TEKNOLOGI PEMANFAATAN KEONG MAS UNTUK PAKAN IKAN
Keong mas sebagai sumber pakan ikan dan organism perairan lainnya saat ini sudah mulai banyak dilakukan oleh berbagai kalangan para pembudidaya. Pada pemeliharaan ikan patin (Pangasius sp) dan ikan mas (Cyprinus carpio), tepung keong mas sejak tahun 1999 telah diujicobakan.
Keong mas mengandung protein yang cukup tinggi. Dari hasil uji proksimat dapat diketahui bahwa kandungan protein bisa mencapai 50%. Pada penggantian kandungan tepung ikan menjadi tepung keong mas pada pakan ikan mas dan ikan patin sebanyak 25-27% memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian individu, efisiensi pakan, retensi protein dan retensi lemak (Utomo et al.2001).
Keong mas dapat diberikan langsung sebagai pakan segar (setelah diberi perlakuan/ditreatment terlebih dahulu) atau dapat dibuat sebagai bahan baku pakan ikan sebagai pengganti/substitusi tepung ikan. Sebagai bahan baku pakan, keong mas dibuat dalam bentuk tepung keong mas atau silase keong mas.
Gambar 1. Keong Mas
Silase Daging Keong Mas
Daging segar keong mas dikeluarkan dari dalam cangkang dengan menggunakan alat cungkil. Daging digiling dengan mesin giling lalu ditiriskan untuk mengurangi kadar airnya kemudian dicampur dengan bahan fermentasi yaitu onggok dengan bandingan 4:1. Onggok adalah ampas pati ubi kayu yang biasanya diperoleh dari sisa pengolahan tepung tapioka. Setelah dicampur merata dimasukkan ke dalam wadah hampa udara yaitu dapat menggunakan drum plastic/kantong plastic dan dipadatkan hingga mencapai proses kedap oksigen (anaerob).
Bagian atas wadah yang telah disambung dengan selang panjang yang ujungnya dimasukkan ke dalam botol yang berisi air sehingga udara luar tidak dapat masuk ke dalam wadah pembentukan silase. Gas yang terbentuk selama fermentasi akan keluar melalui selang. Posisi botol yang berisi air harus lebih rendah dibanding dengan wadah proses silase. Proses fermentasi akan berlangsung sempurna dalam waktu 12 hari.
Setelah silase daging keong mas kering kemudian digiling dengan menggunakan mesin penggiling tepung yang hasilnya tepung silase keong mas yang telah siap menjadi bahan penyusun ransum.
1. Tepung Daging Keong Mas
Daging keong mas segar yang dikeluarkan dari cangkang dengan menggunakan alat cungkil, kemudian dikeringkan melalui penjemuran dengan sinar matahari selama 3 hari atau dikeringkan dengan menggunakan alat pengering sampai kadar air sekitar 14%. Setelah daging keong mas kering kemudian digiling dengan menggunakan mesin penggiling tepung yang hasilnya tepung daging keong mas yang telah siap menjadi bahan penyusun pakan.
2. Daging Keong Mas Sebagai Pakan Segar
Pemberian pakan keong mas sebagai pakan segar dilakukan dengan cara merebus keong mas, didinginkan dan kemudian dicungkil daging keong mas dengan lidi atau paku, cincang daging sesuai dengan bukaan mulut ikan, lalu diberikan pada ikan sesuai dengan kebutuhan (ad satiation).
Untuk merangsang nafsu makan ikan, pada pellet yang menggunakan bahan baku keong mas perlu ditambahkan zat perangsang nafsu makan ikan atau lazim disebut atraktan. Atraktan dapat berupa minyak cumi atau berupa ramuan tradisional yang terdiri atas daun mengkudu, daun ketepeng, daun kentut baud an daun tai kotok yang dihaluskan dan ditambahkan garam, lalu dicampurkan dalam pakan ikan.
3. Pembuatan Pakan Buatan dengan Bahan Baku Utama Keong Mas
Bentuk pakan buatan ditentukan oleh kebiasaan makan ikan yaitu :
a. Larutan, digunakan sebagai pakan burayak ikan dan udang (berumur 2-30 hari). Larutan ada 2 macam, yaitu :
1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu dengan air pelarutnya;
2) Suspensi; bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya.
b. Tepung halus, digunakan sebagai pakan benih (berumur 20-40 hari). Tepung halus diperoleh dari remah yang dihancurkan.
c. Tepung kasar, digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80 hari). Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan.
d. Remah, digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung (berumur 80-120 hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran kasar.
e. Pellet, digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat > 60-75 g dan berumur > 120 hari.
f. Waver, digunakan sebagai pakan benih ikan berasal dari emulsi yang dihamparkan di atas alas alumunium atau seng dan dikeringkan, kemudian diremas-remas.
Dalam menyusun ramuan untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zat-zat dari masing-masing bahan baku dan disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Bentuk Larutan Suspensi untuk Pakan Larva
Cara membuat pakan bentuk suspensi untuk larva adalah sebagai berikut :
a. Sebanyak 20 g kedelai direbus sampai matang agar zat penghambat tumbuhnya hilang, dihaluskan dan diberi air sedikit demi sedikit, kemudian disaring dengan kain mori halus. Telur itik campur dengan cacahan daging keong mas (perbandingan 1:1) diberi perlakuan serupa dan yang digunakan hanya bagian yang kuning.
b. Larutan sari kedelai dan larutan sari kuning telur dan cacahan daging keong mas dicampur dan diaduk merata.
5. Pakan Bentuk Larutan Emulsi untuk Pendederan
Cara membuat pakan bentuk emulsi untuk pendederan adalah sebagai berikut :
a. Sebutir telur itik dicampur dengan cacahan daging keong mas (perbandingan 1:1) direbus sampai masak, kemudian diambil kuningnya dan dilarutkan dalam 200 ml air.
b. Sambil diaduk, tambahkan 40 g tepung kedele halus, 5 g sagu dan akhirnya 1 g vitamin mix.
c. Panaskan larutan sambil tetap diaduk, sampai diperoleh cairan kental seperti lem yang encer. Larutan siap digunakan setelah dingin.
d. Masa simpan larutan 10 jam dan digunakan untuk makanan burayak ikan yang berumur 3-20 hari.
6. Pakan Bentuk Roti Kukus untuk Burayak
Cara membuat pakan bentuk larutan untuk pendederan adalah sebagai berikut :
a. Telur itik dikopyok sampai lumat dan berbuih. Secara berangsur-angsur ditambahkan tepung daging keong mas atau silase keong mas, konsentrat atau tepung ikan, tepung terigu, dan tepung susu, sambil terus diaduk dan diberi air sedikit demi sedikit.
b. Adonan dikukus sampai masak selama 30 menit. Roti yang sudah masak didinginkan dengan kipas angin.
c. Vitamin B dan C dihaluskan, ditambah tetrasiklin yang telah dibuang kapsulnya dan beberapa tetes vitamin A+D-pleks dan Kalsidol.
d. Roti kukus yang telah dingin, dibentuk menjadi gumpalan kecil-kecil, kemudian dioleskan pada campuran vitamin dan antibiotic, sambil diremas-remas sampai campuran merata. Roti dapat disimpan dalam lemari es selama 3 hari.
e. Sebelum digunakan sebaiknya dibuat suspensi, yaitu dengan melarutkannya dalam air melalui kain saringan halus yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran burayak yang akan diberi makan.
Pakan Bentuk Pelet untuk Pembesaran
Bahan untuk membuat pellet ada 2 macam, yaitu berupa : tepung kering dan gumpalan (pasta). Cara membuat pakan bentuk pellet untuk pembesaran ikan dengan bahan baku keong mas adalah sebagai berikut :
1. Bahan perekat dapat dicampur langsung dengan bahan lainnya saat masih kering, atau dipisahkan. Bila dipisahkan, bahan tersebut diseduh dulu dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu bahan perekat dicampur dengan bahan lainnya.
2. Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang jumlahnya sedikit dan diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling banyak. Bahan yang berupa pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat yang dibuat adonan tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit.
3. Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan air panas sebanyak ± ¼ berat bahan baku. Pengadukan dilakukan diatas api kecil agar tidak cepat dingin.
4. Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna
5. Adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, maka pencampurannya dilakukan setelah adonan dingin.
6. Bahan baku yang telah dingin dicetak dengan penggiling daging dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotong-potong sepanjang 3 cm.
7. Pellet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10-20%. Pengeringan dihentikan apabila pellet kering, keras dan mudah patah.
Semoga Bermanfaat
Dipublikasikan oleh :
Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
30 Juli 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar