Entrepreneur atau wirausaha istilah yang sering di gunakan orang awam yaitu mereka yang mampu berusaha sendiri dan bersifat informal. Fakta di Indonesia menunjukkan pada tahun 1980 ada kurang lebih 7000 usaha kecil di Indonesia, kemudian pada tahun 2001 menjadi 40 juta. Data dari BPS 2006 menunjukkan bahwa dari 48,8 juta usaha kecil mampu menyerap hanya 80,9 juta angkatan kerja. Berarti usaha kecil yang dimaksud adalah sektor informal, karena hanya menyerap tenaga kerja 1 atau 2 orang.
Jika usaha kecil ini dikategorikan sebagai entrepreneur maka dampaknya terhadap perkembangan perekonomian negara kurang signifikan. Entrepreneur sejati adalah orang mampu memunculkan karya inovatif dan layak dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Menurut David McClelland diperlukan 2% entrepreneur sejati dari jumlah penduduk untuk membawa Negara tersebut sejahtera. Agar jumlah entrepreneur sejati terpenuhi maka perlu banyak inkubator bisnis pada tingkat daerah maupun tingkat nasional. Untuk mendeteksi entrepreneur sejati ada dua hal yaitu inovatif dan feasible. Berdasarkan dua dimensi tersebut akan dikelompokkan entrepreneur dengan klaster- klaster bisnis. Mereka yang termasuk sebagai entrepreneur sejati dimasukkan dalam inkubator untuk mendapatkan dukungan komersialisasinya melalui lembaga yang terintegrasi di tingkat daerah maupun tingkat nasional.
1. Pendahuluan
Jadi entrepreneur sejati adalah wirausaha yang punya kapasitas :
1) mampu menciptakan produk dan jasa baru,
2) mampu menciptakan metode produksi baru melalui bentuk-bentuk pengelolaan baru atau bahan-bahan baru,
3) mampu memperbaiki kondisi bisnis atau ekonomi yang sudah ada lebih efisien dan lebih efektif.
Tanpa mengecilkan arti wirausaha yang dengan kemandiriannya mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri dengan cara berbisnis dalam berbagai bidang atau berbagai klaster, tetapi banyaknya kehadiran entrepreneur sejati sangat diperlukan untuk dapat membawa kemakmuran bagi suatu daerah, atau suatu negara. Adanya fakta di Indonesia bahwa perkembangan kewirausahaan yang cukup signifikan pada saat krisis ekonomi tahun 1997/1998 menunjukkan bahwa ada wirausaha yang lahir karena kepepet atau disebut “kepepetpreneur”. . Data dari BPS 2006 menunjukkan bahwa dari 48,8 juta usaha kecil mampu menyerap hanya 80,9 juta angkatan kerja.
Berarti usaha kecil atau mikro yang dimaksud adalah sektor informal, karena hanya menyerap tenaga kerja 1 atau 2 orang saja.
Bukan berarti kewirausahaan informal tersebut tidak dibutuhkan, kehadiran kewirausahaan dalam berbagai bidang bisnis sangat diperlukan terbukti dalam beberapa krisis yang terjadi di Indonesia sektor informal sangat menolong pertumbuhan ekonomi Negara. Sektor Informal dalam 10 tahun banyak yang muncul tetapi dalam waktu singkat mereka juga banyak yang mati. Berdasarkan penelitian di Amerika tingkat survival kewirausahaan dalam 10 tahun menunjukkan bahwa; pada akhir tahun pertama yang survive 81%, akhir tahun kedua 65% survive, akhir tahun ke lima 40% survive, dan dalam sepuluh tahun hanya tinggal 25% yang survive(Bygrave& Zacharakis, 2007). Meskipun tidak banyak jumlahnya entrepreneur sejati sebagai inovator atau early adopter sangat dibutuhkan, karena merekalah yang mempunyai keberanian mengambil resiko sebagai pioneer baik dalam produk maupun jasa baru yang lebih efisien dan lebih efektif.
Perbedaan entrepreneur sejati dengan entrepreneur biasa adalah pada aspek kapasitas. Kapasitas entrepreneur bersumber dari kompetensi seseorang, jejaring yang dimiliki, inisiatif, kreativitas, keuletan, keberanian dalam mengambil resiko sampai modal untuk investasi. Semakin lengkap dan besar kapasitas yang dimiliki maka kemungkinan wirausaha bertahan sebagai pengusaha dalam jangka panjangsemakin kuat. Jadi pengusaha yang dalam waktu kurang dari lima tahun gugur tidak jadi wirausaha lagi maka kurang bisa dikategorikan sebagai entrepreneur sejati.
Mungkin berubah dari entrepreneur ke intrapreneur artinya yang bersangkutan bekerja secara professional bukan menjadi pemilik usaha.Menurut David McClelland diperlukan 2% entrepreneur sejati dari jumlah penduduk untuk membawa Negara tersebut sejahtera. Dua persen inilah yang benar-benar menjadi inovator atau entrepreneur sejati yang membawa perubahan dan menjadi lokomotif. Selanjutnya yang menjadi permasalahan adalah, apakah entrepreneur sejati bisa diciptakan dengan dibentuk melaui proses pembelajaran atau dari bakat yang memang sudah ada sejak kecil. Dengan kata lain apakah kapasitas entrepreneur dapat ditingkatkan melalui suatu metode pembelajaran atau kapasitas entrepreneur tersebut terbentuk secara alamiah.
2. Mengembangkan Kapasitas Entrepreneur
Menurut Jack & Anderson (1988) dalam buku entrepreneurship education bahwa proses berwirausaha terdiri dari ilmu dan seni (Soehadi, dkk, 2011). Bagian yang aspek ilmu memang dapat dikembangkan melalui metode pembelajaran yang konvensional seperti di berikan di sekolah formal. Sedangkan aspek yang mengandung seni tidak cukup dari pembelajaran konvensional, tetapi dengan metode lain yang dapat memunculkan kreativitas, keberanian mengambil resiko, kemampuan membaca peluang, dan mengembangkan jejaring bisnis. Dengan demikian entrepreneur sejati tidak bisa dibentuk dengan satu program pendidikan. Wirausaha sejati akan terbentuk dalam proses pembelajaran yang menggabungkan unsur ilmu dan seni dari pendidikan formal maupun pengalaman langsung dari dirinya sendiri dan dari orang lain yang mengalami sukses maupun pernah gagal dalam bisnis. Pertanyaan selanjutnya apakah dengan demikian setiap orang bisa dikembangkan kapasitasnya sampai pada tingkat menjadi entrepreneur sejati.
Seseorang yang memilih wirasusaha sebagai pilihan hidup adalah sesuatu yang wajar dan biasa seperti halnya orang memilih profesi dokter, bintang film, penyanyi atau menjadi guru dan profesi lainnya. Pilihan-pilihan profesi tersebut salah satunya dilatar belakangi oleh proses pendidikan.
Demikian juga dalam hal pilihan sebagai entrepreneur sejati dapat terbentuk melalui program pendidikan yang didesain unuk mengembangkan kapasitas entrepreneur dari sisi pengetahuan dan pengalaman. Proses pembelajaran entrepreneur hanyalah salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas wirausaha sehingga memperoleh kesuksesan dalam profesinya, tetapi keberhasilan menjadi entrepreneur sejati sangat dipengaruhi faktor-faktor lain diluar pendidikan. Salah satu kelemahan dari sebuah pendidikan kewirausahaan adalah adanya keterbatasan waktu penyelenggaran.
Dalam kurun waktu tertentu pendidikan untuk meningkatan kapasitas entrepreneur harus berakhir, dan diuji tingkat keberhasilan sesungguhnya di luar program pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya program pendidikan kewirausahaan dengan tahapan-tahapan untuk melakukan seleksi bakat, minat dan kemampuan sehingga diperoleh entrepreneur sejati. Pertanyaan selanjutnya adalah, untuk siapa program pendidikan kewirausahaan ditujukan? Pada dasarnya pendidikkan untuk menemukan entrepreneur sejati harus dilakukan pada semua tingkatan, tetapi idealnya dimulai seleksinya sejak di perguruan tinggi karena setelah perguruan tinggi seseorang biasanya akan memilih profesinya untuk menjalani kehidupan.
1. Pembentukan Sikap Wirausaha
Salah satu faktor penting kesuksesan seseorang dalam usaha adalah adanya sikap wirausaha seseorang. Sikap wirausaha adalah modal utama dan yang pertama harus dimiliki sesorang yang akan mengembangkan suatu usaha dibidang apapun dan dalam skala dari kecilsampai dengan skala besar. Sikap usaha pada seseorang dapat muncul bila ada proses pembentukan kepribadian entrepreneur atau karakter wirausaha. Hal ini dapat dilakukan salah satunya melalui program pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) atau program peningkatan motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh McClelland.Setelah sikapnya terbentuk maka perlu bagi siswa dididik untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pengelolaan usaha. Program peningkatan kemampuan manajemen usaha dapat dilakukan melalui program pelatihan Business Management Training (BMT). Program AMT dan BMT ini pelaksanaannya di Perguruan Tinggi bisa dilakukan dengan sistem blok satu minggu penuh sebagai one week entrepreneur, sebelum atau sesudah kuliah semester dua reguler berjalan.
2. Membangun Kelompok Bisnis
Setelah memiliki motivasi dan sikap sebagai wirausaha siswa didik diarahkan untuk membangun kelompok usaha. Artinya setiap siswa didik adalah bagian dari anggota kelompok yang akan membangun usaha bersama di bidang usaha tertentu. Pilihan usaha diputuskan secara cermat dan akurat dan dengan bimbingan mentor.
Perlu dibangun suasana kekompakan masing-masing kelompok usaha melalui pelatihan Team Building.Setelah pembentukan team atau kelompok usaha dapat dilanjutkan dengan kunjungan usaha atau magang beberapa hari di tempat usaha. Proses pelatihan dan pembentukan team building dapat dilakukan pada waktu sebelum atau sesudah semester tiga reguler.
Perencanaan Bisnis
Setiap kelompok usaha yang sudah terbentuk wajib untuk melakukan perencanaan usaha. Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) dan persiapan pelaksanaan bisnis perlu ada bimbingan dan informasi yang lengkap, agar perencanaan usaha tersebut layak dibiayai. Pengajuan proposal untuk lembaga keuangan perlu dimasukkan dalam perencanaan usaha jika diperlukan tambahan modal usaha sesuai dengan kebutuhan bisnis. Jika rencana usaha bisa dibiayai sendiri sebaiknya dari modal hasil menabung sejak pembekalan. Hasil dari perencanaan usaha ini meliputi; 1) adanya penentuan lokasi bisnis untuk usaha yang sudah pasti, 2) adanya rencana mobilisasi dan perlengkapan bisnis, 3) adanya rencana produksi atau operasional, 4) adanya rencana pemasaran. 5) adanya rencana keuangan yang berbentuk cashflow atau anggaran untuk usaha. Pembuatan rencana bisnis dapat dilakukan di perguruan tinggi pada waktu awal atau akhir semester empat dengan bimbingan intensif dari mentor.
4. Kompetisi Perencanaan Bisnis
Kompetisi perencanaan usaha diakukanuntuk seleksi ide-ide usaha yang akan masuk dalam inkubator bisnis. Kriteria kelompok yang lolos dari proposal usaha adalah mereka yang benar-benar punya nilai inovasi tinggi dan feasible. Arti feasible disini adalah dapat dilaksanakan dan menguntungkan secara ekonomi. Proses seleksi dilakukan secara ketat dengan melibatkan team juri yang independen dan memiliki pengalaman dan pengetahuan bisnis. Pada waktu seleksi bukan hanya seleksi proposal yang dilakukan dibelakang meja tetapi mereka benar-benar presentasi dan tanya jawab dengan team juri dan audience yang diundang dari kalangan pengusaha, investor atau perbankan.
5. Pengelolaan dan Pengendalian Usaha
Kelompok mahasiswa memulai usaha (Start-up business), sementara mentor melakukan bimbingan dan pendampingan usaha secara praktis Mahasiswa secara berkelompok menjalankan usaha (Business establishment). Setelah usaha berjalan maka perlu adanya program pendampingan pendampingan. Program pendampingan dilakukan oleh mentor untuk membantu siswa didik dalam mengendalikan usahanya. Mentor bertugas memonitor kelompok anak didiknya dalam menjalankan usahanya, memotivasi, dan memberikan bimbingan teknis dan benar- benar mengikuti perkembangan usaha kelompok yang dibimbingnya. Dalam pendampingan mentor juga melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Langkah-langkah untuk melakukan seleksi di luar kampus dapat diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) yang ada di tiap propinsi. Bekerjasama dengan Kadin dan media masa, pemerintah dapat mendorong munculnya entrepreneur sejati melalui inkubator bisnis. Didalam rencana bisnis terkandung kegiatan-kegiatan yang meliputi; (1) identifying a business idea, (2) screening the idea (or ideas) to determine their preliminary feasibility, (3) conducting a full feasibility analysis, and (4) writing the plan.
5. Seleksi Entrepepreneur Sejati
Proses seleksi entrepreneur sejati yang dapat dalam inkubator bisnis adalah tahapan paling penting yang mempunyai di tingkat resiko kegagalan yang tinggi terhadap program keberhasilan inkubator bisnis. Oleh karena itu beberapa dimensi dan indikator apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan seleksi dibahas lebih detail. Dimensi dan indikator yang digunakan dalam penilaian menurut Barringer (2009) diantaranya meliputi:
Kekuatan ide bisnis merupakan dimensi pertama yang perlu untuk dinilai oleh team juri. Pengukuran kekuatan ide bisnis ini bisa menggunakan lima skala misalnya skala 1 sangat lemah, skala 2 lemah, skala 3 cukup, skala 4 kuat dan skala 5 sangat kuat.
Di bidang usaha budidaya perikanan air tawar bekembang suatu bisnis perikanan yang di awali dari kondisi alam yang di katakan “kurang bersahabat”. Dari keberhasilan budidaya ikan bandeng sistem polikultur, akhirnya usaha tersebut berkembang ke arah bisnis, dan pengembangan wisata air tawar.
Perkembangan sangat perlu pengelolaan yang berkualitas dan berkelanjutan dengan visi ke depan yang lebih jauh dan baik. Dan perlu profesionalitas manajemen di aplikasikan di bidang usaha perikanan.
Kesimpulan
Meskipun tidak terlalu besar jumlahnya kurang lebih 2% dari penduduk suatu Negara atau derah kehadiran entrepreneur sejati. Inovasi melalui ide-ide bisnis akan menjadi motor penggerak kewirausahaan di suatu wilayah. Semakin besar kesempatan mereka berkompetisi untuk masuk dalam inkubator bisnis berarti akan semakin banyak muncul entrepreneur sejati. Gabungan antara pengetahuan dan seni akan dapat meningkatkan entrepreneur sejati. Mereka yang gagal seleksi untuk masuk inkubator bisnis bukan berarti mereka gagal. Mereka bisa menjadi pihak intrapreneur atau tetap jadi wirausaha tetapi dengan menciptakan inkubator sendiri dan mengembangkan kapasitas entrepreneurnya dengan belajar sendiri. Kehadiran mereka tetap dibutuhkan untuk berwirausaha sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
Gambar 1. Kegiatan Enterpreneur diBidang Perikanan Air Tawar
Sumber informasi :
http://mediapenyuluhanperikananpati.blogspot.com/2013/11/pengembangan-entrepreneur-di-bidang.html
Dipublikasikan Oleh :
Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...
-
GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Apa Itu GEMARIKAN? Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) adalah gerakan moral yang ...
-
TEKNOLOGI PEMANFAATAN KEONG MAS UNTUK PAKAN IKAN Keong mas sebagai sumber pakan ikan dan organism perairan lainnya saat ini sudah mulai b...
-
1. Materi Penyuluhan Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku...
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~ :))