Minggu, 29 Juli 2018

Pencegahan Penyakit Pada Ikan

Pencegahan Penyakit Pada Ikan 

Upaya pencegahan terhadap serangan penyakit selalu lebih baik daripada mengobati ikan setelah terkena serangan. Apabila kondisi tubuh ikan sehat dan kondisi lingkungan terpelihara secara baik maka jarang terjadi serangan penyakit. Sebaliknya, bila kesehatan ikan menurun dan kualitas lingkungan media budidaya menurun, ikan mengalami stress dan daya tahan tubuhnya menurun sehingga mudah terserang penyakit.
Daya tahan terhadap serangan penyakit sangat tergantung dari kondisi ikan. Ikan memiliki daya tahan besar terhadap serangan penyakit. Kondisi tubuh ikan dipengaruhi oleh kualitas media budidaya, ketersediaan pakan dan ikan yang dipelihara. Interaksi ketiganya akan mempengaruhi kesehatan ikan sehingga memungkinkan terjadinya serangan penyakit. Kualitas media budidaya ikan berkaitan dengan parameter fisik, kimiawi, dan biologis kolam. Selama ketiga factor tersebut masih memadai maka ikan tidak akan mengalami stress.
Sumber pakan ikan di kolam adalah pakan alami dan buatan. Pada awalnya, penggunaan pakan buatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pakan yang tidak dapat dipenuhi oleh pakan alami. Dengan meningkatnya kepadatan ikan peliharaan dan diterapkannya system budidaya intensif maka pakan buatan bukan sebagai pakan pelengkap melainkan sebagai pakan utama.
Kepadatan ikan pemelihaan akan menyebabkan kontak fisik antar ikan meningkat. Bagi ikan yang memiliki sifat social (misalnya ikan mas), kepadatan tidak berpengaruh. Namun, tidak demikian dengan udang galah atau gabus. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi juga akan menghasilkan kotoran lebih banyak dibandingkan dengan tingkat kepadatan yang lebih rendah.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh petani ikan untuk mengurangi kemungkinan serangan penyakit pada ikan yang dibudidayakan. Dengan mengikuti tindakan pencegahan ini akan benyak membantu mengatasi penyebaran penyakit yang sedang terjadi.

A. LINGKUNGAN MEDIA BUDIDAYA
Manajemen lingkungan media budidaya harus dirancang untuk meminimalkan terjadinya stress pada ikan.  Pada media budidaya yang dikelola secara baik akan meningkatkan daya tahan tubuh ikan karena tidak mengalami stress sehingga penyakit tidak mudah menyerang. Saat terbaik untuk menciptakan lingkungan media budidaya yang baik adalah saat penyiapan media budidaya.

Kegiatan persiapan kolam umumnya meliputi kegiatan pengeringan, pengapuran, dan pemupukan dasar kolam. Pengeringan ditujukan untuk memutus siklus hidup mikroba penyebab penyakit. Pengeringan dan penjemuaran kolam dilakukan secara periodic 4-5 bulan sekali atau setelah ikan dipanen. Proses pengeringan berlangsung selama tiga minggu atau bagi kolam tanah sampai dasarnya menjadi retak-retak.

Pengapuran dasar kolam dilakukan untuk mempertahankan pH tanah dan air serta dapat membunuh bakteri dan parasit. Kapur yang biasa digunakan adalah kapur tohor atau kapur pertanian. Dosis yang digunakan adalah 10-20 g/m2 atau 100-200 kg/ha. Pemberantasan hama juga dapat dilakukan dengan menggunakan Kalium Permanganat (PK) yaitu dengan menaburkan ke kolam sebelum ikan ditebarkan. Setelah ditebarkan PK sehingga tercipta konsentrasi 20 ppm, biarkan dasar kolam terendam selama sehari.

Kegiatan pemupukan dilakukan untuk menyuburkan kolam dan menumbuhkan fitoplankton sebagai pakan alami. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk kimia atau organic. Dosis penggunaan tergantung kondisi lingkungan, apabila air kolam sudah berubah kehijauan berarti pupuk yang digunakan sudah memadai.

Saluran pemasukan dan pengeluaran air sebaiknya terpisah antara satu media budidaya dengan media budidaya lainnya. Pematang dan kemalir maupun saluran air diperbaiki dan dibersihkan dari tumbuhan karena dapat menghambat aliran air dan sering digunakan oleh pemangsa untuk memangsa ikan peliharaan. Saluran pemasukan air sebaiknya dilengkapi saringan untuk mencegah masuknya hama dan organisme merugikan lainnya. Siput, Argulus dan Lernea dapat dicegah keberadaannya dengan menggunakan saringan sehingga tidak bisa masuk ke dalam media budidaya.

Kualitas air kolam dapat dipertahankan dengan menambahkan probiotik secara teratur. Probiotik merupakan biakan mikroba yang menguntungkan bagi kegiatan budidaya ikan karena dapat mempertahankan kualitas media budidaya agar dapat dihuni secara aman oleh ikan. Mikroba yang terkandung dalam probiotik merombak bahan organic menjadi bahan yang dibutuhkan untuk kehidupan ikan. Probiotik juga akan menguraikan senyawa racun menjadi senyawa yang aman bagi ikan. Ammonia dan hydrogen sulfide yang beracun bagi ikan dapat dinetralisir oleh probiotik sehingga terbentuk senyawa nitrat dan sulfur yang aman bagi kehidupan ikan. Probiotik juga akan menekan lehidupan mikroba penyebab penyakit (pathogen).

Apabila sumber air kolam terlalu keruh, sebaiknya dilakukan pembuatan bak pengendapan dan penyaringan. Bak pengendapan digunakan apabila kekeruhan air disebabkan oleh padatnya partikel tanah. Apabila kekeruhan disebabkan oleh partikel yang sangat halus cukup dibuat bak penyaringan.

Untuk kolam hias berukuran kecil yang terbuat dari semen atau akuarium, lingkungan media budidaya dapat dipertahankan dengan cara melindungi dari sinar matahari dan hujan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk mencegah perubahan suhu dan pH secara drastis. Lakukan penggantian air dan pembersihan kotoran maupun lumut yang menempel secara teratur, jangan menunggu hingga air menjadi kotor. Apabila menggunakan air PAM atau sumur, sebaiknya air pengganti diendapkan terlebih dahulu selama semalam.

Apabila kolam hendak dihias, sebaiknya tidak memasukan hiasan yang dapat membahayakan ikan. Hiasan yang kasar atau terbuat dari tembaga/logam sebaiknya tidak digunakan. Tembaga dan logam dapat mencemari air. Hiasan alami berupa tanaman dan hewan air kemungkinan mengandung mikroba pathogen, sehingga perlu untuk mengkarantinanya selama beberapa hari sebelum dimasukkan ke kolam ikan. Sebagai kolam hias, sebaiknya arus air tidak terlalu deras. Hindari penerangan kontinu selama 24 jam karena dapat memicu tumbuhnya lumut. Kolam atau akuarium yang ditumbuhi lumut menjadi tidak menarik untuk dipandang.

Serangan hama terhadap ikan dapat dicegah dengan cara mengusir atau menangkapnya. Serangan hama burung dapat dicegah dengan menggunakan suara atau benda-benda yang memantulkan cahaya untuk mengusirnya. Serangan sero dan kucing dapat dicegah dengan membuat pagar di sekeliling kolam. Serangan ular dapat dicegah dengan menanam tanaman berduri di sekeliling kolam.

Saat terjadi serangan penyakit pada ikan peliharaan, harus segera mampu ditentukan factor penyebabnya. Apakah karena factor lingkungan atau stress yang dialami oleh ikan. Stress berhubungan dengan pertahanan alami ikan untuk bertahan terhadap serangan penyakit. Upaya yang dilakukan untuk menghilangkan stress akan meningkatkan kemampuan ikan untuk melindungi diri dari serangan penyakit.

B. Ketersediaan Pakan
Pakan merupakan komponen penting dalam budidaya ikan. Pakan ikan dapat berupa pakan alami atau pakan buatan. Dalam budidaya ikan tertentu, biaya pakan yang harus disediakan dapat mencapai >40% biaya operasional. Demikian besarnya peranan pakan sehingga teknologi pakan buatan berkembang pesat.

Ikan sebaiknya diberi pakan berkualitas. Pakan berkualitas baik yang dikonsumsi akan berpengaruh terhadap meningkatnya pertahanan tubuh sehingga mampu menahan serangan penyakit. Kualitas pakan berkaitan dengan kandungan nutrient, ketepatan dan cara pemberian, ketertarikan ikan terhadap aroma, tekstur dan ukuran pakan, serta tingkat ketercenaan pakan.

Hentikan pemberian pakan secara berlebihan karena pakan yang tidak dikonsumsi akan mengendap di dasar kolam dan mengalami proses pembusukan sehingga akan mempercepat meningkatnya kandungan ammonia maupun hydrogen sulfide. Hindari pemberian pakan apabila 25% ikan sudah meninggalkan tempat pemberian pakan. Pilihlah pakan berkualitas. Pakan berkualitas relative lebih mahal harganya, tetapi perbedaan bobot hasil panen ikan dapat digunakan untuk menutupi biaya yang harus ditambahkan untuk membeli pakan berkualitas. Apabila menggunakan pakan alami, sebaiknya pakan alami tersebut disterilkan terlebih dahulu karena dikhawatirkan membawa penyakit. Sterilisasi pakan alami dilakukan dengan cara merendam dalam larutan garam dan di cuci bersih.

Pemberian pakan yang berlebihan/kekurangan dan tidak teratur juga dapat menyebabkan penyakit pada ikan atau malnutrisi. Ikan yang mengalami malnutrisi jarang menunjukkan gejala spesifik sehingga agak sulit melakukan diagnosis penyebab utamanya. Penyakit ini dapat mengakibatkan kelainan fungsi morfologis dan biologis seperti defisiensi asam pentotenat atau penyakit pada jaringan insang sehingga dapat menyebabkan ikan sulit bernapas yang diikuti dengan kematian.

Pemberian immunostimulan dan vitamin diperlukan untuk menjaga stamina dan meningkatkan ketahanan tubuh ikan secara rutin selama pemeliharaan. Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan mata menonjol/buta dan terjadi pendarahan pada kulit juga ginjal. Defisiensi vitamin B-1 akan menyebabkan kehilangan nafsu makan, pendarahan dan penyumbatan pembuluh darah. Defisiensi vitamin C adalah broken back syndrome seperti scoliosis dan lordosis. Difisiensi asam lemak essensial yang berakibat infiltrasi lemak pada kulit dan minimnya pigmentasi pada tubuh ikan.

Apabila kondisi kesehatan ikan menurun akibat keracunan pakan atau kekurangan gizi maka perhatikan pakan yang digunakan, apakah kandungan gizinya rendah, atau sudah tidak layak diberikan sebagai pakan ikan, lakukan pemeriksaan tanggal kadaluarsa  atau cara penanganan dan penyimpanan yang perlu diperbaiki.

C. Ikan Peliharaan
Ikan sehat memiliki pertahanan yang baik sehingga sulit diserang oleh penyakit. Ikan yang sehat hanya dapat diperoleh dari induk yang sehat atau dibeli dari petani ikan yang telah diketahui kualitasnya. Belilah hanya benih atau bibit yang berkualitas baik. Apabila hendak membeli ikan, carilah penjual yang mempunyai sertifikat bahwa ikan yang dijualnya sudah bebas penyakit. Tidak banyak penjual ikan yang bersertifikasi dan harga ikannya relatif, tetapi untuk jangka panjang lebih menguntungkan.

Apabila hendak memproduksi ikan sendiri, sebaiknya induk betina ikan yang akan dipijahkan direndam dahulu dalam larutan PK atau formalin. Tujuannya adalah untuk membunuh penyakit yang mungkin menempel pada tubuh ikan sehingga tidak menyerang telur atau anak ikan. Pemberian vaksinasi terhadap induk dan benih juga dapat dilakukan. Pemberian vaksin dilakukan untuk meningkatkan kekebalan ikan. Penggunaan vaksin pada ikan dapat dilakukan secara intraperitonial, intramuscular, peroral, pencelupan, perendaman, atau penyemprotan. Pemilihan cara penggunaan vaksin perlu disesuaikan dengan kondisi setempat. Secara intraperitonial, penggunaan vaksin dilakukan dengan menyuntikkannya ke rongga perut sehingga antigen lebih cepat diserap tubuh. Intraperitonial perlu dilakukan secara cermat agar tidak melukai usus. Penggunaan vaksin dengan cara penyuntikan secara intramuscular dapat menyebabkan kerusakan otot disekitar tempat penyuntikan; sedangkan teknik peroral dapat memvaksin ikan dalam jumlah besar secara bersama. Saat ini vaksin untuk beberapa penyakit telah dikembangkan sebagai komoditas komersial.

Penyakit ikan dapat memasuki kolam melalui saluran pemasukan air; hiasan kolam berupa tanaman, benda, atau binatang; serta peralatan yang digunakan. Pakan alami juga dapat menjadi sumber penyakit ikan di kolam. Pakan alami yang biasa digunakan di kolam adalah jentik-jentik nyamuk, cladocera, dapnia dan cacing.

Apabila hendak menambahkan ikan yang baru dibeli ke kolam, sebaiknya ikan dipelihara dahulu dalam kolam penampungan (karantina) untuk memastikan ikan tidak mengandung parasit. Ikan yang baru dibeli sebaiknya direndam dahulu dalam larutan PK, sebelum dimasukkan ke media budidaya. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya mikroba pathogen ke media budidaya. Perendaman ikan dalam formalin 200 ppm selama 10-20 menit dapat melepaskan parasit yang menempel pada tubuh ikan. Apabila terlihat ada ikan yang terserang penyakit, perlu segera diobati. Sebaiknya ikan yang sakit di karantina dalam kolam karantina. Hindari penggunaan bahan kimia di kolam hias, selain boros juga perlu waktu dan tenaga lebih banyak.

Penanganan (handling) ikan selama penangkapan, sampling, transportasi, dan penebaran ke kolam perlu dilakukan secara cermat. Hindari penanganan secara kasar dan tergesa-gesa. Lecet, memar atau luka yang dialami ikan karena penanganan yang kurang baik merupakan tempat yang baik bagi pathogen untuk menyerang ke dalam tubuh ikan. Banyak penyakit yang diderita oleh ikan, diawali oleh penangan yang kurang cermat.

Ikan sehat umumnya menampilkan warna tubuh bagus, cerah dan mengilap. Warna pucat umumnya merupakan indicator bahwa ikan sedang tidak sehat. Ikan yang terkejut karena dipindahkan dari tempat gelap ke tempat terang (dan sebaliknya), dapat berubah warna menjadi pucat. Warna kepucatan yang tidak disebabkan oleh suatu penyakit, akan segera hilang. Sebagai contoh, induk ikan betina yang baru selesai memijah (kawin) cenderung memiliki warna tubuh lebih pucat. Namun, warna pucat tersebut akan kembali normal setelah cukup istirahat.

Parasit ikan hanya dapat hidup apabila di suatu perairan ada ikannya. Salah satu upaya untuk mencegah serangan parasit sebaiknya memanfaatkan pakan alami yang berasal dari lokasi yang tidak ada ikannya. Oleh karena itu, pakan alami sebaiknya dikarantina dahulu dalam kolam khusus selama 1-2 minggu. Apabila terdapat benih penyakit yang menempel pada pakan alami, diharapkan benih penyakit tersebut akan mati karena tidak menjumpai ikan. Cara ini akan lebih menjamin berhasilnya pencegahan benih-benih penyakit.

Penyebab penyakit yang komplek pada kegiatan budidaya ikan air tawar adalah adanya factor genetic. Perkawinan satu keturunan (inbreeding) yang dilakukan secara terus menerus dapat menurunkan kualitas ikan. Ikan yang melakukan perkawinan satu keturunan memiliki variasi genetic rendah. Akibat pemijahan inbreeding antara lain pertumbuhan relative lambat, ukuran beragam tidak proporsional, dan sensitive terhadap serangan pathogen. Untuk mencegah terjadinya inbreeding yaitu selalu menggunakan bibit unggul sebagai induk. Lakukan seleksi secara rutin terhadap benih yang dihasilkan. Pisahkan benih yang memiliki tubuh lebih baik dari lainnya.

Pemilihan ikan yang akan dipelihara merupakan hal penting. Sebaiknya jumlah ikan yang ditebarkan jangan terlalu banyak. Penebaran dengan padat tebar yang sesuai dapat mengurangi terjadinya kontak antar ikan secara langsung; persaingan mendapatkan pakan, oksigen, dan ruang gerak; dan untuk menghindari kanibalisme. Hindari mencampur antara ikan jinak dengan ikan agresif atau pemangsa. Perhatikan apakah ikan yang dipelihara memiliki kebiasaan hidup di dasar, pertengahan atau permukaan air.

Keberhasilan mencegah serangan pathogen adalah menghindari perpindahan ikan dari satu kolam ke kolam lain. Ikan secara alami akan bertahap membangun resistensi terhadap bakteri lokal sehingga memiliki kemampuan untuk bertahan dari serangan bakteri lokal. Apabila dipindahkan maka ikan akan membawa organism virulen yang mungkin berbahaya bagi ikan di tempat yang baru.

Ikan harus ditebar ke kolam yang memiliki kandungan oksigen yang cukup memadai, tetapi rendah kandungan ammonia dan bahan organiknya.  Tersedianya oksigen dalam media budidaya menjamin ikan dapat bernapas secara baik sehingga akan tumbuh sehat. Sumber oksigen dikolam adalah tumbuhan air dan aerasi. Dalam jumlah memadai, tanaman air akan mensuplai kebutuhan oksigen pada siang hari melalui proses fotosintesis. Namun pada malam hari tidak terjadi proses fotosintesis sehingga seluruh kebutuhan oksigen bagi makhluk hidup di kolam hanya mengandalkan sisa oksigen hasil fotosintesis. Konsentrasi oksigen paling rendah terjadi pada dini hari sampai terbit matahari sehingga merupakan masa kritis. Penggunaan aerasi pada saat tersebut dapat menolong untuk mengatasi rendahnya kandungan oksigen di kolam.

Kandungan bahan organic di dalam media budidaya dipengaruhi oleh jumlah feses, sisa pakan, dan bahan organic lainnya. Sisa pakan yang terakumulasi di dasar kolam terjadi karena pemberian pakan secara berlebihan (overfeeding) atau pakan tidak disukai oleh ikan. Semua bahan organic ini akan diurai oleh mikroba sehingga terbentuk senyawa ammonia dan hydrogen sulfide yang beracun bagi ikan peliharaan.

Ciptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi ikan, berikan perhatian khusus untuk mengupayakan mempertahankan tingkat oksigen terlarut, dan penanganan ikan yang hati-hati. Perawatan dengan menggunakan alat sangat menolong saat sortasi, penanganan, atau pemindahan ikan. Stress yang dialami ikan selama pemindahan dapat dikurangi dengan penambahan 0,1-0,3% garam.

Hindari semaksimal mungkin penggunaan antibiotic. Antibiotic dan desinfektan seringkali terbukti ampuh digunakan untuk mengobati ikan, tetapi dapat menyebabkan resistensi pada pathogen. Sebagai pengganti antibiotic, gunakan vaksin yang bersifat spesifik, probiotik, atau bioaktif yang terbukti ampuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan.

                                                                  Semoga Bermanfaat

Dipublikasikan Oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 30 Juli 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...