Selasa, 31 Juli 2018

Pengembangan Entrepreneurship di bidang Perikanan Air Tawar

Entrepreneur atau wirausaha istilah yang sering di gunakan orang awam yaitu mereka yang mampu berusaha sendiri dan bersifat informal. Fakta di Indonesia menunjukkan pada tahun 1980 ada kurang lebih 7000 usaha kecil di Indonesia, kemudian pada tahun 2001 menjadi 40 juta. Data dari BPS 2006 menunjukkan bahwa dari 48,8 juta usaha kecil mampu menyerap hanya 80,9 juta angkatan kerja. Berarti usaha kecil yang dimaksud adalah sektor informal, karena hanya menyerap tenaga kerja 1 atau 2 orang.

Jika usaha kecil ini dikategorikan sebagai  entrepreneur  maka  dampaknya  terhadap  perkembangan perekonomian negara  kurang  signifikan. Entrepreneur sejati adalah orang mampu memunculkan karya inovatif dan layak dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Menurut David McClelland diperlukan 2% entrepreneur sejati dari jumlah penduduk untuk membawa Negara tersebut sejahtera. Agar jumlah entrepreneur sejati terpenuhi maka perlu banyak inkubator bisnis pada tingkat daerah maupun tingkat nasional. Untuk mendeteksi entrepreneur sejati ada dua hal yaitu inovatif dan feasible. Berdasarkan dua dimensi tersebut akan dikelompokkan entrepreneur dengan klaster- klaster bisnis. Mereka yang termasuk sebagai entrepreneur sejati dimasukkan dalam inkubator untuk mendapatkan dukungan komersialisasinya melalui lembaga yang terintegrasi di tingkat daerah maupun tingkat nasional.

1. Pendahuluan
Jadi entrepreneur  sejati  adalah  wirausaha  yang  punya kapasitas :
1)   mampu menciptakan produk dan jasa baru,
2)   mampu menciptakan metode produksi baru melalui bentuk-bentuk pengelolaan baru atau bahan-bahan baru,
3) mampu memperbaiki kondisi bisnis atau ekonomi yang sudah ada lebih efisien dan lebih efektif.
Tanpa mengecilkan arti wirausaha yang dengan kemandiriannya   mampu   menciptakan   kesempatan kerja bagi dirinya sendiri dengan cara berbisnis dalam berbagai bidang atau berbagai klaster, tetapi banyaknya kehadiran            entrepreneur sejati sangat diperlukan untuk dapat membawa kemakmuran bagi suatu daerah, atau suatu negara. Adanya fakta di Indonesia bahwa perkembangan kewirausahaan yang cukup  signifikan  pada  saat  krisis  ekonomi  tahun 1997/1998 menunjukkan bahwa ada wirausaha yang lahir karena kepepet atau disebut “kepepetpreneur”. . Data dari BPS 2006 menunjukkan bahwa dari 48,8 juta  usaha  kecil  mampu  menyerap  hanya  80,9 juta angkatan kerja.

Berarti usaha kecil atau mikro yang dimaksud adalah sektor informal, karena hanya menyerap tenaga kerja 1 atau 2 orang saja.
Bukan berarti kewirausahaan informal tersebut          tidak dibutuhkan, kehadiran kewirausahaan dalam berbagai bidang bisnis sangat diperlukan terbukti dalam beberapa krisis yang terjadi di Indonesia sektor informal sangat menolong pertumbuhan ekonomi Negara. Sektor Informal dalam  10 tahun banyak yang muncul  tetapi  dalam  waktu  singkat  mereka  juga banyak yang mati. Berdasarkan penelitian di Amerika tingkat survival kewirausahaan dalam 10 tahun menunjukkan bahwa; pada akhir tahun pertama yang survive 81%, akhir tahun kedua 65% survive, akhir tahun ke lima 40% survive, dan dalam sepuluh tahun hanya tinggal    25%     yang    survive(Bygrave& Zacharakis, 2007). Meskipun tidak banyak jumlahnya entrepreneur   sejati   sebagai            inovator   atau early adopter sangat dibutuhkan, karena merekalah yang mempunyai keberanian mengambil resiko sebagai pioneer baik dalam produk maupun jasa baru yang lebih efisien dan lebih efektif.

Perbedaan       entrepreneur    sejati    dengan entrepreneur biasa adalah pada aspek kapasitas. Kapasitas entrepreneur bersumber dari kompetensi seseorang, jejaring yang dimiliki, inisiatif, kreativitas, keuletan, keberanian dalam mengambil resiko sampai modal untuk investasi. Semakin lengkap dan besar kapasitas yang dimiliki maka kemungkinan wirausaha bertahan  sebagai  pengusaha  dalam  jangka  panjangsemakin kuat. Jadi pengusaha yang dalam waktu kurang dari lima tahun gugur tidak jadi wirausaha lagi maka kurang bisa dikategorikan sebagai entrepreneur sejati.
Mungkin berubah dari entrepreneur    ke intrapreneur artinya yang bersangkutan bekerja secara professional bukan menjadi pemilik usaha.Menurut David McClelland diperlukan 2% entrepreneur sejati dari jumlah penduduk untuk membawa  Negara  tersebut  sejahtera.  Dua  persen inilah    yang    benar-benar     menjadi inovator atau entrepreneur sejati yang membawa perubahan dan menjadi   lokomotif. Selanjutnya yang   menjadi permasalahan adalah, apakah entrepreneur sejati bisa diciptakan dengan dibentuk melaui  proses pembelajaran atau dari bakat yang memang sudah ada sejak kecil. Dengan kata lain apakah kapasitas entrepreneur dapat ditingkatkan melalui suatu metode pembelajaran atau kapasitas entrepreneur tersebut terbentuk secara alamiah.

2. Mengembangkan Kapasitas Entrepreneur
Menurut Jack & Anderson (1988) dalam buku entrepreneurship education  bahwa  proses berwirausaha terdiri dari ilmu dan seni (Soehadi, dkk, 2011). Bagian yang aspek ilmu memang dapat dikembangkan  melalui  metode  pembelajaran  yang konvensional seperti di berikan di sekolah formal. Sedangkan aspek yang mengandung seni tidak cukup dari pembelajaran         konvensional,  tetapi   dengan metode lain yang dapat memunculkan kreativitas, keberanian mengambil resiko, kemampuan membaca peluang, dan mengembangkan jejaring bisnis. Dengan demikian entrepreneur sejati tidak bisa dibentuk dengan  satu  program  pendidikan.  Wirausaha  sejati akan terbentuk dalam proses pembelajaran yang menggabungkan unsur ilmu dan seni dari pendidikan formal maupun pengalaman langsung dari dirinya sendiri dan dari orang lain yang mengalami sukses maupun   pernah   gagal   dalam   bisnis.   Pertanyaan selanjutnya apakah dengan demikian setiap orang bisa dikembangkan kapasitasnya sampai pada tingkat menjadi entrepreneur sejati.
Seseorang yang memilih wirasusaha sebagai pilihan hidup adalah sesuatu yang wajar dan biasa seperti halnya orang memilih profesi dokter, bintang film, penyanyi atau menjadi guru dan profesi lainnya. Pilihan-pilihan profesi tersebut salah satunya dilatar belakangi oleh proses pendidikan.

Demikian juga dalam hal  pilihan  sebagai entrepreneur sejati dapat terbentuk melalui program pendidikan yang didesain unuk mengembangkan kapasitas entrepreneur dari sisi pengetahuan dan pengalaman. Proses pembelajaran entrepreneur hanyalah salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas wirausaha sehingga memperoleh kesuksesan dalam profesinya, tetapi keberhasilan menjadi entrepreneur sejati sangat dipengaruhi   faktor-faktor   lain   diluar   pendidikan. Salah satu kelemahan dari sebuah pendidikan kewirausahaan adalah adanya keterbatasan waktu penyelenggaran.
Dalam    kurun waktu    tertentu pendidikan untuk meningkatan kapasitas entrepreneur harus berakhir, dan diuji tingkat keberhasilan sesungguhnya   di   luar   program   pendidikan.   Oleh karena itu perlu adanya program pendidikan kewirausahaan dengan tahapan-tahapan untuk melakukan  seleksi  bakat,  minat  dan  kemampuan sehingga diperoleh entrepreneur sejati. Pertanyaan selanjutnya adalah, untuk siapa program pendidikan kewirausahaan ditujukan? Pada dasarnya pendidikkan untuk menemukan entrepreneur sejati harus dilakukan pada semua  tingkatan, tetapi idealnya dimulai seleksinya  sejak di  perguruan  tinggi  karena  setelah perguruan tinggi seseorang biasanya akan memilih profesinya untuk menjalani kehidupan.

1. Pembentukan Sikap Wirausaha
Salah satu faktor penting kesuksesan seseorang dalam usaha adalah adanya sikap wirausaha seseorang. Sikap wirausaha adalah  modal  utama dan  yang  pertama harus dimiliki sesorang yang akan mengembangkan suatu usaha dibidang apapun dan dalam skala dari kecilsampai dengan skala besar. Sikap usaha pada seseorang dapat muncul bila ada proses pembentukan kepribadian entrepreneur atau karakter wirausaha. Hal ini dapat dilakukan salah satunya melalui program           pelatihan          Achievement   Motivation Training (AMT) atau program peningkatan motivasi berprestasi  yang  dikembangkan oleh  McClelland.Setelah sikapnya terbentuk maka perlu bagi siswa dididik untuk meningkatkan   kemampuan dan ketrampilan pengelolaan usaha. Program peningkatan kemampuan manajemen usaha dapat dilakukan melalui program pelatihan Business Management Training (BMT). Program AMT dan BMT ini pelaksanaannya di Perguruan Tinggi bisa dilakukan dengan sistem blok satu minggu penuh sebagai one week entrepreneur, sebelum atau sesudah kuliah semester dua reguler berjalan.

2. Membangun Kelompok Bisnis
Setelah memiliki motivasi dan sikap sebagai wirausaha siswa didik diarahkan untuk membangun kelompok usaha. Artinya setiap siswa didik adalah bagian dari anggota kelompok yang akan membangun usaha bersama di bidang usaha tertentu. Pilihan usaha diputuskan secara cermat dan akurat dan dengan bimbingan mentor.
Perlu dibangun suasana kekompakan masing-masing kelompok usaha melalui pelatihan Team Building.Setelah pembentukan team atau kelompok usaha dapat dilanjutkan dengan kunjungan usaha atau magang beberapa hari di tempat usaha. Proses pelatihan dan pembentukan team building dapat dilakukan pada waktu sebelum atau sesudah semester tiga reguler.
Perencanaan Bisnis
Setiap kelompok usaha yang sudah terbentuk wajib untuk melakukan perencanaan usaha. Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) dan persiapan pelaksanaan bisnis perlu ada bimbingan dan informasi yang lengkap, agar perencanaan usaha tersebut layak dibiayai. Pengajuan proposal untuk lembaga keuangan perlu dimasukkan dalam perencanaan usaha jika diperlukan tambahan modal usaha sesuai dengan kebutuhan bisnis. Jika rencana usaha bisa dibiayai sendiri sebaiknya dari modal hasil menabung sejak pembekalan. Hasil dari perencanaan usaha ini meliputi; 1) adanya penentuan lokasi bisnis untuk usaha yang sudah pasti,  2)  adanya  rencana  mobilisasi  dan  perlengkapan bisnis,  3)  adanya  rencana  produksi  atau  operasional, 4) adanya rencana pemasaran. 5) adanya rencana keuangan yang berbentuk cashflow atau anggaran untuk usaha. Pembuatan rencana  bisnis  dapat  dilakukan di  perguruan tinggi pada waktu awal atau akhir semester empat dengan bimbingan intensif dari mentor.
4. Kompetisi Perencanaan Bisnis
Kompetisi perencanaan usaha  diakukanuntuk seleksi ide-ide  usaha  yang  akan  masuk dalam inkubator bisnis. Kriteria kelompok yang lolos dari proposal usaha adalah mereka yang benar-benar punya nilai inovasi tinggi dan feasible. Arti feasible disini adalah dapat dilaksanakan dan menguntungkan secara ekonomi. Proses seleksi dilakukan secara ketat dengan melibatkan team juri yang independen dan  memiliki pengalaman dan pengetahuan bisnis. Pada waktu seleksi bukan hanya seleksi proposal yang dilakukan dibelakang meja tetapi mereka benar-benar presentasi dan tanya jawab dengan team juri dan audience yang diundang dari            kalangan          pengusaha,      investor atau perbankan.
5. Pengelolaan dan Pengendalian Usaha
Kelompok       mahasiswa      memulai           usaha   (Start-up business), sementara mentor melakukan bimbingan dan pendampingan usaha secara praktis Mahasiswa secara berkelompok menjalankan usaha (Business establishment). Setelah usaha berjalan maka perlu adanya program pendampingan pendampingan. Program pendampingan dilakukan oleh mentor untuk membantu siswa didik dalam mengendalikan usahanya. Mentor bertugas memonitor kelompok anak didiknya dalam menjalankan usahanya, memotivasi, dan memberikan bimbingan teknis dan benar- benar mengikuti perkembangan usaha kelompok yang dibimbingnya.        Dalam  pendampingan             mentor juga melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Langkah-langkah untuk melakukan seleksi di luar kampus dapat diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) yang ada di tiap propinsi. Bekerjasama   dengan Kadin dan media masa, pemerintah dapat  mendorong munculnya  entrepreneur sejati  melalui inkubator bisnis. Didalam rencana bisnis terkandung kegiatan-kegiatan yang meliputi; (1) identifying a business idea, (2) screening the idea (or ideas) to determine their preliminary feasibility, (3) conducting a full feasibility analysis, and (4) writing the plan.
5. Seleksi Entrepepreneur Sejati
Proses seleksi entrepreneur sejati yang dapat dalam inkubator bisnis adalah tahapan paling penting yang mempunyai di tingkat resiko kegagalan yang tinggi          terhadap program keberhasilan           inkubator bisnis.   Oleh   karena   itu   beberapa   dimensi   dan indikator apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan seleksi dibahas lebih detail. Dimensi dan indikator yang digunakan dalam penilaian menurut Barringer (2009) diantaranya meliputi:
Kekuatan ide bisnis merupakan dimensi pertama yang perlu untuk dinilai oleh team juri. Pengukuran kekuatan ide bisnis ini bisa menggunakan lima skala misalnya skala 1 sangat lemah, skala 2 lemah, skala 3 cukup, skala 4 kuat dan skala 5 sangat kuat.
Di bidang usaha budidaya perikanan air tawar bekembang suatu bisnis perikanan yang di awali dari kondisi alam yang di katakan “kurang bersahabat”. Dari keberhasilan budidaya ikan bandeng sistem polikultur, akhirnya usaha tersebut berkembang ke arah bisnis, dan pengembangan wisata air tawar.
Perkembangan sangat perlu pengelolaan yang berkualitas dan berkelanjutan dengan visi ke depan yang lebih jauh dan  baik. Dan perlu profesionalitas manajemen di aplikasikan di bidang usaha perikanan.

Kesimpulan
Meskipun tidak terlalu besar jumlahnya kurang lebih 2% dari penduduk suatu Negara atau derah kehadiran entrepreneur sejati. Inovasi melalui ide-ide bisnis akan menjadi motor penggerak kewirausahaan di suatu wilayah. Semakin besar kesempatan mereka berkompetisi untuk masuk dalam inkubator bisnis berarti akan semakin banyak muncul entrepreneur sejati. Gabungan antara pengetahuan dan seni akan dapat meningkatkan entrepreneur sejati. Mereka yang gagal seleksi untuk masuk inkubator bisnis bukan berarti mereka gagal. Mereka bisa menjadi pihak intrapreneur atau tetap jadi wirausaha tetapi dengan menciptakan inkubator sendiri dan mengembangkan kapasitas entrepreneurnya dengan belajar sendiri. Kehadiran mereka   tetap    dibutuhkan      untuk berwirausaha sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.

                              Gambar 1. Kegiatan Enterpreneur diBidang Perikanan Air Tawar

Sumber informasi :
http://mediapenyuluhanperikananpati.blogspot.com/2013/11/pengembangan-entrepreneur-di-bidang.html

Dipublikasikan Oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

1 komentar:

  1. Izin promo ya Admin^^
    bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
    mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
    mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik
    ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~ :))

    BalasHapus

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...