Selasa, 31 Juli 2018

PARAMETER KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN

PARAMETER KUALITAS AIR
UNTUK BUDIDAYA IKAN


Sebagai parameter untuk pemeliharaan atau budidaya ikan adalah karakteristik fisik dan kimia air. Karakteristik fisik dan kimia air ini sangat mendasar dan sangat berpengaruh pada ikan. Adapun karakteristik tersebut meliputi keasaman (pH), suhu, kekerasan (dH), salinitas, CO¬2 terlarut, O2 terlarut.
1. Keasaman (pH)
Nilai keasaman (pH) merupakan indikasi atau tanda kalau air bersifat asam, basa (alkali) atau netral. Keasaman sangat menentukan kualitas air karena juga sangat menentukan proses kimiawi dalam air. Hubungan keasaman air dengan kehidupan ikan sangat besar. Titik kematian ikan pada pH asam adalah 4 dan pada pH basa adalah 11. Ikan air tawar kebanyakan akan hidup baik pada kisaran pH sedikit asam sampai netral, yaitu 6,5 – 7,5. Sementara keasaman air untuk reproduksi atau perkembangbiakan biasanya akan baik pada pH 6,4-7,0 sesuai jenis ikan. Oleh karena itu, dalam pemeliharaan ikan sebaiknya kondisi air dijaga agar berada pada kisaran nilai tersebut.
2. Suhu
Ikan merupakan hewan berdarah dingin (poikilothermal) sehingga metabolisme dalam tubuh tergantung pada suhu lingkungannya, termasuk kekebalan tubuhnya. Suhu luar atau eksternal yang berfluktuasi besar akan berpengaruh pada sistem metabolisme. Konsumsi oksigen dan fisiologi tubuh ikan akan mengalami kerusakan sehingga ikan akan sakit. Suhu yang terlalu rendah akan mengurangi imunitas (kekebalan tubuh) ikan, sedangkan suhu yang terlalu tinggi akan mempercepat ikan terkena infeksi bakteri. Suhu yang optimal untuk usaha budidaya ikan adalah 220C – 270C.
3. Kekerasan (dH)
Kekerasan (hardness) disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari batuan dalam tanah, baik dalam bentuk ion maupun ikatan molekul.  Derajat kekerasan air biasanya dinyatakan dalam odH. Derajat keasaman menggunakan nilai standar yang dinyatakan oleh kadar Ca++ dan Mg++ dalam bentuk CaCO3 atau CaO dan MgO dalam satuan mg/liter. Secara umum pertumbuhan dan perkembangan ikan akan baik pada kekerasan 3O-10O dH.
4. Salinitas
Salinitas atau kadar garammerupakan jumlah total material terlarut dalam air. Umumnya salinitas dihitung dengan satuan ppt (part per thousand), yaitu gram material terlarut per liter air.
Berdasarkan salinitas, badan air dapat dibedakan dalam tiga katagori, yaitu air tawar (0-3 ppt), air laut (lebih dari 20 ppt) dan air payau (4-20 ppt).
Pengukuran salinitas dapat dilakukan dengan menggunakan alat salinometer atau refraktometer. Dengan cara meneteskan air ke dalam alat tersebut maka nilai salinitas air yang diteteskan sudah bisa terbaca pada skal alat.
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi. Ikan air tawar tidak toleran dengan salinitas. Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel tubuh maka ikan akan mengalami stress. Toleransi terhadap salinitas oleh ikan dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih lebar dibanding ikan air tawar atau ikan air laut.
5. CO2 terlarut
Gas karbondioksida/asam arang merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses pernafasan. Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2 bebas terlarut dan karbonat terikat. CO2 dari udara masuk ke dalam air melalui difusi, hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk bersama air hujan.
Karbondioksida sangat mudah larut dalam pelarut, termasuk air. Dalam jumlah atau kadar tertentu, karbondioksida ini dapat merupakan racun. Ikan mempunyai naluri yang kuat dalam mendeteksi kadar karbondioksida dan akan berusaha menghindari daerah atau area yang kadar CO2nya tinggi. Dengan kadar CO2 mencapai lebih dari 10 mg/l sudah bersifat racun bagi ikan karena ikatan atau kelarutan oksigen dalam darah terhambat. Tanda visual pada ikan budidaya yang kadar CO2nya tinggi adalah berkumpulnya ikan dengan kondisi susah bernafas.


6. O2 terlarut
Gas oksigen larut dalam air, tetapi tidak bereaksi dengan air. Keberadaan oksigen dalam air dibanding di udara sangat berbeda, yaitu jauh lebih banyak di udara karena mencapai hampir dua puluh kali. Oleh karena itu, kehidupan di air, termasuk ikan sangat membutuhkan cara atau kreativitas agar kebutuhan oksigen terpenuhi.
Kebutuhan oksigen untuk setiap jenis ikan sangat berbeda karena perbedaan sel darahnya. Ikan yang gesit umumnya lebih banyak membutuhkan oksigen. Sementara ikan labirintisiseperti lele, catfish dan gurame yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara tentunya kadar oksigen dalam air tidak terlalu berpengaruh pada kehidupannya. Secara teori, kadar oksigen terendah agar ikan bisa hidup dengan baik adalah lebih dari 5 mg/l.

                                                    Gambar 1. Pengukuran Kualitas Air

Dipublikasikan oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...