Minggu, 29 Juli 2018

Kanibalisme Ikan Lele

MENGAPA IKAN LELE KANIBAL


Kanibalisme atau kecenderungan memakan teman sendiri membuat para pembudidaya lele tidak bisa mendapatkan untung secara maksimal. Kerap kali, jumlah ikan yang diperoleh pada saat panen tidak seperti yang diharapkan. Hal ini dikarenakan sifat dasar ikan lele yang merupakan karnivora dan termasuk ikan yang rakus.

Kecenderungan kanibalisme ikan lele akan semakin meningkat apabila kita tidak bisa mengatasi dan menanggulanginya dengan baik. Para pembudidaya pemula terkadang tidak memperhatikan kondisi ini sehingga seringkali terjadi kegagalan dalam usaha budidayanya.






K e k u r a n g a n  P a k a n

Sifat kanibal sebenarnya dipicu oleh beberapa faktor yang jika dapat dihindari dan ditanggulangi maka sifat kanibalisme ikan lele tidak akan muncul. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan agar sifat kanibalisme lele dapat diminimalisir dan dihindari adalah:

Masalah pakan merupakan pemicu utama kanibalisme pada lele. Jumlah pakan yang tidak memenuhi kebutuhan menyebabkan lele berperilaku agresif dan memangsa temannya sendiri. Oleh karena itu, pada budidaya lele disarankan agar kebutuhan pakan tercukupi. Sebagai patokan, kebutuhan pakan dalam sehari adalah 5% dari bobot  biomassa ikan. Pemberian pakan tersebut dilakukan tiga kali sehari. Pagi sekitar pukul 09.00—10.00, petang sekitar pukul 06.00, dan terakhir pukul 22.00 malam. Pakan sebanyak 5% dari total biomassa ikan ditebarkan merata ke seluruh kolam setiap harinya.

U k u r a n B i b i t L e l e y a n g T i d a k S e r a g a m

Sifat kanibalisme lele juga bisa dipicu karena ukuran bibit yang tidak seragam. Akibatnya, lele berukuran lebih besar cenderung memangsa temannya yang berukuran lebih kecil. Oleh karena itu, lele yang dipelihara dalam satu kolam diupayakan memiliki ukuran tubuh yang seragam. Dalam kolam yang sama wajib menebar benih lele yangberasal dari benih berumur sama dengan ukuran yang sama. Pasalnya, lele berumur sama cenderung memiliki besar tubuh yang hampir sepadan. Meskipun demikian, hal ini tidak menjamin bahwa ukuran ikan akan seragam seterusnya karena berbagai faktor. Sebagian lele tumbuh lebih cepat dari pada yang lainnya. “Untuk itu, kegiatan penyortiran ikan harus dilakukan, paling tidak setiap 2 minggu sekali.

Kualitas Air yang Jelek

Kondisi kualitas air kolam bisa mempengaruhi tingkat kanibalisme. Air yang bening membuat jarak pandang lele lebih
jauh. Mengurangi jarak pandang ikan lele bisa menurunkan tingkat kanibalisme. Caranya yaitu dengan membuat air kolam budidaya agak keruh, misalnya dengan menerapkan sistem budidaya bioflok, red water system (sistem mikrobia
penyangga atau system budidaya air merah), dan cara lainnya. Keruh di sini bukan berarti air tersebut kotor karena banyak mengandung sisa pakan dan kotoran yang tak terurai. Namun, air yang berwarna keruh ini lebih karena kehadiran
bakteri atau alga yang menguntungkan bagi pertumbuhan ikan.


P a d a t T e b a r y a n g T i n g g i

Padat tebar tinggi tanpa disertai sistem yang memadai bisa memicu terjadinya kanibalisme pada ikan lele. Dalam kondisi demikian, kompetisi antar-ikan dalam mendapatkan makanan akan sangat tinggi. Begitu pun juga dalam mendapatkan ruang gerak dan kebutuhan lainnya. Tingkat kompetisi yang tinggi mendorong  kanibalisme. Namun, selama sistemnya mendukung, padat tebar tinggi tidak menjadi masalah.

S u m b e r :

Darseno, SP, Budi Daya Lele R1, Agromedia Pustaka, 2013: Jakarta http://infoakuakultur.com/blog/mengatasi-kanibalisme-pada-lele/, diakses pada tanggal 25 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...