemas

 - Kaleng :  tebal 0,2 –0,4 mm, komposisi kimia :  belerang, pospor, silisium, mangan

 - Botol (jar) : terbuat dari 70 – 75 % natrium dan kalsium silikat, 6 – 12 % kalsium dan magnisium oksida 

 - Karton  : dilapisi lilin untuk produk beku

 - Plastik : LDPE (low density Polyethilene), HDPE (high density polyethilene), PVDC (polyvenilidene chlorida), metalized polyethylene terephthalate (PET), almuium foil dll


JENIS PLASTIK

Jenis plastik berdasarkan fungsinya :

  1. LDPE (low density Polyethilene)
  2. HDPE (high density polyethilene)
  3. PVDC (polyvenilidene chlorida) dgn dilapisi selofan/almunium (metalize) atau PVDC glassin
  4.  PET polyethylene terephthalate

PENGEMASAN PRODUK PERIKANAN

a.  Ikan hidup :

- Dikemas tanpa menggunakan air

- Steoform yang dilapisi media yang dapat menahan kelembaban (tranpotasi < 4 jam)

- Dikemas dengan media air                            

- Container terbuka dengan media air dengan pengaturan suhu

- Kantong plastik PE dan dibungkus karton 

b.  Ikan segar :

- Utuh segar : Box insulasi/steoform, metode bulk/disusun dengan pelapisan es dengan suhu < 10 oC 

- Fillet/mince segar :

-  untuk ke UPI : plastik PE dan box insulasi/steoform dengan pelapisan es disekeliling kantong, suhu < 10 oC

-  untuk fillet ke supermarket : tray (foam polystyrene/polystyrene transparan dengan bagian atas ditutup dengan plastik semi moisture proof cellophane


c.  Produk beku :

- Metode pengemasan sistem vakum dan non vakum

- Syarat bahan pengemas

Ø Bersifat tahan air dan penyerapan oksigen rendah

Ø Kuat, elastis, tidak pecah atau robek pada proses pembekuan  atau penyimpanan dalam gudang beku

Ø Tidak menyerap bau khas ikan atau bau dari luar

Ø Mudah ditutup erat (sealable)

Ø  Mengkilap dan transparan


Contoh : Cellophane, Polyethylene, Aluminium foil, Cryuvac atau Vinylodene Chloride


d. Produk Pasta Ikan (Fish Jelly Products)

Ø  Sosis : 

Produk dimasukkan kedalam film PVDC atau cellophane u/direbus Pengemasan menggunakan plastik HDPE dalam kondisi vacuum dan LDPE untuk non vacuum untuk disimpan dalam gudang beku

Ø  Bakso/otak-otak/kaki naga/surimi

Dikemas dengan PE secara vacuum kemudian dibekukan atau PE tanpa vacuum langsung dibekukan 

Ø  Pengemasan untuk dipasarkan ke supermarket :

Pengemasan vakum, Overwrap, Pengemasan dalam wadah dalam kondisi beku


e. Produk kering

Produk kering (asin, abon dll) dapat dikemas dalam kantung plastik

- PP (polypropilene) untuk kadar air rendah (kerupuk)

- PE (polyethilene) untuk keripik matang, abon, jambal

- Almunium foil untuk cumi/ikan kering

- Mika 0,70-0,80 untuk produk ikan kering

- Metode pengemasan umumnya sealer (non vacuum)


f. Produk sterilisasi 

Produk sterilisasi dengan retort diperlukan kemasan yang tahan terhadap tekanan seperti kaleng, dan plastik tahan panas (retort pouches) seperti - PET,almunium foil  P (polypropilene), Polyolefin dan Ethylene high vinyl alcohol copolymer


FUNGSI PENGHAMPAAN UDARA DALAM KEMASAN

Fungsi : mengeluarkan udara didalam kemasan yang akan menganggu kemunduran mutu produk seperti (tengik, busuk, berubah warna, berjamur dll).


Syarat produk  :

Ø  Kuat dan tidak berubah selama pengemasan 

Ø  Berkadar air > 40 % (pindang, presto, asap, bakso dll)

Ø  Berkadar air < 5 % (snack ikan)  

Ø Produk berlemak : minyak ikan, abon, produk yang digoreng


Teknik penghampaan :

Ø  Vacuum (mengeluarkan udara dengan sistem penghisapan)

Ø  Memasukkan gas N2/CO2

Ø  Pemanasan produk dalam kemasan

Ø  Memperangkap udara dalam kemasan


UJI KUALITAS PRODUK SETELAH DIKEMAS

1)  Pengujian Organoleptik

2)  Indikator Kesegaran

3)  Tes kadar Histamine

4)  Tes Residu and Kontaminan

5)  Pengujiian Mikrobiologi

6)  Tes Parasit

7)  Tes produk perikanan beracun

PELABELAN

1)  Identifikasi MERK / BRAND

2)  Informasi Produk

3)  Promosi

Hasil Inovasi Pengemasan Dan Pelabelan Makaroni Patin

 1.         Namaproduk (A),

2.         Bahan-bahan yang digunakan (B),

3.         Nama UMKM/industrisebagaiprodusen (C),

4.         Nomor IRT (D) oleh Dinas Kesehatansetempat.

5.         Motto (E),

6.         Brand/merk (G),

7.         Masa kedaluarsa (H)

8.         Beratproduk (C),

9.         Label halal ditetapkan oleh MUI dan

10.     Informasigizi (J) yang diperolehdarihasilanalisis di laboratorium yang terakreditasi

Sumber: 

Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan BBP2HP

Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP)


http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2016/10/pengemasan-produk-perikanan_6.html

Cara pemasaran dan aspek pasar ikan lele indukan dan lele konsumsi

Cara pemasaran dan aspek pasar ikan lele indukan dan lele konsumsi

Kendala pemasaran ikan lele yang terjadi terutama dialami oleh petani/pembudidaya yang tidak tergabung dalam kelompok yaitu pemasaran sering dilakukan melalui tengkulak yang mengambil keuntungan secara berlebihan dalam rantai pemasaran tersebut.

Masalah dan Kendala Pemasaran Ikan Lele

Sedangkan bagi petani yang tergabung dalam kelompok, pemasaran yang dilakukan melalui pasar kelompok baru untuk benih ikan lele saja sedangkan yang untuk ikan lele konsumsi maupun ikan lele indukan. Seharusnya kelompok lebih proaktif sehingga pemasaran benih ikan lele, ikan lele konsumsi dan ikan lele indukan seluruhnya dilakukan melalui pasar kelompok.

Cara Budidaya Ikan Lele Cepat Panen dalam Kolam Terpal

Kendala lain adalah masih banyak petani/kelompok yang belum mampu melakukan pengolahan pasca panen akibat kurangnya pengetahuan dan teknologi. Padahal pengolahan pasca panen diperlukan jika ada hasil panen ikan lele yang tidak terjual (meskipun sangat jarang terjadi). Ikan lele tersebut bisa diawetkan dengan cara pengasapan baik dengan teknologi pengasapan panas maupun pengasapan dingin.

Hal lain yang masih menjadi kendala adalah belum mampunyai petani dalam menjalin networking langsung kepada konsumen/ pelanggan khususnya pelanggan besar dalam rangka menjamin kontinuitas pasar.Petani juga masih lemah dalam menjalin komunikasi dengan komunitas pasar yang ada. Padahal hal tersebut sangat bermanfaat untuk mendapatkan akses informasi yang sempurna tentang kondisi pasar, baik dalam hal harga maupun besarnya permintaan pasar.

Referensi :

https://www.agroniaga.com/kendala-pemasaran-ikan-lele-oleh-petani/

Penanganan Panen dan Pascapanen Budidaya Ikan Nila

 Penanganan Panen dan Pascapanen Budidaya Ikan Nila


Pertanianku — Panen merupakan momen yang paling ditunggu, termasuk dalam budidaya ikan nila. Pada saat melakukan pemanenan, pembudidaya ikan nila pastinya ingin mendapatkan keuntungan besar.Ketika melakukan pemanenan, banyak cara yang harus dilakukan. Salah satunya ialah menentukan jenis ikan nila apa sajakah yang dapat dipilih untuk dipanen. Artinya, tidak sembarang jenis ikan nila yang dapat dipilih untuk segera dipanen.

Biasanya, umur dan bobot panen memang harus diperhatikan dengan baik dan benar. Sebab, jika umur dan bobot panen tidak sesuai dengan yang diinginkan, kualitas rasa dari ikan nila tersebut tentunya akan berkurang.

Pemanenan ikan nila

Ikan nila nila yang sudah bisa dipanen harus mencapai usia sekitar 4 bulan. Walaupun usia ikan nila sudah mencapai 4 bulan, bobot ikan nila juga menjadi pertimbangan. Ikan nila harus memiliki bobot sekitar 300 gram per ekornya. Selain itu, pemanenan harus kita terapkan dengan baik dan benar. Agar ikan nila tidak tersakiti, kita harus melakukan pemanenan dengan melakukan penjaringan.

Penjaringan dapat dilakukan dengan menggunakan jaring ikan yang berukuran lebih besar. Penjaringan akan membuat ikan nila tidak mengalami stres pada saat ditangkap. Sediakan wadah penampungan berupa ember plastik, drum plastik bekas, dan styrofoam.

Pengemasan dan penjualan ikan nila

Setelah dilakukan panen, hal yang harus segera dilakukan ialah pengemasan ikan nila. Usahakan dalam melakukan pengemasan ikan nila masih dalam keadaan segar sampai di tangan konsumen. Jika ingin melakukan pengangkutan ikan nila, harus menggunakan alat transportasi yang tidak memakan waktu lama.

Bukan hanya itu, pengemasan dan pengangkutan pada jenis ikan nila sebaiknya tidak menggunakan air yang berasal dari kolam pembudidaya. Artinya, air yang digunakan untuk melakukan pengangkutan haruslah air yang bersih dan jernih.

Referensi :

https://www.pertanianku.com/penanganan-panen-dan-pascapanen-budidaya-ikan-nila/

Pakan Mandiri, Penyelamat di Kala Bahan Baku Impor Mahal

 Pakan Mandiri, Penyelamat di Kala Bahan Baku Impor Mahal

Penggunaan pakan mandiri sebagai pakan utama untuk produksi perikanan budidaya terus didorong untuk dilakukan oleh para pelaku usaha budidaya perikanan di seluruh Indonesia. Kampanye itu semakin gencar dilakukan Pemerintah, didasarkan pada pertimbngan bahwa pakan memegang peranan penting dalam proses produksi perikanan budidaya.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto di Jakarta, pekan lalu mengatakan, penggunaan pakan untuk produksi bisa menghabiskan 70 persen dari total ongkos produksi. Hal itu bisa terjadi, karena selama ini pelaku usaha banyak yang bergantung pada pakan yang berasal dari bahan baku impor.

Untuk itu, menurut Slamet, pakan mandiri menjadi solusi yang tepat untuk mengurangi ketergantungan pada pakan impor, dan sekaligus juga menekan biaya produksi untuk perikanan budidaya. Cara seperti itu, diyakini akan meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan yang menjadi ujung tombak dari industri perikanan budidaya nasional.

“Keluhan dari pembudidaya selama ini karena mahalnya ongkos produksi, dan sebagian besar dihabiskan untuk pembelian pakan,” ucapnya.

Saat ketergantungan pada pakan impor belum juga habis, Slamet mengungkapkan, harga pakan yang menggunakan bahan baku impor perlahan mulai mengalami kenaikan seiring terus berlangsungnya fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar Amerika. Kenaikan tersebut, dirasakan pelaku usaha sebagai tekanan baru, karena rentang kenaikannya ada di kisaran 7-10 persen dari harga sebelumnya.

“Jadi, karena fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar AS harga bahan baku impor juga mengalami kenaikan. Ini yang menjadi keluhan pelaku usaha,” tuturnya.

Sebanyak 75 persen wilayah Sulsel merupakan pesisir dan laut, yang kaya akan sumber daya perikanan dan biodiversitas tinggi yang jika dioptimalkan tata kelolanya, bisa mendorong kemandirian lokal dan kesejahteraan masyarakat. Foto: Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia

Pangkas Biaya

Oleh karena itu, Slamet meminta kepada para pembudidaya perikanan untuk mulai menggunakan pakan mandiri yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri. Penggunaan pakan mandiri, diyakini akan bisa memecahkan persoalan mahalnya pakan yang berasal dari bahan baku impor selama ini.

“Pada saat kondisi ekonomi begini, saya meminta pembudidaya untuk mulai beralih menggunakan pakan mandiri yang memang 100 persen tidak mengandalkan impor bahan baku, sehingga harga stabil dan jauh lebih murah,” jelasnya.

Menurut Slamet, setelah harga pakan pabrikan mengalami kenaikan signifikan dan pelaku usaha mulai beralih ke pakan mandiri, di saat yang sama itu berhasil meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Alhasil, perbedaan ongkos produksi dengan nilai jual pun pada akhirnya bisa ditekan sebesar mungkin dan membuat margin keuntungan pembudidaya meningkat lagi hingga ada di kisaran Rp4.000-Rp5.000 per kilogram hasil produksi.

Selain karena harga yang naik signifikan, Slamet mengatakan, dorongan untuk beralih ke pakan mandiri, juga muncul karena kebutuhan pakan semakin tinggi pada masa mendatang. Jika masih bergantung pada ketersediaan pakan pabrikan, dia sangat yakin kebutuhannyan tidak akan tercukupi. Untuk itu, pemakaian pakan mandiri bisa menjadi pilihan solusi yang tepat dan pas.

Menurut Slamet, besarnya kebutuhan pakan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, ternyata tidak diiringi dengan harga pakan yang terjangkau di pasaran dan justru harga terus mengalami kenaikan. Akibatnya, usaha perikanan budidaya dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan efisiensi.

“Kondisi ini, sebenarnya karena dipicu oleh keterbatasan industri pakan dalam memanfaatkan bahan baku lokal untuk dijadikan pakan ikan, sehingga mau tidak mau industri masih bergantung pada bahan baku pakan impor, terutama tepung ikan,” jelasnya.

Belum kompetitifnya harga pakan di pasaran, menurut Slamet, menyebabkan isu tersebut kini bukan lagi menjadi isu nasional yang dikonsumsi di dalam negeri saja. Namun juga, saat ini sudah menjadi isu global yang menjadi salah satu faktor pembatas utama dalam bisnis akuakultur di dunia.

Dalam kaitan dengan hal itu, Slamet menyebut, organisasi pangan dunia PBB (FAO) mulai melibatkan diri dan saat ini sudah melihat bahwa isu pakan harus menjadi isu trans-nasional dan mendesak dicarikan solusi. Dengan demikian, upaya dalam mewujudkan ketahanan pangan global melalui pengembangan akuakultur akan mampu tercapai. Di sisi lain, Indonesia menjadi negara pertama yang mengembangkan pakan mandiri untuk kebutuhan pakan produksi budidaya perikanan.

Lebih jauh, Slamet menuturkan, agar penggunaan pakan mandiri bisa terus diminati para pelaku usaha budidaya perikanan, pihaknya melakukan kampanye di berbagai daerah yang bertujuan untuk meningkatkan animo para pelaku usaha. Upaya tersebut kini mulai membuahkan hasil, karena semakin banyak daerah yang menggunakan pakan mandiri sebagai pakan utama untuk produksi budidaya ikan.

Geliat tersebut, menurut Slamet, dari hari ke hari semakin bergairah dan memberikan dampak yang positif untuk perikanan budidaya secara nasional. Salah satu daerah yang memperlihatkan gairah itu, di antaranya adalah Kabupaten Pasuruan di Jawa Timur. Di sana, ada kelompok masyarakat yang sukses berinovasi mengembangkan pakan mandiri.

“Itu memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan pembudidaya di sekitarnya. Namun, daerah yang mengembangkan pakan mandiri harus tetap memakai standar nasional Indonesia (SNI) untuk menjaga kualitas dan penggunaan bahan baku lokal,” ucap dia.

Slamet menambahkan, penggunaan pakan mandiri oleh para pembudidaya ikan di Kabupaten Pasuruan, berdampak positif hingga memicu kenaikan nilai pendapatan budidaya yang diakibatkan terus terjadinya efisiensi produksi. Kondisi itu, diyakini akan terus berlangsung karena pakan mandiri bisa menekan biaya produksi sebanyak mungkin.

Praktisi pakan mandiri asal Pasuruan Kafri Anggriawan menjelaskan, sejak harga pakan pabrikan mengalami kenaikan signifikan, para pembudidaya di daerah tersebut langsung beramai-ramai beralih untuk menggunakan pakan mandiri. Selain lebih murah, kebutuhan pakan juga bisa didapatkan dengan mudah karena bahan baku berasal dari daerah tersebut.

“Kita menyediakan suplai kebutuhan pakan ke banyak pembudidaya ikan, dan responnya sangat positif,” tegasnya.

Menurut Kafri, setelah banyak pembudidaya yang merasakan manfaatnya, respon terhadap penggunaan pakan mandiri semakin tinggi dan terus meningkat dari hari ke hari. Kenaikan itu, tidak lepas dari fakta bahwa pakan mandiri memiliki kualitas dan performa yang tak beda jauh dengan pakan pabrikan.

Sebagai perbandingan, saat ini harga pakan pabrikan ada di kisaran Rp10.000-Rp11.000 per kilogram, sementara harga pakan mandiri dijual di kisaran Rp4.000-Rp5.000 per kg. Perbandingan tersebut, menjelaskan bagaimana harga pakan mandiri bisa menekan biaya produksi budidaya perikanan dengan signifikan.

“Dengan menggunakan pakan mandiri rata-rata pembudidaya dapat merasakan nilai tambah hingga Rp6.000 per kg hasil produksi. Sebelum menggunakan pakan mandiri, pembudidaya sangat jarang mendapat nilai tambah optimum seperti saat ini,” tambahnya.

Referensi :

https://www.mongabay.co.id/2018/12/19/pakan-mandiri-penyelamat-di-kala-bahan-baku-impor-mahal/

Pertanian dan budidaya ikan Mina padi

 Pertanian dan budidaya ikan Mina padi 

Mina Padi yang merupakan integrasi antara pertanian dan budidaya ikan dalam satu lahan, dapat meningkatkan omset para petani sampai tiga kali lipat, tetapi tak banyak petani yang dengan mudah beralih ke Mina Padi.

Sigit Paryono melemparkan melemparkan pakan ikan ke kolam di lahan sawahnya di Dusun Cibluk, Margoluwih Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ikan-ikan itu tampak dengan gesit berenang menyambut makanan mereka. Puluhan ikan Nila dan Emas lain tampak berenang diantara rumpun padi di sawah.

Sigit mengatakan budidaya ikan di lahan persawahan ini sudah dilakukan secara tradisional oleh kakeknya, tetapi dia baru mengembangkannya beberapa tahun terakhir.

Mina padi, menurut Sigit, lebih menguntungkan dibandingkan sawah konvensional.Mina padi, membudidayakan ikan di lahan pertanian sudah dilakukan sejak dulu.Dia mengaku pernah mendapatkan omset sekitar 120 juta rupiah dari satu hektar sawah dari padi dan ikan.

"Kalau padi biasa (keuntungan) per 1.000 (meter) itu sampai 1,5 sampai 2 juta itu sudah bagus, untuk mina padi keuntungan 4-5 juta jadi sekitar 3 kali lipat," jelas Sigit.

Menjawab sindiran Jokowi: Mengapa banyak lulusan pertanian kerja di bank? Sawah beralih jadi perumahan atau industri mengancam ketahanan pangan Pertanian besar yang menghasilkan kekuatan tak terlihat

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan secara ekonomi, keuntungan petani dapat meningkat tergantung dari komoditasnya.

"Kalau dengan udang galah bisa besar lagi, bisa menghasilkan 1-2 ton per hektar dengan harga sekitar 90 ribu untuk size 40 centimeter, bisa mencapai keuntungan 80-100 jutaan," jelas Slamet.

Dia memperkirakan integrasi padi dan budidaya ikan bisa meningkatkan pendapatkan petani sampai RP 60 juta per hektar.

Mina padi

Sigit Paryono mengatakan Mina Padi lebih menguntungkan petani sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Tanpa pestisida dan bebas hama

Keuntungan lain dari mina padi, menurut Sigit, petani tak mengalami banyak kerugian jika sawahnya mengalami gagal panen, karena masih mendapatkan manfaat dari budidaya ikan.

"Keunggulan lainnya, (sawah) konvensional itu sudah habis modal ga kembali, kalau mina padi kita ada harapan dari ikannya.

Selain keuntungan ganda yang didapat dari lahan mina padi, harga jual padinya pun lebih mahal dibandingkan dengan padi biasa, karena bebas pupuk kimia.

"Awalnya kita pakai pupuk tapi terus berkurang, sampai sekarang gak usah pake, nih liat padinya ga kalah dengan yang pake pupuk toh, besar-besar, kotoran ikan yang membantu (pertumbuhan padi)," jelas Sigit sambil menunjuk ke lahan padi yang berada di dalam genangan air kolam.

Mina padi ini menggunakan 'pendekatan ekosistem' dan secara perlahan akan menghilangkan ketergantungan terhadap penggunaan pestisida.

Kualitas padi dari lahan mina padi, menurut Slamet, juga lebih baik setelah diuji padi dari mina padi memiliki kadar glukosa yang lebih rendah.

"Cocok untuk penderita diabetes, permintaan pun semakin banyak," kata dia.

Keuntungan lain dari sistem mina padi adalah petani masih mendapatkan keuntungan walaupun padinya terkena hama.

"Contohnya padinya terkena hama, kita bisa potong dan ikannya kita tambah pakan lagi 'kan masih (tetap) bisa dipanen," kata Sigit.

Keuntungan mina padi tergantung pada komoditas yang dibudidayakan.

Meski begitu, Sigit menyebutkan mina padi lebih kebal hama dibandingkan sawah biasa.

"Antara lain hama wereng dan tikus tidak ada, yang ada ya berang-berang," kata Sigit.

Berang-berang biasanya menyerang ikan-ikan dan bisa merusak tanaman padi juga karena mereka berenang di sela-sela rumpun padi.

Tak banyak peminat dan 'mahal'

Meski mina padi lebih menguntungkan, kenyataannya tak banyak petani yang berminat beralih dari sawah konvensional. Sigit mengakui mengelola mina padi tak mudah dan cara kerjanya berbeda dengan petani biasa.

"Mengelolanya kebanyakan ga bener seperti kasih pakannya (cara) buat caren dan kolam dalem itu ga sesuai, jadi malah rugi, kuncinya di perawatan dan kolamnya harus dalam, kalau petani konvensional itu kan agak sulit karena harus kehilangan lahan beberapa kan, padahal hasilnya lebih untung," kata Sigit.

Selain itu, setiap malam Sigit juga harus mengawasi dan menyalurkan air sungai ke dalam kolam agar kedalaman kolam terjaga.

"Kan kita keluar cari air, kita isi penuh (kolam) yang mina padi ini, kalau petani biasa kan lihat sawah seminggu sekali, agak susah kalau ga tekun," kata pria yang semula merupakan peternak ikan ini.

Sulitnya mengelola mina padi itu membuat anggota kelompok taninya menyusut, dari jumlah 50 orang, kini hanya tersisa 10 orang. Selain di Cibluk, percontohan Mina Padi juga ada sejumlah desa di Kabupaten Sleman dan Kulon Progo.


Sigit mengatakan petani yang menggeluti mina padi harus lebih telaten.

Kepala bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sleman, Sri Purwaningsih, juga mengakui sulit untuk mengajak petani beralih ke mina padi, walaupun lebih menguntungkan.

Untuk itu dinas pertanian kabupaten Sleman melibatkan para petani muda untuk mengelola mina padi.

"Kami sebagai lokomotif penggeraknya itu kaum muda yang punya kolam ikan, tetapi keluarganya atau ayahnya itu punya sawah, jadi mereka itu yang menjadi pilot projectnya, kalau mereka sudah bisa membuktikan, ternyata warga sekitarnya juga bisa tertarik pada mina padi. Ada 100 hektar dari potensi yang ada kurang lebih 2.000 hektar," jelas Kepala bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sleman Sri Purwaningsih.

Selain membutuhkan lebih banyak waktu, biaya awal untuk membuat Mina Padi juga lebih mahal dibandingkan petani kovensional.

"Ya bisa mencapai 8 juta karena harus ada bibit ikan juga dan membuat kolam," kata dia.

Bagaimana pertanian vertikal menemukan kembali pertanian?

Mengapa harga daging sapi di Indonesia mahal?

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan sejak 2015 pemerintah bekerja sama dengan Badan Pangan Dunia FAO untuk mengembangkan mina padi di Sleman dan Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat, dengan luas 25 hektar tiap lokasi.

Kini, selain di provinsi DIY, mina padi juga diterapkan di sejumlah desa di Sumatera Barat, Jawa Barat antara lain Sukabumi.

Pemerintah kembangkan Mina padi

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan sekitar 210 hektar lahan pertanian sudah menerapkan mina padi, dan rencananya pada tahun depan akan mengembangkan 300 hektar mina padi dengan anggaran RP 9 milliar.

"Bantuan yang kita berikan model percontohan bagi masyarakat, adalah model percontohan pada masyarakat itu ikannya, benih padinya itu dari mereka. Pembuaran sarennya,termasuk kita latih mereka berbudidaya, bantuan benih dan pakan kita kasih termasuk kita arahkan ke mana dijualnya untuk pasarnya," kata Slamet.

Namun, Slamet mengatakan tujuan utama pemberian bantuan untuk pengembangan mina padi ini untuk ketahanan pangan.

"Padi sumber karbohidratnya dan ikan sumber protein," kata dia.

Meski pemerintah memberikan bantuan, Slamet mengatakan masih ada petani yang menolak mengembangkan mina padi karena khawatir produksi padi turun dengan pembagian lahan sawah dan kolam ikan.

"Kita kurang ada dukungan, tapi sudah mulai meningkat dukungan karena karena sudah melihat langsung bahwa pengurangan lahan 20% tidak menurunkan produksi," kata Slamet.

KKP menyebutkan dari delapan juta hektar lahan pertanian di Indonesia, sekitar 4,9 juta diantaranya cocok untuk mina padi.

"Syaratnya butuh sistem irigasi teknis yang baik, karena butuh banyak air untuk kolam," kata dia.


Referensi :

https://www.bbc.com/indonesia/majalah-41481560

CARA Mudah Merawat Mesin Tempel Perahu 4 Tak Honda 20 PK Keluaran Terbaru

 CARA Mudah Merawat Mesin Tempel Perahu 4 Tak Honda 20 PK Keluaran Terbaru


BANGKAPOS.COM, BANGKA - Bagi para nelayan pesisir laut Pulau Bangka yang menggunakan perahu ukuran kecil kapasitas 1-3 Gross Ton (GT) kebanyakan menggunakan perahu bermesin tempel berbagai macam merek yang sudah cukup familiar digunakan para nelayan, seperti Yamaha, Suzuki, Tohatsu, Mariner . Kekuatan mesin ini berkisar antara 9,8 PK hingga 40 PK.


Biasanya kebanyakan mesin tempel ini masih menggunakan mesin teknologi 2 Tak (Langkah), dengan bahan bakar menggunakan bensin atau pertalite dan harus dicampur dengan oli pelumas mesin.

Namun, saat ini para nelayan pesisir juga mulai mencoba menggunakan mesin tempel merek Honda teknologi 4 Tak (Langkah), dan bahan bakar mesin tidak perlu lagi dicampurkan oli pelumas mesin.

Selain itu, keuntungan mesin ini juga hemat pemakaian BBM dibandingkan mesin 2 Tak.

Mesin 4 Tak ini harus rajin dilakukan perawatan, terutama melakukan pergantian oli mesin dan oli gear (oli kipas).

Nahkoda Kapal KM Nelayan 225 milik Koperasi Mina Karya Kabupaten Bangka, La Sanne didampingi juragan M Rozi memberikan tips cara perawatan mesin tempel Honda 4 Tak 20 PK Keluaran tetbaru.

"Memang keunggulan mesin tempel Honda ini cukup irit untuk melaut dengan jarak tempuh 25 mil pergi dan pulang hanya menghabiskan sekitar 5 liter pertalite saja, namun kita memang harus rajin melakukan pergantian oli mesin dan oli gear-nya," kata Rozi ditemui Bangkapos.com, Sabtu (04/04/2020) di rumahnya.

Diungkapkannya, untuk pergantian oli pertama mesin yang baru dibeli dari agen hanya boleh digunakan untuk 20 jam operasional saja setelah pembelian mesin.

"Atau bisa juga patokannya penggunaan untuk satu bulan pertama saja atau paling maksimal 20 kali pergi melaut, setelah itu maka harus segera dilakukan pergantian dengan oli yang baru," jelas Rozi. Diungkapkannya, untuk mesin tempel Honda 4 Tak 20 PK ini. Mesinnya menggunakan oli mesin dengan SAE 10 W-30 W sebanyak 1 liter.

Sedangkan oli gear atau oli kipas menggunakan oli dengan SAE 90 sebanyak 0,29 liter atau 290 ml.

"Memang mesin tempel Honda di Pulau Bangka ini masih sangat sedikit nelayan yang menggunakannya sehingga agak sulit mencari oli mesin dan oli gear keluaran pabriknya, sehingga kita terpaksa menggunakan oli mesin lain asalkan standar SAE (kekentalan) olinya harus sama dan volumenya juga sesuai kapasitas mesinnya," imbuhnya.

Dilanjutkannya, setelah dilakukan pergantian oli pertama, maka untuk pergantian oli tahap selanjutnya dilakukan setelah 100 kali operasional melaut atau selama 6 bulan pemakaiannya.

"Misalnya kita sudah beroperasi 100 kali melaut tetapi belum sampai 6 bulan, maka harus juga segera diganti lagi kedua oli-nya, mudah-mudahan dengan perawatan pergantian oli yang rutin dan teratur diharapkan mesin akan lebih awet, dari pengalaman teman-teman yang sudah memakai ada yang sudah 5 tahun belum pernah mengalami ketusakan," tukasnya.

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul CARA Mudah Merawat Mesin Tempel Perahu 4 Tak Honda 20 PK Keluaran Terbaru, https://bangka.tribunnews.com/2020/04/04/cara-mudah-merawat-mesin-tempel-perahu-4-tak-honda-20-pk-keluaran-terbaru?page=2.


Penulis: edwardi

Editor: Dedy Qurniawan

Referensi :

https://bangka.tribunnews.com/2020/04/04/cara-mudah-merawat-mesin-tempel-perahu-4-tak-honda-20-pk-keluaran-terbaru?page=2

Sedap Mantap Sushi Tuna Rumahan yang Mudah Dibuat

 Sedap Mantap Sushi Tuna Rumahan yang Mudah Dibuat

MEMBUAT sushi memang tidak bisa sembarangan tapi bukan berarti sushi merupakan makanan yang tak mungkin dibuat di rumah. Sushi ala rumahan bisa lho jadi santapan nikmat.

Dari instagram @berbagiresep, Rabu (1/3/2017) berikut resep lengkap sushi tuna yang mudah dibuat. Bahan yang sederhana tak menghalangi sushi jadi sajian yang nikmat dan disukai banyak orang.




Bahan:

  1. Nasi dari beras jepang, secukupnya
  2. ½ sdt garam
  3. ½ sdm gula pasir
  4. 1 sdm jeruk nipis
  5. Nori, secukupnya

Bahan isian

  1. 100 gr ikan tuna, kukus lalu suwir-suwir
  2. 2 sdm mayones
  3. Wortel, secukupnya, potong memanjang
  4. Zuchini, secukupnya, potong memanjang

Cara membuat

1.      Campur nasi dengan garam, gula pasir dan jeruk nipis. Aduk hingga rata;

2.      Siapkan bambu penggulung sushi lalu alasi dengan nori. Pipihkan nasi di atasnya, letakkan bahan isian. Gulung sambil ditekan sambil dipadatkan. Buka penggulung dan angkat sushi;

3.      Potong menjadi bagian kecil, taburi wijen dan sajikan segera bersama mayones dan saus.

referensi :

https://lifestyle.okezone.com/read/2017/03/01/298/1631642/resep-pilihan-sedap-mantap-sushi-tuna-rumahan-yang-mudah-dibuat





Cara Ternak Lele Bioflok Sederhana Hasil Maksimal

 Cara Ternak Lele Bioflok Sederhana Hasil Maksimal

Budidaya lele dengan menggunakan sistem bioflok adalah sebuah sistem pemeliharaan ikan lele dengan metode menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengolah lombah budidaya lele itu sendiri. Limbah pada budidaya lele diolah menajdi gumpalan-gumpalan yang berbentuk kecil atau bisa disebut sebagai flok/floc

Flok tersebut kemudian akan dimanfaatkan sebagai pakan alami lele. Untuk menumbuhkan mikroorganisme dapat dipacu engan cara kultur bakteri non pathogen atau probiotik, serta menggunakan aerator dalam kolam untuk menyuplai oksigen sekaligus sebagai pengaduk air di dalam kolam.

Cara ternak lele bioflok ini sebenarnya sudah dikembangkan lebih dahulu oleh negara-negara maju seperti Australia dan Jepang, namun demikian Indonesia dari tahun ke tahun sudah mulai banyak muncul pembudidaya lele yang mengadopsi sistem bioflok ternak lele yang dijalankannya. Selain pada ikan lele, sistem bioflok ini juga dapat digunakan pada budidaya udang air tawar.

Tahapan Ternak Lele Bioflok

Pembuatan kolam lele bioflok

Menyiapkan kolam budidaya adalah langkah awal dalam cara ternak lele bioflok. Adan dapat menghemat biaya kolam dengan menggunakan bahan terpal yang diperkuat dengan rangka atau tulang-tulang dari besi atau bamboo. 

Untuk ukuran kilam, anda dapat menyesuaikan dengan lahan yang terlah dipresiapkan. Tetapi jikan Anda memang melakkukan ternak lele bioflok ini dengan tujuan usaha makan dapat menggunakan kolam yang lebih besar dengan kapasitas produksi yang besar pula.

Sebagai patikan untuk ukuran luas yang ideal yaitu 1 m3 makan dapat menampung ikan lele hingga mencapai 1000 ekor. Lain halnya jika anda melakukan tenak ikan lele dengan sistem konvensional, dimana dengan ukuran tersebut hanya mampu menampung ikan lele sebanyakan 100 ekor saja. 

Cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah memberikan naungan atau atap pada kolam. Hal ini bertujuan untuk menghindari terik sinar matahari langsung dan guyuran air hujan. Terik sinar matahari langsung dan guyuran air hujan perlu anda hindari arena mempengaruhi mtu dari air kolam menjadi tidak layak.

Perlatan lain yang perlu adan persiapkan adalah mesin aerator yaitu alat yang digunakan untuk meniupkan oksigen atau udara ke dalam air kolam

Mempersiapkan air ternak lele bioflok

Setelah kolam yang akan anda gunakan telah siap, langkah berikutnya dalam cara ternak lele bioflok adalah menyiapkan air untuk pembesaran atau ternak ikan lele anda. Pada hari pertama isilah kolam dengan air hingga mencapat ketinggian 80-100 cm. 

Hari kedua,masukan probiotik atau bakteri non pathogen dengan dosis 5 ml/m3. Jenis probiotik yang dapat anda gunakan misalnya seperti POC, BMW, atau lainnya.

Pada hari ketiga, masukkan pakan untuk bakteri pathogen berupa molase atau tetes tebu dnegan dosis 250 ml/m3. Pada malam harinya anda dapat menambahkan dolomite dengan dosis 150-200 gram/m3. 

Penggunaan dolomite hanya diambil airnya saja. Selanjutnya diamkan air selama kurang lebih 7-10 hari agara mikroorganisme dapat hidup dan tumbuh dengan baik.

Tahap penebaran dan perawatan ikan lele

Benih ikan lele yang anda gunakan hendaknya berasal dari indukan unggulan atau berasal dari induk yang sama. Benih ikan lele yang sehat dapat anda lihat ari gerakannya yang aktif, warna dan ukurannya yang seragam, organ tubuhnya lengkap, bentuknya proporsional dengan ukuran sekitar 4-7 cm. setelah anda melakukan penebaran benih lele pada kolam bioflok makan keesokan harinya tambahkan probiotik dengan dosis 5 ml/m3.

Langkah selanjutnya dalam cara tenak lele bioflok adalah proses perawatan benih ikan lele. Perawatan untuk benih ikan lele dapat anda lakukan setiap 10 hari sekali. Perawatan dalam cara ternak lele bioflok langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Setiap 10 hari sekali anda bisa memberikan probiotik 5 ml/m3, ragi tempe sebanyak 1 sendok makan/m3, ragi tape 2 butir/m3, dan pada malam harinya anda dapat menambahkan dolmit yang diambil airnya saja sebanyakan 200 – 300 gr//m3

Setelah benih ikan lele berukuran 12 cm atau lebih maka perawatn dalam cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah setiap 10 hari sekali masukkan probiotik dengan dos 5 ml/m3, ragi tape sebanyak 2-3 sendok makan /m3, dan ragi tape 6-8 butir /m3, dan pada malam harinya tambahkan dolomit dengan dosis 200 – 300 ml//m3 yang diambil airnya saja. 

Untuk pemberian ragi tempe dan ragi tape terlebih dahulu dilarutkan ke dalam air.

Pemberian pakan pada ternak lele bioflok

Cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah pemberian pakan. Selama pembesaran pada budidaya lele bioflok perhatikan waktu pemberian pakan dan berikan aerasi setiap harinya. 

Pemberian pakan pada lele bioflok hendaknya anda kelola dengan baik agar dpaat mencapai produksi ikan lele yang maksimal. Gunakkanlah pakan dengan kualitas yang terbaik dan sesuaikan ukuran pakan yang anda berikan dengan lebar bukaan mulut ikan.

Pakan ikan lele dapat anda berikan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari dengan dosis pakan 80% dari daya kenyang ikan lele. Cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah setiap seminggu sekali ikan lele bisa anda puasakan dengan tidak memberikan pakan

Sebelum anda memberikan pakan sebaiknya difermentasikan terlebih dahulu dengna menggunakan probiotik. Setelah flok/floc terbentuk pada kolam lele maka pemberian pakan dapat anda kurangi sebanyaka 30%.


Referensi :

https://www.minapoli.com/info/cara-ternak-lele-bioflok-sederhana-hasil-maksimal

Sinergi Perikanan Budi daya dengan Perairan Umum Daratan

 Sinergi Perikanan Budi daya dengan Perairan Umum Daratan

oleh M Ambari [Jakarta] di 23 January 2020

Meningkatkan kesejahteraan pembudi daya ikan dan sekaligus mempertahankan kelestarian ekosistem perairan umum daratan (PUD) dan daerah aliran sungai (DAS), menjadi misi ganda yang dijalankan Pemerintah Indonesia pada sub sektor perikanan budi daya

Untuk mewujudkan misi di atas, maka Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai menguji coba penerapan teknologi cultured bases fisheries (CBF) atau teknik perikanan berbasis budi daya dengan memanfaatkan makanan alami yang tersedia

Teknologi tersebut menjadi rujukan, karena dinilai bisa mengatasi persoalan penurunan mutu air pada kolam budi daya yang diakibatkan mengendapnya sisa pakan ikan yang ditebar. Dengan CBF, sisa makanan tersebut akan dimakan sampai habis oleh ikan pemakan bahan organik, plankton, atau gulma air

Penerapan uji coba CBF sendiri dilaksanakan di waduk Jatiluhur (Purwakarta) dan kawasan sungai mati pada DAS Citarum (Jawa Barat). Selain itu, tiga kawasan setu atau danau seluas hampir sepuluh hektare di Jabodetabek dan Embung Pangandaran (Pangandaran) juga dipilih untuk lokasi uji coba CBF

Pelestarian perairan umum darat (PUD) dan daerah aliran sungai (DAS), menjadi salah satu fokus Pemerintah Indonesia saat ini yang dilakukan melalui sub sektor perikanan budi daya. Pelestarian kedua aliran air itu menjadi penting, karena bisa mendukung pelestarian alam secara keseluruhan dan sekaligus menjaga kualitas air untuk usaha budi daya perikanan.

Salah satu upaya untuk mewujudkan itu, adalah dengan menerapkan prinsip cultured bases fisheries (CBF) atau teknik perikanan berbasis budi daya dengan memanfaatkan makanan alami yang tersedia. Teknik tersebut, diklaim bisa menghindari penurunan mutu air karena penyuburan kolam budi daya secara berlebihan.


Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan, teknologi CBF adalah teknologi yang ramah lingkungan dan sekaligus bernilai ekonomi tinggi jika para pembudi daya ikan skala kecil dan besar mau menerapkannya pada kolam budi daya masing-masing.

“Kita akan terus mengembangkan pengelolaan perairan umum daratan berbasis CBF,” ungkapnya di Jakarta, pekan lalu

Menurut dia, konsep CBF sangat cocok untuk diterapkan pada PUD, karena pengelolaannya lebih terukur, dapat menjadi alternatif usaha masyarakat, dan tidak berdampak negatif pada fungsi utama perairan. Untuk itu, konsep CBF dinilai menjadi model yang efekrif untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan, khususnya untuk PUD.

Dengan menggunakan konsep CBF, benih ikan dari hasil budi daya dan ditebar melalui program restocking, akan dibiarkan tumbuh secara alami pada kolam budi daya dengan memanfaatkan pakan alami yang tersedia hingga mencapai ukuran siap konsumsi.

Slamet mengatakan, penerapan konsep CBF pada budi daya perikanan, menjadi konsep yang tepat karena bisa menghindari penurunan mutu air akibat penyuburan berlebihan. Dengan CBF, maka ikan yang ditebar akan dibiarkan menghabiskan sisa pakan ikan yang masih ada.

“Perlu penebaran ikan pemakan bahan organik, plankton, atau gulma air. Hal ini sebagai upaya untuk memulihkan hasil tangkapan yang cenderung menurun di perairan umum daratan,” ujar dia.

Dengan prinsip ramah lingkungan yang diterapkan pada konsep CBF, Slamet menyebutkan kalau konsep tersebut juga bisa bermanfaat untuk peningkatan ekonomi masyarakat, baik itu di sektor perikanan, pariwisata, dan juga sektor lainnya. Potensi itu muncul, karena kualitas air akan lebih baik dan akan terjaga dengan signifikan.

“Saya yakin CBF akan memberikan multiplier effect, khususnya bagi masyarakat dan kepentingan daerah. Selain itu, dapat menambah peluang pekerjaan,” tuturnya.

Manfaat yang berlipat jika menggunakan konsep CBF tersebut, diharapkan bisa dirasakan oleh masyarakat perikanan yang melaksanakan usaha budi daya perikanan di seluruh Nusantara. Oleh itu, Slamet berharap kegiatan penambahan stok ikan tangkapan yang ditebar di perairan umum bisa dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dengan konsep CBF. 

Manfaat

Dia mencontohkan, manfaat dari penerapan konsep CBF sudah lebih dulu dirasakan oleh masyarakat perikanan yang ada di negara seperti Sri Lanka, Tiongkok, dan India. Di ketiga negara tersebut, konsep CBF terbukti bisa mendorong peningkatan pendapatan masyarakat di hampir seluruh provinsi.

“Di Sri Lanka, setiap hasil tangkapan yang dilakukan dipungut semacam retribusi yang dilakukan oleh gabungan kelompok masyarakat nelayan atau pembudi daya di sana. Uang yang dikumpulkan nantinya bisa dibelikan benih ikan untuk restocking,” jelas dia.

Sebagai konsep yang baru, Slamet mengaku kalau penerapan CBF saat ini baru dilaksanakan tahap uji coba di waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta dan kawasan sungai mati (oxbow) di sepanjang DAS Citarum, Jawa Barat.

Kemudian, ada juga penerapan CBF sebagai bagian dari percontohan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) di tiga situ atau danau yang mencapai luas hampir sepuluh hektare. Berikutnya, Embung Pangandaran yang ada di Kabupaten Pangandaran, juga direncanakan akan menjadi bagian dari uji coba penerapan CBF pada perairan umum daratan.

Slamet meyakini, jika konsep CBF berhasil diterapkan dengan maksimal, maka seluruh perairan umum daratan yang ada di waduk dan danau bisa terjaga dengan baik dari ancaman kelebihan nutrient (eutrofikasi). Selain itu, masyarakat yang terkena dampak rasionalisasi keramba jaring apung (KJA) juga bisa tetap mendapatkan penghasilan dari ikan hasil penerapan konsep CBF.

“Juga dapat mendorong kegiatan wisata berbasis perikanan,” tambah dia.

Dengan semua manfaat yang dihasilkan dari CBF, Slamet berharap semua stakeholder perikanan budi daya bisa bersama-sama menerapkan konsep tersebut untuk usaha budi daya perikanan pada perairan umum daratan. Melalui konsep tersebut juga, maka upaya pelestarian PUD dan DAS akan bisa dilakukan secara bersama.

“Ini menjadi kewajiban kita semua, lintas sektor. Perlu komitmen kuat antarpelaku usaha perikanan dengan pemerintah atas hak pengelolaan perikanan di PUD,” ungkap dia.

Di sisi lain, agar perikanan budi daya bisa terjaga dengan baik dan berkesinambungan, Slamet Soebjakto menyebutkan kalau pengaturan penggunaan alat penangkapan ikan (API) pada perairan budi daya harus dipantau dengan ketat. Tujuannya, agar ikan berukuran kecil yang belum layak panen tidak ikut tertangkap,

Diketahui, luas PUD di seluruh Indonesia mencapai 13,85 juta ha yang terdiri dari 12 juta ha sungai dan paparan banjir, 1,8 juta ha danau alam, dan sekitar 0,05 juta ha adalah danau buatan dan waduk. Di wilayah perairan tersebut, KKP terus melakukan restocking benih ikan hingga mencapai 130 juta ekor.

Teknologi

Sebelum CBF, Indonesia juga sudah mengenalkan teknologi microbubble yang dipakai untuk budi daya udang ultra intensif. Pengenalan teknologi tersebut dilakukan pada awal 2019 oleh Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) KKP.

Kehadiran teknologi microbubble saat itu memiliki tujuan untuk mengatasi persoalan yang sering muncul saat pada usaha budi daya udang, khususnya udang ultra intensif. Hal itu diungkapkan oleh Kepala BRSDM KP Sjarief Widjaja.

Menurut dia, kendala yang biasa dihadapi, di antaranya adalah biaya listrik yang tinggi, modal yang besar untuk skala tambak, limbah yang tidak dikelola dengan baik, serangan penyakit, dan daya dukung lingkungan yang menurun.

“Yang paling sering dirasakan juga oleh para pembudi daya udang, terutama yang skala kecil seperti rumah tangga, budi daya udang hingga saat ini masih belum memberikan dampak secara ekonomi bagi mereka. Persoalan itu harus dipecahkan secara bersama,” ucap dia.

Menurut Sjarief, hingga sekarang pembudi daya skala kecil masih harus berjuang melawan pembudi daya skala besar dengan modal yang berlimpah. Selain itu, pembudi daya skala kecil juga masih harus berhadapan dengan masalah seperti keterbatasan lahan budi daya udang yang bergantung pada lahan di darat.

“Mengingat lokasi masih jauh dari sumber air laut atau payau,” jelas dia.

Untuk memecahkan persoalan tersebut, Sjarief menyebut kalau budi daya udang memerlukan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti microbubble. Teknologi tersebut menjadi pilihan, karena terintegrasi dengan teknologi recirculating aquaculture system (RAS).

Sjarief menjelaskan, teknologi microbubble dan RAS bisa dikembangkan di lahan dengan kepadatan lebih dari 1000 ekor per meter kubik atau ultra intensif dan bisa menghasilkan produksi udang menjadi lebih baik serta hasil yang lebih banyak. Capaian itu mengalahkan capaian tertinggi sebelunya untuk budi daya udang, yakni budi daya supra intensif.

“Jadi, sebelumnya itu maksimal hanya sanggup dengan kepadatan 400 ekor per meter kubik,” jelasnya.

Duet teknologi microbubble dan RAS juga memiliki kelebihan tidak perlu penggantian air, tidak ada limbah perikanan yang dibuang ke lingkungan, dan bisa diaplikasikan di tengah kota yang jauh dari sumber air laut, karena pengelolaan media air budidaya dilakukan secara berkelanjutan.

Kelebihan lainnya, kata Sjarief, adalah proses budi daya tidak memerlukan lagi penyifonan, yaitu proses pembuangan lumpur limbah sisa pakan dan kotoran udang. Sebagai gantinya, limbah padatan pada sistem ini akan ditangkap pada penyaring fisik dan akan dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.


Referensi :

mongabay.co.id/2020/01/23/sinergi-perikanan-budi-daya-dengan-perairan-umum-daratan/

PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS)

 PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS)

PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS)

Di dalam melakukan kegiatan budi daya, pengendalian hama dan penyakit sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian oleh pembudidaya dan kerugian bagi orang banyak akibat mutu rendah dan penyakit yang menyerang. Untuk itu perlu dilakukan pemberantasan hama dan penyakit dengan baik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan / udang terserang penyakit meliputi:

a). Faktor-faktor kimia dan fisika, antara lain:

            1. Perubahan salinitas air secara mendadak;

            2. pH yang terlalu rendah (air asam), dan pH yang terlalu tinggi (air basa/alkalis);

            3. Kekurangan oksigen dalam air;

            4. Zat beracun, pestisida (insektisida, herbisida dan sebagainya);

            5. Perubahan suhu air yang mendadak;

            6. Kerusakan mekanis (luka-luka);

            7. Perairan terkena polusi.

b). Makanan yang tidak baik :

            1. Kekurangan vitamin dan komposisi gizi yang buruk;

            2. Bahan makanan yang busuk dan mengandung kuman-kuman.

c). Bentuk fisik dan kelainan-kelainan tubuh yang disebabkan oleh keturunan

d). Stres

            Stres yang terjadi pada ikan berkaitan dengan timbulnya penyakit pada ikan tersebut. Stres merupakan suatu rangsangan yang menaikkan batas keseimbangan psikologi dalam diri ikan terhadap lingkungannya. Biasanya stres pada ikan diakibatkan perubahan lingkungan akibat beberapa hal atau perlakuan misalnya akibat pengangkutan/transportasi ikan-ikan yang dimasukkan ke dalam jaring apung di laut dari tempat pengangkutan biasanya akan mengalami shock, berhenti makan dan mengalami pelemahan daya tahan terhadap penyakit.

e). Kepadatan Ikan

Kepadatan ikan yang melebihi daya dukung perairan (carrying capacity) akan menimbulkan persaingan antar ikan tinggi, oksigen terlarut menjadi rendah dan sisa metabolisme seperti ammonia akan meningkat sehingga dapat menimbulkan stres dan merupakan penyebab timbulnya serangan penyakit. Penyebab penyakit di atas tergolongkan kedalam faktor intern (dari dalam), maksudnya penyebab penyakit itu masih disebabkan oleh spesies itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh lingkungan di sekitar tempat spesies dibudidayakan. Timbulnya penyakit pada budidaya tambak salah satunya disebabkan karena menumpuknya limbah disekitar lingkungan tambak (faktor ekstern) sehingga menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme. Jika pertumbuhan mikroorganisme ini melimpah terutama pada golongan pengurai akan diikuti dengan turunnya kualitas air di sekelilingnya.

Serangan penyakit jarang ditemukan mewabah secara besar-besaran dalam budidaya ikan nila. Kalaupun ada, hanya berupa serangan lokal. Namun pembudidaya tetap harus berhati-hati. Karena penyakit ikan nila bukan tidak mungkin datang mengganggu.

Kondisi paling rentan terhadap serangan hama dan penyakit biasanya terjadi pada fase pembenihan ikan nila, dari penetasan hingga pendederan. Penyakit ikan nila bisa ditularkan lewat aliran air, udara dan kontak langsung. Atau, terjadi karena kondisi lingkungan yang buruk.


            PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT.

Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif untuk menekan resiko hama dan penyakit ikan nila, karena bila hama dan penyakit sudah menyerang, biaya penanggulangannya akan lebih besar. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit ikan nila, diantaranya :

Pengolahan dasar kolam, yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Pengeringan dilakukan dengan menjemur dasar kolam setiap kali hendak memulai budidaya. Sinar matahari bisa membunuh sebagian besar hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Pengapuran dasar kolam juga membantu mematikan sebagian penyakit.

Memasang filter atau saringan pada pintu pemasukan air untuk mencegah sebagian hama dan vektor pembawa penyakit masuk ke dalam kolam

Lakukan secara rutin pemberantasan hama secara mekanis (diambil atau dibunuh) dan pemberantasan hama secara biologis (mempertahankan predator alami hama). Apabila hama tetap membandel bisa dipertimbangkan menggunakan obat-obatan kimia. Gunakan bibit ikan nila unggul yang tahan terhadap penyakit.

Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi kontak antar ikan secara langsung. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air kolam akan lebih banyak.

Berikan pakan dengan takaran yang tepat untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan dalam kolam. Sisa pakan akan membusuk sehingga menurunkan kualitas lingkungan kolam dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.

Lakukan penanganan ikan secara hati-hati pada saat penebaran atau pemindahan antar kolam, agar ikan tidak terluka yang memicu infeksi penyakit.

Apabila langkah pencegahan sudah dilakukan dan hama penyakit tetap muncul, lakukanlah pemberantasan hama dan pengobatan penyakit dengan obat-obatan kimia. Yang perlu diingat, pemberian bahan kimia akan mendatangkan efek samping.

Pengobatan penyakit bisa dilakukan dengan memberikan bahan kimia pada kolam, merendam ikan yang sakit, mencampur obat dengan pakan, atau memberikan obat secara langsung pada tubuh ikan.


HAMA IKAN NILA

Hama yang memangsa ikan nila tidak jauh berbeda dengan hama ikan air tawar lainnya. Beberapa hama ikan nila yang paling sering dijumpai dan mempunyai efek mematikan diantaranya :

Notonecta

Masyarakat Jawa Barat menyebutnya bebebasan (menyerupai beras) karena terdapat bintik putih seperti beras. Hama ini menyerang benih ikan yang masih kecil. Upaya pencegahannya cukup sulit. Bila jumlahnya sudah terlalu banyak, hama ini diberantas dengan menyiramkan minyak tanah pada kolam. Jumlah minyak tanah yang diperlukan 5 liter tiap 1000 m2 luas kolam. Cara ini cukup efektif menekan populasi notonecta.

Larva cybister

Hama ini dikenal dengan nama ucrit, lebih mematikan dibanding notonecta. Warnanya kehijauan dan dapat bergerak dengan cepat. Bagian depan terdapat taring untuk menjepit mangsa, sedangkan di bagian belakangnya terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang benih ikan.

Ucrit menyukai lingkungan kolam yang banyak mengandung material organik. Untuk mencegahnya, bersihkan kolam secara rutin dari gulma dan sampah organik. Bila sudah dewasa, akan bermetamorfosis menjadi kumbang yang bisa meloncat antar kolam.Bahan kimia yang mematikan bagi ucrit, akan mematikan juga bagi benih ikan nila. Oleh karena itu, hama ucrit hanya dianjurkan untuk diberantas secara mekanis dan mengefektifkan pencegahan.


PENYAKIT IKAN NILA

            Ikan nila bisa dikatakan relatif tahan terhadap penyakit. Hingga saat ini belum pernah ditemukan wabah penyakit secara besar-besran yang menyerang ikan nila. Tidak seperti budidaya ikan mas, yang sering dilanda wabah.

Secara umum, terdapat dua tipe penyakit ikan nila, yakni penyakit infeksi atau penyakit menular dan penyakit non-infeksi yaitu disebabkan oleh kondisi lingkungan yang buruk. Berikut ini beberapa penyakit ikan nila dari jenis penyakit infeksi yang sering dijumpai :

Trichodina sp. Jenis mikroorganisme yang menjadi parasit pada ikan air tawar maupun ikan air laut. Parasit ini biasanya menyerang bagian luar seperti kulit, sirip dan insang. Tandanya terlihat luka pada organ-organ yang diserang. Bisa dicegah dengan menjaga sanitasi kolam dan memasang filter air atau bak pengendapan pada instalasi pengairan kolam. Pengobatan bisa dilakukan dengan merendam ikan yang sakit dalam larutan garam (NaCl) sebanyak 500 – 1000 mg/liter selama 24 jam atau dengan larutan formalin sebanyak 25 mg/liter.

. Penyakit yang disebabkan oleh sejenis jamur. Biasanya menyerang telur, larva dan benih ikan. Bagian tubuh yang diserang orgna-organ luar. Penampakan penyakit ini seperti benang halus berwarna putih atau putih kecoklatan. Pengobatan dilakukan dengan merendam telur atau ikan yang terserang dalam larutan Malachite green 1 mg/liter selama 1 jam atau larutan formalin 200 -300 mg/liter selama 1 – 3 jam atau NaCl 5 gram/liter selama 15 menit.

Epistylis spp. Parasit ini umumnya menyerang organ-organ bagian luar seperti kulit, insang dan sirip. Ciri-ciri ikan yang terserang bagian insangnya berwarna merah kecoklatan, ikan sukar bernafas, gerakan lambat dan pertumbuhannya terhambat. Penularan penyakit terjadi karena kontak langsung dengan ikan yang sakit. Pencegahannya dengan mengurangi padat tebar ikan. Pengobatnnya dengan merendam ikan dalam larutan formalin 200 mg/liter selama 40 menit, atau KmnO4 20 mg/liter selama 15-20 menit.

Bercak merah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. Menyerang organ bagian dalam dan luar. Ciri-cirinya ada pendarahan pada bagian tubuh yang terserang, sisik terkelupas, perut membusung. Bila menyerang kulit akan terlihat borok. Ikan terlihat lemah dan sering muncul ke permukaan kolam. Bila dibedah bagian dalamnya mengalami pendarahan pada hati, ginjal dan limpa. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara menyuntik, perendaman atau dengan mencampur obat pada pakan. Obat perendaman Kaliumpermanganat 10 -20 mg/liter selama 30 – 60 menit. Penyuntikan dengan tetramysin 0,05 ml per 100 gram bobot iakn atau kanamysin 20 – 40 mg/kg bobot ikan. Pencampuran pada pakan dengan oxytetracyclin 50 mg/kg pakan, diberikan setiap hari selama 7 – 10 hari.

Sedangkan penyakit non-infeksi yang banyak ditemukan dalam budidaya ikan nila disebabkan oleh :


Kualitas air

Kualitas air yang buruk membahayakan perkembangan ikan. Oleh karena itu kualitas air harus terus dipantau. Pastikan saluran masuk dan keluar tetap lancar. Bila air di sirkulasikan untuk beberapa kolam, penggunaan bak penyaringan air lebih direkomendasikan. Air yang berkualitas akan membuat ikan selalu berada dalam kondisi bugar dan sehat.

Pakan

Pemberian pakan harus tepat jenis dan takaran. Pakan yang tersisa akan mengendap di dasar kolam, menurunkan kualitas air dan menimbulkan gas-gas berbahaya bagi ikan.

Keracunan

Keracunan pada ikan biasanya disebabkan oleh pemberian pakan yang salah, misalnya pakan kadaluarsa. Bisa juga disebabkan oleh adanya senyawa beracun dalam kolam, seperti H2S yang timbul dari pembusukan material organik di dasar kolam atau pollutan berbahaya yang terbawa dari sumber air.

Penanganan Ikan

Dalam menangani ikan usahakan secara hati-hati. Misalnya saat penebaran atau pemindahan kolam, jangan sampai tubuh ikan terluka karena jaring atau benda keras lainnya. Luka pada tubuh ikan akan memicu penyakit.

Genetis

Gunakan selalu benih ikan yang baik. Penyakit juga bisa disebabkan oleh keturunan. Misalnya, bentuk tubuh ikan yang tidak sempurna atau cacat.

Disusun oleh :

Balai Laboratorium Pengujian Kesehatan

Ikan dan Lingkungan Kelas A

Jl. Mpu Tantular No.2 Semarang


Referensi 

http://dkp.jatengprov.go.id/index.php/artikel/blpkil/pencegahan-hama-dan-penyakit-ikan-nila-oreochromis-niloticus

Resep Membuat Abon Ikan Gabus Khas Banjarmasin

 Resep Membuat Abon Ikan Gabus Khas Banjarmasin


Abon ikan gabus merupakan salah satu kuliner khas kalimantan, terutama wilayah Banjarmasin, Samarinda, dan sekitarnya yang memang adalah daerah penghasil ikan gabus terbesar di Indonesia.

Bahan-bahan:

  1. 1 kilo gram ikan gabus.
  2. Santan dari 1 buah kelapa ukuran besar.

Bumbu-bumbu:

  1. Lengkuas
  2. Serai
  3. Ketumbar
  4. Kunyit.
  5. Daun salam
  6. Kemiri
  7. Bawang putih
  8. Bawang merah
  9. Garam secukupnya
  10. Gula pasir secukupnya.

Cara Membuat Abon Ikan Gabus Khas Banjarmasin:

  1. Bersihkan ikan lalu potong menjadi tiga bagian. Rebus sampai matang.
  2. Ulek semua bumbu, kecuali daun salam, hingga halus.
  3. Pindahkan ikan ke dalam wajan, lalu masukkan santan dan bumbu-bumbu ke dalam wajan. Aduk terus sampai agak kering. Kecilkan api
  4. Tetaplah mengaduk ikan sampai berwarna kuning kecoklatan.
  5. Abon sudah siap untuk dimakan atau dimasukkan ke dalam toples agar tidak cepat rusak.

Referensi

https://katalogkuliner.com/2016/02/resep-membuat-abon-ikan-gabus-khas-banjarmasin.html

PERAIRAN UMUM DARATAN

 PERAIRAN UMUM DARATAN

PERAIRAN UMUM DARATAN - Perairan umum daratan terdiri dari sungai, danau, dan waduk selama ini peranan belum termaksimalkan semua. Banyak nya PUD ini selain bisa memberikan nilai tambah atau pendapatan lain nya kalau di maksimalkan akan memberikan sumbangan yang tidak sedikit. PUD kebanyakan di isi dengan budidaya ikan, banyaknya pembudiya ini kalau di beri kemampuan yang lebih dengan diberikan nya kemudahan modal dan akses yang luas bukan tidak mungkin pembudidaya di indonesia bisa bersaing dengan negara luar.

PERAIRAN UMUM DARATAN

Pemanfaatan sumberdaya alam di Perairan Umum Daratan (PUD) secara luas dan efisien merupakan tuntutan dalam pembangunan nasional.  Keperluan akan sumberdaya tersebut terus menerus meningkat baik ditujukan bagi perikanan, pengairan, pariwisata dan keperluan umum, sehingga dibutuhkan pengelolaan perikanan dengan memperhitungkan collaborative management antar sektor yang terkait. 

Untuk mendukung suatu program pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap di PUD yang efektif, optimal dan terpadu guna menjamin produksi ikan yang optimum dan berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan hidup terutama masyarakat yang memanfaatkan dan di sekitar PUD, telah terlaksana kegiatan Forum Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan (FODILAPETA PUD) Tingkat Provinsi


1) Tujuan utama pengelolaan dan pemanfaatan Perairan Umum Daratan (waduk, sungai, genangan, rawa, sariban dan danau/situ) adalah sebagai Penyedia air baku yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi, PLTA, pariwisata termasuk untuk kegiatan perikanan;

2) Kondisi ekosistem PUD telah terjadi penurunan kualitas dan kapasitas sumberdaya perairan yang diakibatkan oleh sedimentasi/pendangkalan, penurunan volume air, meningkatnya populasi gulma,  pencemaran serta alih fungsi;

3) Beberapa Kabupaten/Kota telah memiliki Peraturan Daerah (PERDA) tentang pengelolaan PUD namun dalam realisasi pelaksanaannya masih banyak terjadi pelanggaran baik pengaturan zonasi dan penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan tanpa ada tindakan nyata atas pelanggaran tersebut;

4) Guna pemulihan sumber daya ikan yang berkesinambungan di PUD dibutuhkan kegiatan penebaran benih ikan yang dilakukan oleh masyarakat dengan jenis ikan yang disesuaikan dengan ekosistem PUD atau jenis ikan spesifik lokal yang memperhatikan  kualitas,  kuantitas  dan waktu penebaran;

5) Untuk menjamin ketersediaan benih ikan spesifik lokal perlu di lakukan pengembangbiakan jenis ikan tersebut yang dilakukan oleh UPTD Provinsi/Kab/Kota serta UPR;

6) Dalam rangka memberdayakan nelayan PUD perlu dibentuk kelompok pengelola dengan pendekatan co-management yang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kesadaran pemanfaatan sumberdaya ikan yang lestari selanjutnya perlu adanya petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pembentukan kelompok nelayan PUD;

7) Dalam rangka meningkatkan pengawasan maka perlu dibentuk POKMASWAS di setiap Kabupaten/Kota yang terintegrasi dengan kelompok pengelola.

8) Dalam rangka meningkatkan peran POKMASWAS diperlukan sarana penunjang berupa alat transportasi air, lampu sorot, peta lokasi, kamera, GPS, alat komunikasi serta dukungan finansial untuk operasi pengawasan terutama pada PUD yang luas, khususnya waduk dan sungai;

9)    Peningkatan responsibilitas aparat/instansi yang berwenang untuk menindaklanjuti hasil laporan POKMASWAS

10) Pengembangan kegiatan perikanan di PUD untuk menjadi kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap masih perlu pengkajian lebih mendalam oleh PEMDA setempat karena PUD masih didominasi oleh kegiatan budidaya.

11) Guna meningkatkan kesadaran masyarakat dan kelestarian sumber daya ikan, penangkapan ikan yang bertanggungjawab diperlukan koordinasi antar instansi terkait, pembinaan, sosialisasi, pembuatan papan larangan, pemberian sanksi dan atau penegakan hukum terhadap terjadinya pelanggaran antara lain: pencemaran, penangkapan ikan tidak ramah lingkungan seperti penggunaan racun, bahan peledak, stroom, bahan kimia terlarang, serta penggunaan ukuran mata jaring < 2 inchi.

12) Guna meningkatkan akses permodalan kelompok nelayan PUD, diusulkan program Sertifikasi Hak Atas Tanah (SeHAT) nelayan dan Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Bidang Perikanan Tangkap yang dapat diikuti oleh kelompok PUD.

13) Rumusan FODILAPETA-PUD Tingkat Provinsi Jawa Barat disusun berdasarkan kertas kerja (Terlampir) yang dibuat oleh 26 Kabupaten/Kota untuk disosialisasikan di masing-masing daerah  dan sebagai acuan dalam menyusun kegiatan  pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap di PUD.

Referensi 

https://perikanan38.blogspot.com/2015/10/perairan-umum-daratan-juga-perlu.html#super

6 Tips Mudah Budidaya Cacing Sutra. Bisa Jadi Bisnis Yang Menguntungkan

 6 Tips Mudah Budidaya Cacing Sutra. Bisa Jadi Bisnis Yang Menguntungkan

 

        Apakah mamu pernah mendengar hewan bernama cacing sutra? Saat ini banyak orang melakukan budidaya cacing sutra karena dianggap menguntungkan secara bisnis, lo. Cacing sutra adalah cacing yang termasuk dalam kelas Oligochaeta dengan ukuran 2-4 cm dan dhidup di perairan jernih.

        Cacing sutra atau yang biasa disebut cacing rambut mengandung protein sebanyak 57-60 persen dan lemak antara 13-20 persen. Kandungan nilai gizi pada cacing sutra cukup tinggi sehingga banyak dicari orang. Cacing sutra banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak dan anak ikan. Ukurannya yang kecil dinilai sangat sesuai dengan besar mulut anak ikan. Selain itu, cacing sutra juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku obat dan kosmetik.


Melihat peluang bisnis tersebut, apakah kamu tertarik membudidayakan cacing sutra?

Melansir berbagai sumber, berikut sejumlah tips yang bisa kamu gunakan untuk budidaya cacing sutra.

Tips Budidaya Cacing Sutra

1. Benih untuk Budidaya Cacing Sutra

Langkah pertama dalam budidaya cacing sutra adalah mendapat benih.

Ada dua cara yang bisa kamu lakukan.

Pertama, kamu bisa membeli benih cacing sutra di toko ikan hias atau pasar hewan.

Cara kedua, kamu bisa mencarinya di ladang atau sawah.

Jika kamu memilih cara kedua, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan:

  1. Pilihlah benih yang berkualitas (benihnya menyerupai gumpalan rambut yang bergerak cepat).
  2. Pisahkan gumpalan tersebut dari cacing sutra lainnya, lalu pindahkan ke wadah yang telah diisi air (untuk menghindarkan benih dari bakteri atau logam).
  3. Simpanlah benih dalam wadah berisi air tersebut selama dua hingga tiga hari.
  4. Pastikanlah jumlah air dalam wadah itu sedikit dan selalu bersih.
  5. Pastikan kadar oksigen dalam air cukup.
  6. Apabila dirasa kurang, pasanglah aerator untuk menambah oksigen dalam air.

2. Siapkan Media Budidaya Cacing Sutra

Terdapat dua media budidaya cacing sutra yang biasa digunakan, yaitu media lumpur dan air.

Berikut cara menyiapkan kedua jenis media tersebut.

Budidaya dengan Media Lumpur (sumber: kkp.go.id)

  1. Siapkanlah sebuah wadah yang nantinya diisi oleh lumpur.
  2. Carilah lumpur yang tidak mengandung logam (lumpur yang baik bisa didapat di area persawahan).
  3. Lumpur harus dialiri air secara baik.

Budidaya dengan Media Air

budidaya cacing sutra (sumber: infobudidaya45.blogspot.com)

  1. Sediakan wadah yang bersih dan cukup besar.
  2. Tuangkan air bersih ke dalam wadah tersebut.
  3. Siapkanlah selang agar wadah tersebut dapat selalu dialiri air bersih.
  4. Cara lain untuk mengalirkan air adalah membentuk rak. 
  5. Taruhlah wadah yang sudah sedikit dilubangi berisi air bersih di rak paling atas.
  6. Kemudian taruh wadah berisi air dan cacing sutra di bawahnya.
  7. Siapkan juga lubang kecil untuk sirkulasi air pada media cacing sutra.

3. Pemindahan Benih Cacing Sutra

Setelah benih cacing sutra kamu simpan dalam wadah selama beberapa hari, pindahkanlah benih ke dalam media budidaya.

Berikut cara memindahkan benih cacing sutra:

  1. Lakukanlah pemindahan benih secara hati-hati karena cacing sutra mudah stres.
  2. Gunakan alat semisal sendok atau jaring ikan berukuran kecil untuk memindahkan benih cacing sutra.
  3. Jangan gunakan tangan saat memindahkan cacing sutra (suhu tangan menyebabkan kegagalan budidaya cacing sutra).
  4. Pindahkanlah benih secara cepat agar cacing sutra tidak stres.

4. Perawatan Cacing Sutra, budidaya cacing sutra (sumber: republika.co.id)

Setelah memindahkan benih, langkah budidaya cacing sutra selanjutnya adalah perawatan.

Berikut hal yang bisa kamu lakukan untuk merawat cacing sutra:

  1. Pastikanlah media selalu dialiri air.
  2. Air yang dialirkan berada pada kisaran 0,01 liter per detik pada ketinggian 10-15 cm.
  3. Jumlah debit air yang cukup memungkinkan aliran oksigen tetap terjaga baik.
  4. Usahakanlah media budidaya tidak tercemari bahan kimia.

5. Makanan Cacing Sutra

Kamu harus memasukkan makanan secara teratur ke dalam wadah.

Berikut makanan yang bisa kamu berikan pada cacing sutra:

  1. Ampas tahu
  2. Kotoran ayam yang difermentasi
  3. Sawi yang telah dihancurkan dan difermentasi

6. Panen Cacing Sutra

Kamu bisa memanen cacing sutra setelah memasuki usia 70-75 hari setelah pemindahan media budidaya.

Berikut langkah yang harus kamu lakukan untuk memanen:

  1. Siapkanlah kain berwarna gelap.
  2. Tutuplah media cacing sutra dengan kain tersebut.
  3. Biarkan wadah tersebut tertutup selama 5-6 jam.
  4. Kumpulkanlah cacing sutra tersebut menggunakan jaring ikan.

Referensi :

https://www.99.co/blog/indonesia/tips-budidaya-cacing-sutra/

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...