Selasa, 31 Juli 2018

Modernisasi Nelayan upaya Meningkatkan Kemampuan Manajerial Kelompok Usaha Bersama

Modernisasi Nelayan upaya Meningkatkan Kemampuan Manajerial Kelompok Usaha Bersama 

                                          Gambar 1. Pertemuan Kelompok Nelayan (KUB)

Di tengah keterkejutan publik atas pergantian Menteri Kelautan dan Perikanan, ada isu yang tak kalah seriusnya. Menteri yang baru tetap memasukkan modernisasi nelayan sebagai salah satu program. Kompas selama satu minggu (10-15 Oktober 2011) telah menurunkan berita tentang persoalan yang lebih serius tentang bantuan kapal untuk nelayan sebagai bagian dari desain modernisasi nelayan. Ada rencana 1.000 kapal untuk nelayan hingga 2014. Namun, hingga saat ini baru terealisasi 46 kapal dari 60 kapal yang ditargetkan tahun 2010. Adapun target tahun 2011 adalah 253 kapal.

Kenyataannya, banyak masalah muncul di lapangan. Nelayan, antara lain, tidak bisa beroperasi karena ketidaksiapan modal sehingga niat baik pemerintah untuk meningkatkan kemampuan nelayan menangkap ikan belum terwujud. Pertanyaannya, mengapa program seperti ini sering gagal? Adakah desain alternatifnya? Teknologi vs adaptasi Struktur armada penangkapan ikan kita memang masih didominasi oleh armada tradisional. Karena itu, untuk memajukan perikanan, harus ada modernisasi armada. Logika ini tidak salah. Yang jadi persoalan adalah kuatnya cara berpikir bahwa modernisasi armada hanyalah perubahan teknologi dan bukan perubahan moda produksi baru. Dalam moda produksi baru, teknologi hanyalah salah satu komponen dari komponen lain terkait seperti hubungan atau aspek kelembagaan produksi serta variabel eksternal. Oleh karena itu, dalam modernisasi ada sejumlah variabel penting yang harus dipertimbangkan. Pertama, faktor modal kerja. Kapal besar memerlukan modal besar untuk beroperasi, termasuk bahan bakar, perbekalan, dan pemeliharaan.

Bagaimana menjamin akses nelayan pada kecukupan modal kerja agar bisa beroperasi secara kontinu? Kedua, manajemen usaha. Kelompok yang lebih besar membutuhkan kemampuan manajemen usaha dan manajemen kelompok yang berbeda. Ini karena aset yang dikelola jauh berbeda dengan aset tradisional. Begitu pula ukuran kelompok kerja, dulu cukup 2-3 orang dan saat ini lebih dari 10 orang. Ketiga, faktor teknologi. Nelayan perlu beradaptasi terhadap teknologi baru, seperti menggunakan mesin, alat tangkap baru, serta pemeliharaannya. Isu lainnya adalah apakah kapal dan alat tangkap sudah sesuai dengan kebutuhan nelayan? Keempat, faktor sumber daya dan adaptasi ekologi. Apakah sumber daya ikan sebagai target pengoperasian armada baru masih cukup? Bukankah beberapa wilayah perairan sudah mengalami gejala tangkap lebih (overfishing)? Dengan jangkauan yang lebih luas, nelayan perlu memahami siklus sumber daya serta karakteristik lingkungan perairan baru. Ada beberapa kasus yang menunjukkan bahwa bantuan untuk nelayan gagal karena ternyata kapal dan alat tangkap baru di wilayah tersebut hanya cocok untuk musim-musim tertentu. Akibatnya, ada masa kekosongan yang membuat nelayan tidak memperoleh pendapatan. Dari faktor-faktor di atas, tampaklah bahwa sebenarnya isunya tidak sekadar bantuan teknologi, tetapi lebih pada bagaimana kesiapan adaptasi nelayan terhadap moda produksi baru. Tidak mengherankan apabila kegagalan program-program bantuan kapal umumnya berakar pada ketidaksiapan pemerintah meningkatkan daya adaptasi nelayan.

Desain alternatif Kisah sukses modernisasi armada perikanan dapat dilihat di beberapa wilayah. Pekalongan adalah salah satunya. Faktor pendorong kesuksesan adalah kemampuan nelayan beradaptasi terhadap moda produksi baru ini. Mereka bisa beradaptasi karena punya pengalaman cukup dalam mengoperasikan armada yang setingkat. Bahkan yang terjadi sebenarnya bukan adaptasi, melainkan hanya pergantian status dari anak buah kapal (ABK) menjadi nelayan pemilik. Jadi, program modernisasi mendorong mobilitas vehrtikal nelayan ABK, bukan perubahan skala usaha. Lalu bagaimana terhadap nelayan kecil yang didorong menjadi nelayan dengan skala usaha menengah yang justru sekarang menuai persoalan? Di sinilah program adaptasi diperlukan, salah satunya melalui pemagangan nelayan. Pemagangan mencakup upaya percepatan proses adaptasi terhadap manajemen usaha, keterampilan pengoperasian kapal, teknik permesinan, serta pengetahuan tentang karakteristik sumber daya. Pola pemagangan sebaiknya melibatkan pihak koperasi atau swasta yang sukses dalam kegiatan perikanan tangkap. Jadi mestinya pemagangan dilakukan jauh-jauh hari sebelum para nelayan menerima bantuan kapal. Dengan demikian, nelayan mengetahui dan mengalami seluk-beluk moda produksi baru ini termasuk risikonya. Program sepenting ini memang sebaiknya tidak bersifat trial and error.

                                                Gambar 2. Nelayan berada di kapal/perahu

Sumber Informasi
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/11/01/02074380/modernisasi.nelayan.

Peluang Usaha Bisnis Budidaya Ikan Betutu

Ikan betutu adalah termasuk salah satu dari jenis ikan air tawar yang mempunyai prestise lebih dibanding dengan ikan air tawar lain. Harga jual yang begitu mahal membuat ikan yang memang dikenal dengan sebutan ikan malas ini memang lebih diminati oleh kalangan menengah atas serta umumnya dijumpai di kalangan resto dan hotel berbintang.


Bila dulu pamor ikan betutu ini belum sepopuler ikan lele, mujair, gurame atau juga jenis ikan tawar lain, kini ikan betutu ini mulai banyak dilirik untuk dibudidayakan. Ikan betutu atau Oxyeleotris marmorata mempunyai beberapa sebutan, seperti ikan bakut, ikan bakutut, ikan belosoh, ikan boso, ikan boboso, ikan bodobodo, ikan bodoh, ikan gabus bodoh, ikan ketutuk, ikan malas dan ikan hantu. Ikan betutu juga disebut dengan marble goby atau juga marble sleeper, karena ciri khas dari pola-pola warna di sekitar tubuh ikan yang mirip dengan batu pualam yang kemerahan.
Ikan betutu yang pada umumnya dijumpai di dalam air payau, sungai – sungai yang memang tidak jauh dari muara atau juga dari pantai, berarus tenang serta berlumpur, rawa serta danau dengan dasar berlumpur. Ikan dengan ciri berkepala besar ini mempunyai panjang tubuh maksimum adalah sekitar 65 cm, namun rata – rata antara 20 sampai 40 cm.
Ikan betutu adalah ikan asli negara indonesia yang berasal dari sebuah pulau kalimantan. Namun ada juga yang memiliki berpendapat bahwa ikan betutu ini asalnya adalah dari daerah Sumatera. Ikan betutu ini termasuk ikan labirin sehingga dapat menyerap oksigen secara langsung dari udara. Sehingga sangat amat menguntungkan di dalam hal pengiriman ke suatua atau sebuah tempat yang jauh.
Prospek Binis Usaha
Ikan betutu termasuk ini ikan konsumsi berharga mahal, namun sejauh ini belum ada banyak pelaku usahanya. Selama ini bisnis usaha ikan betutu ini mengandalkan tangkapan dari alam, sehingga masih terbuka besar sekali peluang bagi pembudidaya ikan betutu baik dalam pembenihan ataupun pembesaran. Harga untuk ikan betutu ini memang cukup mahal sampai Rp. 300rb setiap kgnya, karena ikan ini mempunyai berbagai macam atau ragam khasiat dan juga kandungan gizi yang begitu sangat diminati oleh para konsumen di dalam atau juga luar negeri, terutama di dalam kalangan eksekutif. Tidak heran jika dengan harga yang begitu amat cukup tinggi, ikan betutu ini memang jarang diperjualbelikan di dalam sebuah pasar tradisional. Pangsa pasar ikan betutu ini memang cukup bergengsi karena ikan ini dipasok ke sebuah restoran – restoran kota besar bahkan ikan ini menjadi sebuah komoditi ekspor. Di dalam mancanegara seperti Singapura, Taiwan, dan juga China, ikan betutu ini menjadi santapan favorit yang berkelas di restoran-restoran kelas atas dengan harga menu dapat sampai pada nilai Rp. 400 rb per porsi. Di negara Malaysia, Jepang dan juga Singapura, kulit ikan betutu ini juga diolah menjadi minyak untuk sebuah obat bagi pasien ketika selesai operasi.


Khasiat Ikan Betutu
Tingginya akan sebuah harga dari ikan betutu ini disebabkan oleh karena cita rasanya yang begitu amat lezat, dagingnya yang amat begitu putih serta empuk nyaris tidak ada tulang. Ikan betutu ini juga dipercaya memang mengandung sebuah khasiat tertentu untuk pria dan juga wanita. Untuk kaum wanita, ikan betutu ini dipercaya bisa membuat Anda awet muda. Sedangkan untuk kaum pria, ikan betutu ini diyakini bisa meningkatkan yang namanya vitalitas atau juga libido serta berlimpah kandungan omega 3. Omega 3 di dalam tubuh ini berguna untuk dapat mengatasi penyakit pikun, penyakit jantung, dan juga bisa menstabilkan kolesterol. Di dalam tingkat petani, ikan betutu ini mempunyai harga sekitar Rp. 120rb sampai dengan 200rb per kg. Sedangkan di dalam tingkat konsumen untuk berat 1 samapi 2 kg saja harganya sudah mencapai Rp. 300rb di dalam kondisi yang siap saji seperti di dalam steam atau kukus. Menu dari masakan yang dibuat dengan betutu misalnya adalah betutu saus asam manis dan sop betutu. Umumnya dibuat dengan steam, karena kandungan dari nilai gizinya ini tidak banyak yang rusak.
Kelebihan dari Ikan Betutu
Selain dari harganya yang begitu mahal, kelebihan lain dari ikan betutu ini adalah mudah untuk dibudidayakan di dalam kolam tanah atau tambak, keramba apung, bak fiber, kolam senam ataupun di kolam terpal. Ikan betutu juga dapat dipelihara di dalam akuarium loh, tapi tentu saja jumlahnya memang terbatas. Untuk bisa melakukan budidaya di dalam akuarium dapat diberi pakan berupa cacing rambut. Dari semua lokasi tempat hidup seperti di atas, ikan betutu ini lebih cenderung suka hidup di dalam kolam tanah, yang penting dalam air kolam harus mengalir serta mengandung agax sedikit lumpur. Ikan betutu ini juga bersifat sebagai karnivora, sehingga ikan betutu lebih menggemari pakan ikan alami yaitu berupa ikan-ikan kecil semisal pakan buatan atau pelet. Cara untuk mencari mangsa juga tidak mudah agresif, hanya pasif atau malas, menunggu dan juga memangsa makanan yang memang lewat di depan mulut ikan betutu.
Sentra Budidaya
Sentra budidaya untuk ikan betutu saat ini lebih banyak sekali dijumpai di luar Jawa, terutama di daerah Kalimantan Selatan, Jambi, Kalimantan Barat dan juga Palembang. Karena sumber dari benih kebanyakan sumber benih ini didapat dari berbagai daerah tersebut, dengan cara memanfaatkan benih ikan betutu dari sebuah danau atau juga sungai. Jenis ikan betutu ini sebetulnya dapat dibudidayakan di semua daerah asalkan keadaan air pH-nya netral dan juga suhu udara ialah sekitar 27 derajat celcius. Ikan betutu ini juga tahan akan serangan hama penyakit, yang terpenting adalah ada aliran air di dalam kolam untuk bisa memperlancar suatu ketersediaan oksigen di dalam air kolam. Bila tidak ada sumber lain, dapat menggunakan suatu pompa air dan juga filter dipasang di dalam kolam seperti halnya sebuah akuarium.
                                                     Gambar 1. Budidaya Ikan Betutu

Dipublikasikan Oleh ;

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

Pengembangan Entrepreneurship di bidang Perikanan Air Tawar

Entrepreneur atau wirausaha istilah yang sering di gunakan orang awam yaitu mereka yang mampu berusaha sendiri dan bersifat informal. Fakta di Indonesia menunjukkan pada tahun 1980 ada kurang lebih 7000 usaha kecil di Indonesia, kemudian pada tahun 2001 menjadi 40 juta. Data dari BPS 2006 menunjukkan bahwa dari 48,8 juta usaha kecil mampu menyerap hanya 80,9 juta angkatan kerja. Berarti usaha kecil yang dimaksud adalah sektor informal, karena hanya menyerap tenaga kerja 1 atau 2 orang.

Jika usaha kecil ini dikategorikan sebagai  entrepreneur  maka  dampaknya  terhadap  perkembangan perekonomian negara  kurang  signifikan. Entrepreneur sejati adalah orang mampu memunculkan karya inovatif dan layak dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Menurut David McClelland diperlukan 2% entrepreneur sejati dari jumlah penduduk untuk membawa Negara tersebut sejahtera. Agar jumlah entrepreneur sejati terpenuhi maka perlu banyak inkubator bisnis pada tingkat daerah maupun tingkat nasional. Untuk mendeteksi entrepreneur sejati ada dua hal yaitu inovatif dan feasible. Berdasarkan dua dimensi tersebut akan dikelompokkan entrepreneur dengan klaster- klaster bisnis. Mereka yang termasuk sebagai entrepreneur sejati dimasukkan dalam inkubator untuk mendapatkan dukungan komersialisasinya melalui lembaga yang terintegrasi di tingkat daerah maupun tingkat nasional.

1. Pendahuluan
Jadi entrepreneur  sejati  adalah  wirausaha  yang  punya kapasitas :
1)   mampu menciptakan produk dan jasa baru,
2)   mampu menciptakan metode produksi baru melalui bentuk-bentuk pengelolaan baru atau bahan-bahan baru,
3) mampu memperbaiki kondisi bisnis atau ekonomi yang sudah ada lebih efisien dan lebih efektif.
Tanpa mengecilkan arti wirausaha yang dengan kemandiriannya   mampu   menciptakan   kesempatan kerja bagi dirinya sendiri dengan cara berbisnis dalam berbagai bidang atau berbagai klaster, tetapi banyaknya kehadiran            entrepreneur sejati sangat diperlukan untuk dapat membawa kemakmuran bagi suatu daerah, atau suatu negara. Adanya fakta di Indonesia bahwa perkembangan kewirausahaan yang cukup  signifikan  pada  saat  krisis  ekonomi  tahun 1997/1998 menunjukkan bahwa ada wirausaha yang lahir karena kepepet atau disebut “kepepetpreneur”. . Data dari BPS 2006 menunjukkan bahwa dari 48,8 juta  usaha  kecil  mampu  menyerap  hanya  80,9 juta angkatan kerja.

Berarti usaha kecil atau mikro yang dimaksud adalah sektor informal, karena hanya menyerap tenaga kerja 1 atau 2 orang saja.
Bukan berarti kewirausahaan informal tersebut          tidak dibutuhkan, kehadiran kewirausahaan dalam berbagai bidang bisnis sangat diperlukan terbukti dalam beberapa krisis yang terjadi di Indonesia sektor informal sangat menolong pertumbuhan ekonomi Negara. Sektor Informal dalam  10 tahun banyak yang muncul  tetapi  dalam  waktu  singkat  mereka  juga banyak yang mati. Berdasarkan penelitian di Amerika tingkat survival kewirausahaan dalam 10 tahun menunjukkan bahwa; pada akhir tahun pertama yang survive 81%, akhir tahun kedua 65% survive, akhir tahun ke lima 40% survive, dan dalam sepuluh tahun hanya tinggal    25%     yang    survive(Bygrave& Zacharakis, 2007). Meskipun tidak banyak jumlahnya entrepreneur   sejati   sebagai            inovator   atau early adopter sangat dibutuhkan, karena merekalah yang mempunyai keberanian mengambil resiko sebagai pioneer baik dalam produk maupun jasa baru yang lebih efisien dan lebih efektif.

Perbedaan       entrepreneur    sejati    dengan entrepreneur biasa adalah pada aspek kapasitas. Kapasitas entrepreneur bersumber dari kompetensi seseorang, jejaring yang dimiliki, inisiatif, kreativitas, keuletan, keberanian dalam mengambil resiko sampai modal untuk investasi. Semakin lengkap dan besar kapasitas yang dimiliki maka kemungkinan wirausaha bertahan  sebagai  pengusaha  dalam  jangka  panjangsemakin kuat. Jadi pengusaha yang dalam waktu kurang dari lima tahun gugur tidak jadi wirausaha lagi maka kurang bisa dikategorikan sebagai entrepreneur sejati.
Mungkin berubah dari entrepreneur    ke intrapreneur artinya yang bersangkutan bekerja secara professional bukan menjadi pemilik usaha.Menurut David McClelland diperlukan 2% entrepreneur sejati dari jumlah penduduk untuk membawa  Negara  tersebut  sejahtera.  Dua  persen inilah    yang    benar-benar     menjadi inovator atau entrepreneur sejati yang membawa perubahan dan menjadi   lokomotif. Selanjutnya yang   menjadi permasalahan adalah, apakah entrepreneur sejati bisa diciptakan dengan dibentuk melaui  proses pembelajaran atau dari bakat yang memang sudah ada sejak kecil. Dengan kata lain apakah kapasitas entrepreneur dapat ditingkatkan melalui suatu metode pembelajaran atau kapasitas entrepreneur tersebut terbentuk secara alamiah.

2. Mengembangkan Kapasitas Entrepreneur
Menurut Jack & Anderson (1988) dalam buku entrepreneurship education  bahwa  proses berwirausaha terdiri dari ilmu dan seni (Soehadi, dkk, 2011). Bagian yang aspek ilmu memang dapat dikembangkan  melalui  metode  pembelajaran  yang konvensional seperti di berikan di sekolah formal. Sedangkan aspek yang mengandung seni tidak cukup dari pembelajaran         konvensional,  tetapi   dengan metode lain yang dapat memunculkan kreativitas, keberanian mengambil resiko, kemampuan membaca peluang, dan mengembangkan jejaring bisnis. Dengan demikian entrepreneur sejati tidak bisa dibentuk dengan  satu  program  pendidikan.  Wirausaha  sejati akan terbentuk dalam proses pembelajaran yang menggabungkan unsur ilmu dan seni dari pendidikan formal maupun pengalaman langsung dari dirinya sendiri dan dari orang lain yang mengalami sukses maupun   pernah   gagal   dalam   bisnis.   Pertanyaan selanjutnya apakah dengan demikian setiap orang bisa dikembangkan kapasitasnya sampai pada tingkat menjadi entrepreneur sejati.
Seseorang yang memilih wirasusaha sebagai pilihan hidup adalah sesuatu yang wajar dan biasa seperti halnya orang memilih profesi dokter, bintang film, penyanyi atau menjadi guru dan profesi lainnya. Pilihan-pilihan profesi tersebut salah satunya dilatar belakangi oleh proses pendidikan.

Demikian juga dalam hal  pilihan  sebagai entrepreneur sejati dapat terbentuk melalui program pendidikan yang didesain unuk mengembangkan kapasitas entrepreneur dari sisi pengetahuan dan pengalaman. Proses pembelajaran entrepreneur hanyalah salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas wirausaha sehingga memperoleh kesuksesan dalam profesinya, tetapi keberhasilan menjadi entrepreneur sejati sangat dipengaruhi   faktor-faktor   lain   diluar   pendidikan. Salah satu kelemahan dari sebuah pendidikan kewirausahaan adalah adanya keterbatasan waktu penyelenggaran.
Dalam    kurun waktu    tertentu pendidikan untuk meningkatan kapasitas entrepreneur harus berakhir, dan diuji tingkat keberhasilan sesungguhnya   di   luar   program   pendidikan.   Oleh karena itu perlu adanya program pendidikan kewirausahaan dengan tahapan-tahapan untuk melakukan  seleksi  bakat,  minat  dan  kemampuan sehingga diperoleh entrepreneur sejati. Pertanyaan selanjutnya adalah, untuk siapa program pendidikan kewirausahaan ditujukan? Pada dasarnya pendidikkan untuk menemukan entrepreneur sejati harus dilakukan pada semua  tingkatan, tetapi idealnya dimulai seleksinya  sejak di  perguruan  tinggi  karena  setelah perguruan tinggi seseorang biasanya akan memilih profesinya untuk menjalani kehidupan.

1. Pembentukan Sikap Wirausaha
Salah satu faktor penting kesuksesan seseorang dalam usaha adalah adanya sikap wirausaha seseorang. Sikap wirausaha adalah  modal  utama dan  yang  pertama harus dimiliki sesorang yang akan mengembangkan suatu usaha dibidang apapun dan dalam skala dari kecilsampai dengan skala besar. Sikap usaha pada seseorang dapat muncul bila ada proses pembentukan kepribadian entrepreneur atau karakter wirausaha. Hal ini dapat dilakukan salah satunya melalui program           pelatihan          Achievement   Motivation Training (AMT) atau program peningkatan motivasi berprestasi  yang  dikembangkan oleh  McClelland.Setelah sikapnya terbentuk maka perlu bagi siswa dididik untuk meningkatkan   kemampuan dan ketrampilan pengelolaan usaha. Program peningkatan kemampuan manajemen usaha dapat dilakukan melalui program pelatihan Business Management Training (BMT). Program AMT dan BMT ini pelaksanaannya di Perguruan Tinggi bisa dilakukan dengan sistem blok satu minggu penuh sebagai one week entrepreneur, sebelum atau sesudah kuliah semester dua reguler berjalan.

2. Membangun Kelompok Bisnis
Setelah memiliki motivasi dan sikap sebagai wirausaha siswa didik diarahkan untuk membangun kelompok usaha. Artinya setiap siswa didik adalah bagian dari anggota kelompok yang akan membangun usaha bersama di bidang usaha tertentu. Pilihan usaha diputuskan secara cermat dan akurat dan dengan bimbingan mentor.
Perlu dibangun suasana kekompakan masing-masing kelompok usaha melalui pelatihan Team Building.Setelah pembentukan team atau kelompok usaha dapat dilanjutkan dengan kunjungan usaha atau magang beberapa hari di tempat usaha. Proses pelatihan dan pembentukan team building dapat dilakukan pada waktu sebelum atau sesudah semester tiga reguler.
Perencanaan Bisnis
Setiap kelompok usaha yang sudah terbentuk wajib untuk melakukan perencanaan usaha. Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) dan persiapan pelaksanaan bisnis perlu ada bimbingan dan informasi yang lengkap, agar perencanaan usaha tersebut layak dibiayai. Pengajuan proposal untuk lembaga keuangan perlu dimasukkan dalam perencanaan usaha jika diperlukan tambahan modal usaha sesuai dengan kebutuhan bisnis. Jika rencana usaha bisa dibiayai sendiri sebaiknya dari modal hasil menabung sejak pembekalan. Hasil dari perencanaan usaha ini meliputi; 1) adanya penentuan lokasi bisnis untuk usaha yang sudah pasti,  2)  adanya  rencana  mobilisasi  dan  perlengkapan bisnis,  3)  adanya  rencana  produksi  atau  operasional, 4) adanya rencana pemasaran. 5) adanya rencana keuangan yang berbentuk cashflow atau anggaran untuk usaha. Pembuatan rencana  bisnis  dapat  dilakukan di  perguruan tinggi pada waktu awal atau akhir semester empat dengan bimbingan intensif dari mentor.
4. Kompetisi Perencanaan Bisnis
Kompetisi perencanaan usaha  diakukanuntuk seleksi ide-ide  usaha  yang  akan  masuk dalam inkubator bisnis. Kriteria kelompok yang lolos dari proposal usaha adalah mereka yang benar-benar punya nilai inovasi tinggi dan feasible. Arti feasible disini adalah dapat dilaksanakan dan menguntungkan secara ekonomi. Proses seleksi dilakukan secara ketat dengan melibatkan team juri yang independen dan  memiliki pengalaman dan pengetahuan bisnis. Pada waktu seleksi bukan hanya seleksi proposal yang dilakukan dibelakang meja tetapi mereka benar-benar presentasi dan tanya jawab dengan team juri dan audience yang diundang dari            kalangan          pengusaha,      investor atau perbankan.
5. Pengelolaan dan Pengendalian Usaha
Kelompok       mahasiswa      memulai           usaha   (Start-up business), sementara mentor melakukan bimbingan dan pendampingan usaha secara praktis Mahasiswa secara berkelompok menjalankan usaha (Business establishment). Setelah usaha berjalan maka perlu adanya program pendampingan pendampingan. Program pendampingan dilakukan oleh mentor untuk membantu siswa didik dalam mengendalikan usahanya. Mentor bertugas memonitor kelompok anak didiknya dalam menjalankan usahanya, memotivasi, dan memberikan bimbingan teknis dan benar- benar mengikuti perkembangan usaha kelompok yang dibimbingnya.        Dalam  pendampingan             mentor juga melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Langkah-langkah untuk melakukan seleksi di luar kampus dapat diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) yang ada di tiap propinsi. Bekerjasama   dengan Kadin dan media masa, pemerintah dapat  mendorong munculnya  entrepreneur sejati  melalui inkubator bisnis. Didalam rencana bisnis terkandung kegiatan-kegiatan yang meliputi; (1) identifying a business idea, (2) screening the idea (or ideas) to determine their preliminary feasibility, (3) conducting a full feasibility analysis, and (4) writing the plan.
5. Seleksi Entrepepreneur Sejati
Proses seleksi entrepreneur sejati yang dapat dalam inkubator bisnis adalah tahapan paling penting yang mempunyai di tingkat resiko kegagalan yang tinggi          terhadap program keberhasilan           inkubator bisnis.   Oleh   karena   itu   beberapa   dimensi   dan indikator apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan seleksi dibahas lebih detail. Dimensi dan indikator yang digunakan dalam penilaian menurut Barringer (2009) diantaranya meliputi:
Kekuatan ide bisnis merupakan dimensi pertama yang perlu untuk dinilai oleh team juri. Pengukuran kekuatan ide bisnis ini bisa menggunakan lima skala misalnya skala 1 sangat lemah, skala 2 lemah, skala 3 cukup, skala 4 kuat dan skala 5 sangat kuat.
Di bidang usaha budidaya perikanan air tawar bekembang suatu bisnis perikanan yang di awali dari kondisi alam yang di katakan “kurang bersahabat”. Dari keberhasilan budidaya ikan bandeng sistem polikultur, akhirnya usaha tersebut berkembang ke arah bisnis, dan pengembangan wisata air tawar.
Perkembangan sangat perlu pengelolaan yang berkualitas dan berkelanjutan dengan visi ke depan yang lebih jauh dan  baik. Dan perlu profesionalitas manajemen di aplikasikan di bidang usaha perikanan.

Kesimpulan
Meskipun tidak terlalu besar jumlahnya kurang lebih 2% dari penduduk suatu Negara atau derah kehadiran entrepreneur sejati. Inovasi melalui ide-ide bisnis akan menjadi motor penggerak kewirausahaan di suatu wilayah. Semakin besar kesempatan mereka berkompetisi untuk masuk dalam inkubator bisnis berarti akan semakin banyak muncul entrepreneur sejati. Gabungan antara pengetahuan dan seni akan dapat meningkatkan entrepreneur sejati. Mereka yang gagal seleksi untuk masuk inkubator bisnis bukan berarti mereka gagal. Mereka bisa menjadi pihak intrapreneur atau tetap jadi wirausaha tetapi dengan menciptakan inkubator sendiri dan mengembangkan kapasitas entrepreneurnya dengan belajar sendiri. Kehadiran mereka   tetap    dibutuhkan      untuk berwirausaha sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.

                              Gambar 1. Kegiatan Enterpreneur diBidang Perikanan Air Tawar

Sumber informasi :
http://mediapenyuluhanperikananpati.blogspot.com/2013/11/pengembangan-entrepreneur-di-bidang.html

Dipublikasikan Oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

Aplikasi Probiotik pada Budidaya Ikan

Aplikasi Probiotik pada Budidaya Ikan


Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang  dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lain/inangnya beberapa contoh pada makanan suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (lactic acid bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai.Namun kali ini Probiotik yang akan kami bahas bukanlah probiotik yang untuk dikonsumsi manusia, melainkan bagaimana cara membuat probiotik yang bagus untuk penambahan nutrisi ikan (lele, nila dan mas). Probiotik kini sedang marak dipraktekkan pada media kolam (tanah dan terpal) untuk budidaya ikan air tawar dan payau.
Dalam usaha budidaya intensif ataupun semi intensif ikan dan udang, hal yang sangat menentukan keberhasilan adalah perawatan ikan dan pencegahan, serta penanganan penyakit. Wabah penyakit dapat mengakitbatkan usaha budidaya ikan menjadi gagal, dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu penting bagi pembudidaya mengendalikan penyakit pada ikan secara efektif dan efesien.

Berikut 3 Faktor Pentingnya Probiotik pada Budidaya Perikanan :

1. Kondisi Lahan Budidaya yang Tidak Ideal
Kondisi tanah kolam yang dipakai secara terus menerus lama kelamaan kesuburannya menurun. Apalagi kalau tidak dikelola dengan baik tentu berdampak pada dasar tambak dan menimbulkan bakteri jahat yang bisa membuat ikan mudah terserang penyakit.
Probiotik dapat berperan Menekan pertumbuhan bakteri patogen dan mempercepat degradasi bahan organik serta limbah.

2. Kualitas Air yang Kurang Optimal

Timbunan bahan organik dari sisa pakan, pupuk organik, dan ekskresi ikan yang mengendap di dasar tambak dan tidak dibarengi dengan sistem pengelolaan air yang baik akan memacu penurunan kualitas air pada tambak, khususnya algae blooming yang menyebabkan deplesi oksigen dan keracunan pada ikan,
Pemberian probiotik melalui lingkungan (air dan dasar tambak) bertujuan Memperbaiki serta mempertahankan kualitas air dan dasar tambak, mengoksidasi senyawa organic sisa pakan, kotoran ikan, plankton dan organisme mati, menurunkan senyawa metabolit beracun (ammonia, nitirt , H2S) dan mempercepat pembentukan dan kestabilan plankton.

3. Nafsu Makan Ikan yang Kurang Merata

Sering kali pembudidaya menemukan masalah terhadap pembesaran ikan yang tidak merata, ini bisa disebabkan karena terdapat beberapa ikan yang nafsu makannya menurun diwaktu pertumbuhan nya.
Pakan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan untuk pertumbuhan ikan. Penyemprotan probiotik pada pakan berpengaruh pada kecepatan fermentasi pakan tersebut dalam saluran pencernaan, sehingga membantu proses pencernaan dan penyerapan sari makanan. Anda bisa mencampurkan pakan dengan bakteri probiotik yang sudah difermentasi untuk memacu menambah nafsu makan ikan tersebut.

Manfaat Pemberian Probiotik :
Kepadatan kolam lebih tinggi (benih yang ditebar bisa lebih banyak dari biasanya)
Serangan penyakit yang menurun dan kematian dari bibit juga menurun (Baca Juga : (Cara Mengatasi Penyakit Ikan Lele)
Kualitas ikan lele lebih baik, daging tebal dan tubuhnya lebih panjang
Air yang tidak berbau (ramah lingkungan sekitar)
Bisa menghemat biaya pakan ikan

Menurut statistiknya pakan yang diberi probiotik dapat diserap ikan maksimal 40% dan pakan yang diberi probiotik bisa menyerap lebih besar dari 40% bahkan dengan kondisi tertentu bisa mencapai 70%, jika probiotik tadi difermentasi minimal 12 jam.

Cara Membuat Probiotik Sendiri yang Mudah dan Murah :

Bahan-Bahan :
Sel multi mikroorganisme 100-200 cc (Yakult 2 botol)
Dedak halus 1 – 2 kg (dikukus/direbus) setelah itu dinginkan
Tetes tebu / gula merah sebanyak 1/2 – 2 liter/ kg (rebus & dinginkan)
Air bersih sebanyak 20 liter
Tambahkan Azzola micropilla secukupnya (pelepah pisang /diblender)
Buah nanas 1 buah (blender & saring kemudian ambil airnya)
Temulawak (curcuma) sebanyak 1/4 kg ( blender & rebus bersama gula merah & dinginkan), Ini berguna untuk menambah nafsu makan ikan sekaligus memperkebal sistem imun tubuh ikan lele terhadap penyakit & cuaca extrim.
Wadah ember kosong yang sudah dibersihkan
Jurigen ukuran 30 liter

Cara Membuat :

Semua bahan nomer 1-7 semuanya dicampurkan menjadi satu di wadah ember kosong yang sudah disiapkan kemudian aduk hingga merata.
Jika sudah, selanjutnya pindahkan adonan yang ada di ember ke dalam jurigen yang sudah steril dan bersih dan tutup rapat-rapat.
Jurigen berisi ramuan sudah siap, saatnya menyimpannya di tempat yang gelap agar fermentasi berkerja, minimal penyimpanan 7 hari.
Pantau terus tiap hari, jika dilihat jurigen mengembung maka buka tutupnya pelan-pelan hingga gas dan uapnya keluar lalu tutup rapat kembali.
Khusus bahan Azzola, jika tidak ada anda bisa menggunakan pelepah pisang atau kacang-kacangan.

                                                 Gambar 1. Probiotik pada budidaya ikan

Dipublikasikan Oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

Memanfaatkan Ampas Tahu sebagai Pakan Ikan berprotein tinggi

6 Cara Budidaya Maggot Dari Ampas Tahu

Sponsors Link
 Maggot atau belatung ini adalah hal yang sangat identik dengan lalat dan juga sampah. Namun ternyata, maggot yang selalu di hubungkan dengan hal kotor dan menjijikan ini memiliki kandungan protein yang tinggi. Sebagai salah satu jenis pakan alami, manggot adalah yang disarankan.

ads
Bahkan bisnis belayung adalah salah satu yang potensial belakangan ini. Manggot sendiri memiliki kadar protein yang tidak jauh berbeda dengan pakan yang di olah dari pabrik. Belatung  dapat di jadikan salah satu sumber usaha dan penghasilan sampingan.

Tidak jauh berbeda dengan cara budidaya cacing sutra, melakukan pembibitan dan budidaya belatung tidak memerlukan modal yang terlalu besar. Walaupun demikian, belatung merupakan salah satu pakan alami yang merupakan hewan yang menjanjikan untuk di jadikan ladang bisnis. Lalat adalah revolusi terakhir dari belatung. Pada umumnya hanya dibutuhkan waktu 7 hari agar belatung-belatung tersebut beubah menjadi lalat. Bagi petani ikan, manggot ini adalah pakan yang bergizi dan sangat bisa di manfaatkan.

Cara Budidaya Maggot Dari Ampas Tahu

Untuk proses beternak belatung, caranya praktis dan mudah, anda hanya perlu menyapkan berbagai peralatan sederhana seperti yang di lakukan dalam cara budidaya kutu air. Ada beberapa media yang bisa menjadi media untuk pertumbuhan belatung, salah satunya dalah ampas tahu. Berikut tata cara dalam budidaya manggot dengan ampas tahu :

1. Persiapan Alat dan Bahan

Anda hanya memerlukan ember besar atau bak yang biasanya di gunakan dalam peralatan rumah tangga seperti mencuci dan mengeringkan pakaian. Bahan lainnya adalah plastik, tali dan juga media utama yaitu ampas tahu.

Anda harus terlebih dahulu memberikan beberapa lobang kecil di bagian ember hanya dengan ukuran 1 hingga 2 cm. Sesuaikan lubang satu dengan yang lainnya, jangan terlalu jauh dan jangan terlalu rapat. Cuci hingga bersih ember atau bak yang nantinya akan di pakai setelah anda melobanginya secara teratur.

Gunakanlah bak yang tinggi agar hasil panen yang di dapat lebih banyak dan maksimal, karena belatung hanya akan menempel di bagian permukaan saja. Siramlah dengan air panas ember maupun bak tersebut agar bersih dari berbagai jenis bakteri. Kemudian siapkan berbagai bahan lain seperti tali dan ampas tahu. Tali di gunakan untuk menggantung ember yang menjadi wadah belatung tersebut. Ini dilakukan agar bisa mengundang lalat dan lebih mudah dalam melakukan proses beternak.

Sponsors Link
2. Jauhkan Dari Gangguan

Ember atau Bak yang anda jadikan wadah untuk produksi belatung ini tentunya akan menarik berbagai gangguan yang bisa merusak usaha budidaya ini. Tidak jauh berbeda dengan cara budidaya cacing tanah, wadah tersebut akan menarik perhatian rakun, rubah dan anjing. Mereka akan lebih tertarik untuk menggangu wadah tersebut. Oleh karena itu setidaknya buatlah pagar pengaman atau letakkan pada ruangan tertutup maupun terbuka yang jauh dari gangguan.

3. Pembiakan Lalat

Tentunya ini merupakan serangkaian proses yang agak “menggangu” dimana kita akan dengan sengaja membiakan larva lalat menjadi manggot untuk di budidayakan. Seperti ketika cara budidaya cacing sutra dengan nampan di lakukan, maka harus ada indukan untuk menghasilkan bibit, dimana di sini indukan adalah berupa lalat. Lalat tersebut dibiarkan bebeas mengerumuni ampas tahu yang sengaja dimasukan kedalam wadah yang di biarkan menggantung agar larva bisa tumbuh di sana.

Ampas tahu yang anda gunakan bisa di campur sedikit dengan ikan asin agar aromanya lebih tajam dan lebih mudah memikat para lalat untuk berkumpul. Biarkan di dalam ember dalam keadaan yang terbuka. Lalat-lalat yang berkumpul akan menghasilkan telur di tempat yang sesuai. Maka dengan adanya wadah ini akan memudahkan mereka untuk bertelur, dalam beberapa hari telur tersebut akan menetas menjadi larva. Dan inilah di mana anda bisa melihat manggot mulai muncul dan akan menghasilkan hanya dalam hitungan hari saja.

ads
4. Panen Manggot

Biasanya setelah telur-telur di letakkan maka akan menetas menjadi larva dari 6 hingga 7 hari berikutnya. Dan setelah 7 hari maka manggot akan mulai terlihat. Setelah terlihat anda bisa langsung memanennya. Biasanya akan di butuhkan waktu hingga 2 minggu dari awal proses pembuatan alat hingga panen. Biasanya panen akan di lakukan secara manual menggunakan jebakan manggot agar lebih mudah.

Adapun untuk mengurangi bau, anda bisa melakukan dengan memilah sampah yang di gunakan dalam budidaya manggot ini. Sampah organik tentunya akan lebih cepat membusuk dikarenakan ini merupakan media utama dalam produksi manggot. Namun seletah terdi pertumbuhan larva maka anda bisa langsung mebersihkan dan segera memanen manggot tersebut.

5. Beberapa Kendala Yang Biasa di Alami Dalam Jumlah Besar

Jika anda melakukan produksi yang di lakukan dalam skala besar maka tentunya ada beberapa kendala yang biasa di hadapi seperti :

Adanya aroma tidak sedap yang akan di timbulkan oleh air dari wadah manggot tersebut.
Adanya penyakit yang mungkin di timbulkan oleh polusis dari banyaknya lalat yang datang dan berterbangan di sekitar tempat produksi manggot.
Karena ukuran manggot yang tumpang tindih dan tidak seragam maka ini akan sedikit menyulitkan dalam proses panen.
Jika di simpan dalam bentuk segar, maka penyimpanan tidak bisa di lakukan dalam jangka waktu yang lama.
Jadi, itulah cara budidaya maggot dari ampas tahu.

6. Solusi Dari Kendala Produksi Manggot Skala Besar

Adapun beberapa solusi yang bisa mngatasi berbagai keluhan tersebut adalah :

Aroma sekaligus polusi yang terjadi dapat diatasi menggunakan sebuah formula probiotik yang dapat menghilangkan bau yang di pakai untuk menghilangkan bau dari bahan organik yang digunakan untuk membuat produksi manggot. Namun jika bau berkurang, makanya lalat akan berkurang juga dan produksi tidak maksimal.
Untuk memancing lebih banyak lalat makanya anda harus memancing dengan menggunakan campuran pupuk kompos yang berbau lebih tajam akan membuat lalat lebih mudah terpancing.
Buat sebuah kolam atau bak yang berisi kotoran ternak atau beragam air yang memiliki bau tajam yang akan lebih banyak mengundang banyak lalat untuk bertelur di sana.
Menggunakan bangkai akan lebih mudah menarik banyak lalat untuk bertelur. Namun, jika anda tidak terlal menyukai hal yang berbau tajam ini bukanlah cara yang disarankan karena juga dapat menimbulkan berbagai bibit penyakit. Namun, anda bisa mengantisipasi dengan lebih sering dan lebih teliti dalam membersihkan sisanya.
Dengan beragam solusi dan teknik diatas maka anda bisa melakukan budidaya manggot atau belatung dengan skala kecil maupun besar, hanya dengan modal sedikit dan minimal. Dengan bahan yang mudah, mudah di temukan dan tidak sulit untuk melakukan teknik pembudidayaannya.

Agar lebih maksimal maka terapkanlah berbagai trik untuk lebih mudah menarik lalat-lalat untuk lebih banyak datang dan meletakan telur mereka hingga memproduksi banyak larva yang nantinya bisa beubah menjadi manggot. Hingga nantinya anda bisa mendapatkan hasil melimpah dan lebih banyak serta maksimal.

                                                     Gambar 1. Maggot hasil budidaya

Dipublikasikan Oleh ;

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

Mengolah Amplang dari Ikan Betutu

Mengolah Amplang dari Ikan Betutu

Amplang adalah kerupuk khas kalimantan yang saat ini sangat di sukai dan dapat menjadi oleh oleh apabila berkunjung ke luar daerah. Bentuk dan warnanya tidaklah menarik tetapi jika sahabat dapat merasakan rasa gurih yang ada pada amplang pasti akan ketagihan. Amplang paling cocok dimakan bersama dengan nasi, sayur dan lauk di meja makan. Nafsu makan sahabat akan semakin bertambah apabila amplang ada di samping.

Amplang terbuat dari daging ikan yang digiling halus dengan campuran tepung sagu. Ikan yang biasa digunakan adalah ikan tenggiri, gabus (haruan), atau belida (ikan pipih). Setiap jenis ikan tersebut memiliki kekhasan tersendiri. Jenis ikan yang dianggap terbaik adalah ikan belida karena rasa gurihnya yang lebih enak dan tekstur daging yang lembut saat dihaluskan.

Proses pembuatan kerupuk ini relatif sederhana, tetapi sentuhan yang berbeda dari setiap pembuatnya menciptakan kekhasan tersendiri dari setiap produsen. Langkah pertama, ikan yang telah dibersihkan dari sisik dan duri digiling hingga halus. Daging yang telah halus diberi garam, bumbu-bumbu, serta air hingga rata. Lalu, dimasukkan tepung sagu dan diuleni hingga kalis. Adonan tersebut kemudian direbus atau dikukus selama kurang lebih satu jam, lalu dijemur agar menghasilkan amplang yang bagus saat digoreng.
Tahap selanjutnya adalah pemotongan dan penggorengan amplang. Adonan yang masih berbentuk gumpalan besar tadi diiris tipis, lalu dipotong memanjang atau berbentuk dadu dengan ketebalan sekitar 0,5-1 centimeter. Potongan-potongan ini digoreng dengan minyak panas hingga mengembang dan berwarna kuning kecokelatan. Setelah ditiriskan, amplang dapat disimpan dalam wadah tertutup agar tetap renyah dan tahan lama. Ada juga cara membuat amplang tenggiri yang bisa bunda lihat pada bahan dan cara membuat di bawah ini.

Bahan dalam membuat kerupuk amplang ikan betutu :
1 kg Daging Ikan Betutu
2 kg Tepung Tapioka
Air 750 ml
4/5 ons Garam
Bumbu penyedap secukupnya
5 siung Bawang Putih
Tambahkan Cita Rasa seperti Udang ebi, keju, pedas, atau yang anda sukai.

Cara Membuat Kerupuk Amplang Ikan Betutu :

  1. Pertama adalah haluskan atau giling daging ikan bertutuyang sudah anda siapkan di atas.
  2. Setelah itu campurkan daging ikan betutu yang sudah anda haluskan tadi dengan tepung, air, garam serta penyedap yang anda inginkan. Kemudian aduk semua bahan tadi secara merata.
  3. Bentuk adonan di atas dengan bentuk memanjang atau sesuai keinginan anda.
  4. Potong adonan yang sudah anda bentuk tadi sesuai keinginan anda.
  5. Kemudian goreng kerupuk yang sudah anda potong tadi dalam minyak yang panas dan banyak selama 30 menit hingga kerupuk mengering dan mengapung. Untuk menghindari gosong atau hangus, sebaiknya anda terus mengaduknya ketika anda sedang menggoreng agar terhindar dari gosong tersebut.
  6. Angkat kerupuk amplang yang sudah anda goreng tadi dan tiriskan hingga kering dan tidak tersisa minyak agar nantinya bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama.
  7. Amplang sudah siap untuk dihidangkan atau dikemas.
Sumber informasi:
https://www.racikanbumbu.com/2017/06/resep-dan-cara-membuat-amplang.html

                                                            Gambar 1. Amplang Ikan

Dipublikasikan Oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

Alternatif Pakan Hijauan Untuk Ikan

Pendahuluan

Gurame identik dengan daun sente. Di mana ada kolam gurame, maka di situ pasti ada tanaman sente. Pembudidaya yakin Alokasia macrorrhizos itu merupakan pakan wajib gurame. Bisakah fungsinya digantikan dengan tanaman lain?
Jamak bagi pembudidaya gurame untuk menanam sente 2-3 bulan sebelum menebar benih gurame. Daun kerabat keladi itu merupakan pakan utama gurame. Pembudidaya gurame mewajibkan sente sebagai pakan utama dalam pembesaran gurame. Menurut informasi yang mereka ketahui, bahwa daun sente kaya serat yang dapat memperlancar proses pencernaan gurame.

Pemberian Tanaman Sente
Tanaman sente memiliki kandungan senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol yang terdapat pada tangkai dan daun sente. Kandungan senyawa tersebut dapat meningkatkan daya tahan ikan terhadap serangan penyakit, terutama penyakit bisul dan mata belo.
Oleh karena itu, banyak pembudidaya yang mewajibkan pemberian pakan hijauan berupa tanaman sente. Pada saat pemberian sente ini sebaiknya dipisah antara daun dan tangkainya. Daun sente dapat diberikan secara langsung kepada ikan. Perlakuan pemberian tangkai terlebih dahulu diiris tipis agar tangkai dapat seluruhnya dimakan oleh gurame, mengingat cara makan gurame adalah menyabik makanannya.
Sente baik untuk diberikan sebagai pakan hijauan dan tambahan untuk menyiasati harga pakan pabrik yang makin mahal, tapi bukan yang utama. Apalagi kini sente makin sulit didapat. Para pembudidaya harus membeli daun sente dengan harga Rp250/lembar. Untuk 1.000 ekor gurame saja diperlukan sedikitnya 10 lembar daun sente. Oleh karena itu, masih ada tanaman lain yang bisa dijadikan pakan hijauan untuk gurame.


                                                             Gambar 1. Tanaman sente

Pakan Hijauan Alternatif
Banyak pembudidaya gurame memberikan daun pepaya sebagai pakan hijauan pada gurame. Padahal daun pepaya tidak disarankan, karena kandungan getah papain tinggi yang dapat merusak kualitas air. Pakan hijauan selain sente yang dapat diberikan pada gurame adalah :
a. Caisin. Pemberian caisin pada gurame tidak kalah dengan pemberian sente. Kesehatan gurame tetap terjaga dan pertumbuhan gurame tetap dapat tumbuh dengan baik. Jika dibandingkan harganya, harga caisin lebih terjangkau daripada harga sente.
b. Kangkung darat. Kangkung darat dapat ditanam pada pinggir kolam. Bahkan kangkung darat banyak ditemukan karena dapat tumbuh secara alami dengan sendirinya di pinggir kolam. Keuntungan menanam kangkung darat ini karena pertumbuhannya lebih cepat tumbuh daripada sente. Jika sente butuh tempat sedikit terlindung dan kelembapan tinggi untuk dapat tumbuh, kangkung darat adaptif di lingkungan tanpa naungan.
c. Kimpul atau talas. Kimpul atau talas (Xanthosoma violaceum) juga baik bagi gurame. Namun, lantaran bergetah, pembudidaya gurame sebaiknya melayukan daun kimpul sebelum memberikannya pada gurame.
Apa pun jenis dedaunan yang diberikan sebagai pakan hijauan, sebaiknya masih muda dan mudah dicerna. Pun, pemberian dedaunan itu sebaiknya tidak lebih dari 2% dari bobot tubuh per hari.

Dipublikasikan Oleh

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN SISTEM BIOFLOC

BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN SISTEM BIOFLOC

Pendahuluan
Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara, Hidup di air tawar. Ikan ini memang banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak jika digoreng atau di bakar. Oleh karena kelezatannya, ikan ini sering kali dibudidayakan dan memang sangat menguntungkan. Sebelum kita pelajari cara budidaya ikan lele terlebih dahulu kita simak syarat hidup ikan lele berikut ini :
1. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20° Celcius dengan suhu optimal antara 25° sampai 28° C. Adapun untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26° sampai 30°C dan untuk pemijahan suhu berkisa 24 °- 28°C.
2. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan lele.
3. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup walaupun kondisi airnya buruk, keruh, kotor dan hanya mengandung sedikit sekali zat O2 (oksigen)
4. Perairan yang baik adalah banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir
5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup (jangan menanam terlalu banyak enceng gondok)
6. Mempunyai tingkat pH 6.5-9 kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm, turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak, dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157.56 mg/liter.

Sistem Budidaya Dengan Biofloc
Menurut buku “Probiotik” Editor dari Prof.Dr. Soeharsono, Msc, hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran unsur Karbon (C), Nitrogen (N) dan Posfor (P) dalam tubuh ikan atau udang yang merupakan cerminan dari pakan ikan atau udang, rata-rata 13%, 29% dan 16%, namun jumlahnya sangat sedikit dalam tubuh, karena ternyata pakan yang dimakan oleh ikan hanya 20%-30%, artinya tersisa 70-80% dalam kolam atau sedimen dan itu jumlah yang sangat besar. Sisa 70%-80% inilah yang biasa menjadi sumber penyakit muncul, Kualitas air menurun dan berakibat dengan pertumbuhan ikan lele yang kurang maksimal. Artinya saat kita mampu mengolah sisa 70% tersebut maka kita mampu memberikan lingkungan yang terbaik untuk ikan lele. Ada banyak teknik pengelolaan sisa kotoran dan pakan bisa menggunakan sistem sirkulasi, sistem penyedotan, sistem probiotik dan yang akan kami gunakan yaitu sistem BIOFLOC.

Apa itu BIOFLOC ?
Biofloc merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton organisme mati, bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm. Bahan-bahan organik itu merupakan pakan alami ikan dan udang yang mengandung nutrisi baik, yang mampu disandingkan dengan pakan alami, sehingga pertumbuhan akan baik bahkan jumlah pakan yang diberikan bisa diturunkan.(Probiotik)

Menurut Teori Biofloculasi
Biofloc adalah tehnik pengolahan limbah cair untuk makroagregat yang dihasilkan dalam sistem lumpur aktif. Lumpur aktif bisa juga diibaratkan sebagai sup mikroba yang terbentuk dari pemberian aerasi terus menerus pada biomassa tersuspensi dan mikroorganisme penguraian dalam limbah cair.
Bagaimana terbentuknya BIOFLOC di dalam air?
Proses ini dimulai dari proses nitrifikasi yang reaksinya adalah amonia plus oksigen menjadi ion nitrit dan akhirnya nitrat dan air, pada reaksi ini terdapat campur tangan bakteri oksidasi amonia dan bakteri oksidasi nitrit, artinya semua proses ini memerlukan oksigen yang cukup tinggi yaitu 4 ppm pada siang hari dan 6 ppm pada malam hari.
Mikroorganisme seperti bakteri dengan kemampuann lisis bahan organic memanfaatkan detritus sebagai makanan. Sel bakteri mensekresi lendir metabolit , biopolymer (polisakarida , peptida, dan lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi di sekitar dinding sel serta detritus. Kesalingtertarikan antar dinding sel bakteri menyebabkan munculnya flog bakteri. (Aquacultur.blogspot)

Penggunaan BIOFLOC dalam budidaya ikan lele kita ketahui dengan sifat nafsu makan yang tinggi dan usus pendek dari ikan lele menyebabkan ikan lele mudah lapar namun cepat menyebabkan akumulasi kotoran menumpuk. Tehnik Biofloc pada intinya mereduksi bahan-bahan organik dan senyawa beracun yang terakumulasi dalam air pemeliharaan ikan. Dengan sistem self-purifikasi didapat hasil akhir meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan dan peningkatan kualitas air. Hasilnya adalah :
1. Pakan ikan lele akan lebih effisien
2. Pertumbuhan ikan lele akan rampag artinya selama kegiatan budidaya tidak ada kegiatan penyortiran.
3. Kecepatan pertumbuhan ikan yang lebih optimal dengan masa waktu panen yang lebih singkat.
4. Padat tebar per meter3 yang lebih tinggi kisaran 500 benih-1000 benih/m3.
5. Ikan sehat dan gesit serta mengurangi penyakit pada ikan.

Persyaratan Kolam Biofloc
1. Membutuhkan probiotik pembentuk floc. Dengan  menggunakan bakteri Bacillus sp seperti Bacillus Substilis, Bacillus cereus.Probiotik bisa dibeli dipasaran dengan harga yang murah dan bisa diperbanyak dengan molase supaya lebih hemat.
2. Membutuhkan oksigen yang tinggi didalam kolam kisaran 4 ppm-6 ppm. Untuk mengatasinya bias menggunakan pompa celup dengan ketinggian pompa 2,5 meter dengan kekuatas 43 watt.
3. Penambahan bahan baku stater yang mengandung karbon seperti molase, tepung tapioka, tepung terigu, bekatul atau gula.
4. Kondisi lingkungan air kolam dibuat selalu mengaduk dengan bantuan semburan air atau aerator.

Ciri-Ciri Air Kolam Yang Terbentuk Sistem Biofloc
1. Warna air kolam coklat kekuningan semakin lama akan coklat kemerahan.
2. Air kolam tidak berbau.
3. Air kolam lebih encer dan tidak kental.
4. Jika diambil sampel airnya didiamkan beberapa menit, terdapat endapan coklat kehijauan yang melayang-layang didalam air.
5. Ikan lele sehat dan gesit.

Mengapa dibutuhkan bahan penambahan bahan yang mengandung karbon kedalam air kolam.
Didalam sistem biofloc membutuhkan oksigen, sisa pakan, air yang tersuspensi dan bantuan bakteri probiotik didalam kolam. Bakteri ini membutuhkan makanan untuk bermetabolisme dan berkembang menjadi jumlah yang mampu menguraikan sisa pakan didasar kolam. Bakteri dapat memanfaatkan ammonia-nitrogen dengan effisien jika perbandingan C/N sekitar 15-25 : 1. Sehingga kekurangan karbon dilakukan kegiatan penambahan bahan ke dalam kolam seperti gula, molase , tepung tapioka, tepung terigu, dan dedak.

Pedoman Teknis Budidaya
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.
Pembudidayaan dilakukan dengan prinsip-prinsip dasar ilmu tanah dan air untuk mengkondisikan ekosistem kolam yang dapat mendukung makro-mikro flora-fauna yang menguntungkan budidaya. Selain itu juga menekan dan meminimalkan pengaruh negatif flora-fauna yang merugikan. Dengan melambungkan harga pakan dan biaya listrik yang sangat tinggi dan hasil jual yang murah dan berdasarkan reset makan maka mengembangkan sebuah sistem baru yang disebut dengan Sistem Lele Organik (Plock Bakteri).

I.Teknis Budidaya dan Persiapan Asumsi :
•Kolam ukuran 4x6 meter.
•Ketinggian air 1-1½ meter.
•Padat penebaran 200-350 ekor/m3
•Masa budidaya 90 hari.
•Lokasi kolam yang kena matahari langsung dan maksimal.

II.Cara Memilih Bibit yang Baik
•Pilih bibit yang aktif, kuat dan bebas dari jamur.
•Bibit sudah disterilisasi dari pembibitan.
•Tidak ada cacat, luka dan kumis putus.
•Bibit minimal ukur 5.
•Bibit ditebar pada waktu dingin (jam 6 sore – jam 9 pagi).

III.Manajemen Pakan
•Mulai pemberian pakan pada hari berikutnya.
•Gunakan pakan yang dijual secara komersial.
•Jangan memberikan pakan secara berlebihan karena pakan yang terbuang akan membusuk  dan melepas gas beracun yang menyebabkan stress lele.
•Jangan campurkan bahan kimia khususnya antibiotic dalam pakan.

IV.Manajemen Air
•Kondisikan air berwarna cokelat.
•Air perlu diganti/disirkulasi atas apabila terdapat buih dan berlendir.
•Jangan ganti air jika tidak ada gejala diatas tersebut.
•Air agak bau perlu ditambah probiotik 5 ppm pada waktu matahari terik (jam 8 pagi – jam 1 siang).

V.Pemahaman Tentang Buku Catatan Harian Kolam
•Rincian persiapan kolam.
•Informasi mengenai kualitas bibit yang unggul.
•Nama unit pembenihan bibit unggul.
•Tanggal penebaran.
•Pengeluaran yang dikeluarkan dan hasil dari penjualan.

VI.Meningkatkan Kemampuan dalam Pemasaran Hasil Budidaya (Penjualan)
Kelebihan
1.Angka kehidupan lebih tinggi.
2.Pakan lebih irit.
3.Air tidak perlu diganti.
4.Lebih ekonomis.

Kegiatan Bakteri :
1. Memperbaiki air dari over blooming dan kerusakan dasar kolam.
2. Menghilangkan jasad terapung dan gas - gas beracun.
3. Memperbaiki mutu air dari pembusukan.
4. Memperbaiki over blooming algae.

Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30

2. Pemupukan
Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m 2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m 2, dan amonium nitrat 15 gram/m 2. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

3. Pemberian Pakan
Makanan Alami Ikan Lele
Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air. Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta). Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.

Makanan Buatan (Pellet)
Cara pemberian pakan:
Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.
Mulai pemberian pakan pada hari berikutnya.
Gunakan pakan yang dijual secara komersial.
Jangan memberikan pakan secara berlebihan karena pakan yang terbuang akan membusuk dan melepas gas beracun yang menyebabkan stress lele.
Jangan campurkan bahan kimia khususnya antibiotic dalam pakan.
Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
Makanan Tambahan
Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai. Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).

4. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam.
Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m 2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.

Hama Dan Penyakit
Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron. Gejala: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut.           (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.
Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Hama Kolam/Tambak
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

5. Panen
Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
Lele dipanen pada umur 3 (tiga) bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 70-100 gram/ekor.
Sebelum pemanenan dilakukan ikan lele selama 1-2 hari tanpa diberi makan untuk menghindari penumpukan amonia pada perairan. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring. Setelah dipanen lele tersebut di taruh dalam tong/bak/hapa
Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.

6. Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalium (PK) dengan cara yang sama.
Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.

Penutup
Diharapkan dengan adanya sistem biofloc untuk budidaya lele ini bisa membantu para petani lele untuk meningkatkan produksinya dan bisa mengurangi biaya untuk pakan sehingga para petani lele bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar saat panen dan juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Pengembangan budidaya ikan lele ini kedepannya dapat tumbuh menjadi komoditas bisnis perikanan yang diandalkan untuk  mendongkrak  penghasilan per kapita petani dan perekonomian masyarakat  Jawa timur.

                                                Gambar 1. Budidaya Lele Sistem Bioflok

Dipublikasikan Oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

Teknik Budidaya Ikan Mas

Teknik Budidaya Ikan Mas


A. Jenis
Ikan mas (Cyprinuscarpio L) merupakanikan yang termasuk family Cyprinidae, sub ordocyprinoidea, ordoostariophysi, subkelasteleostei.
Diantarajenisikan air tawar, ikanmasmemang paling popular di masyarakat. Selaindikenaldengannamaikan mas, jenisikaninipunjugadikenaldanseringdisebutikankarperataupunikantombro. Ikanmas yang dikenalselamainiternyatabersaldarinegericinaadaneropaataupersilangannya. Olehkarenaitu, tidaklahheranakibatpersilangantersebutkinitelahbanyakdikenalrasikan mas.Beberapacontohrasikanmasituadalahmas merah, sinyonya, Taiwan, majalaya, punten, kaca, dankumpey.

B. PersyaratanBudidaya
o Di alamaslinyaikan mas biasanyahidup di perairansungaihinggadanaumaupungenangan air lainnya yang beradapadadaerahdenganketinggian 150 0 600 m dpl.
o Perairan yangdisukaiadalahperairan yang ber pH 7 – 8, suhu optimal 20 -25 oCdengan debit air yang tidakbegitubesar.
o Ikanmastermasukikan omnivore (pemakansegala) sehinggasegalajenismakananmulaidaridedaunanhinggaseranggamenjadisantapannya.
o Ikan mas inidapatdibudidayakanpadaberbagaibentukkegiatanbudidayasepertikolamtanah, kolambeton, kolam air deras, karamba, kantongjaringapung. Tergantungsaranabudidaya yang adaatautersedia di lokasi.

C. Teknikbudidaya

Bila lokasi yang ideal telahdidapat ,saranabudidayatelahdisiapkan, makalangkahberikutnyaadalahlangkapembudidayaanikan. Berikutinidiuraikanbagaimanateknikbudidayaikanmasdalamkantong jarring terapung.

MerancangKantongJaring
o Ukurankantongjaringtidakterbatasnamun yang biasadigunakan di lapanganadalah 2 x 2 x 2 meter hingga 9 x 9 x 2 meter. Jarring dapat di beli di took-tokoperikananyaituberupa jarring polyet-hylene no. 380 D/15ukuran 1 inciuntukwadahbudidayadankitatinggalmendesainsesuaikeinginan.
o Buatrakit yang disesuaikandenganukurankantong jarring yang telahdibuat. Rakitdapatdibuatdari bamboo, kayu, ataupipabesi. Sebagaipelampungdapatdibuatdari drum plastic, jerigen plastic, atau ban bekasmobil yang diisigabusstyrofoem.
o Agar tidakberpindahmakadiberijangkarataupatokkayu.

PelaksanaanBudidaya

a. Penebaranbenih
o Padapenebaranikan massuatubudidayadipengaruhiolehbanyakfactor diantaranyajenisikan , ukuranikan, hinga system budidaya,. Padapenebaranikan yang biasadigunakanolehparapetaniberkisarantara 5-10kg/m3denganukuranawalikan 50-100 gr/ekor
o Penebaranbenihikansebaiknyadilakukanpadapagiatau sore harisaatkondisiperairantidakbegitupanas. Agartidak stress sebelumpenebaranperludilakukanaklimatisasisekitar 5-10 menitdengancaradibiarkanterapungkemudiandimasukka air sedikit demi sedikitsampaikondisinyasamadengtanlokasipenebaran.

b. Pemberianpakan

o Padabulanpertamapemeliharaan, setiaphari pellet diberikan 4% dariberat total ikan. Padabulankeduadikurangmenjadi 3,5% danpadabulanketigadankeempatmenjadi 3% sertabulankelima 2,5% danbulanberikutnyamenjadi 2%.
o Setiaphari,ikan yang dipeliharadiberi pellet sebanyak 3x yaitupagi, siang, dan sore hari. Porsipemberianpakandibagi rata. Pemberianpakanhendaknyadilakukansedikit demi sedikitsesuaidengannafsumakanikan. Supayapakantidakhanyutmakacarapemberianpakansebaiknyadisebar di bagiantengahkantongjaring.
o Selainpakanberupa pellet, pakanlainnyadapatjugadiberikansepertidedak, tanaman air, dedaunan, sisa-sisadapur, danlainnya.

c. Pengontrolan

Selainpemberianpakan, kegiatan lain yang tidakbolehdiabaikanyaitupengontrolanterhadapkualitas air, kesehatanikan, wadahbudidaya, maupunkeamananlingkunganbudidaya.

Panen

Panendapatdilakukanjikapemeliharaan 4-5 bulanatauikantelahmencapaiukurankonsumsi 250-500gr/ekor.Paneninidapatdilakukansecaraselektifataupanen total.Panenselektifdilakukandenganmenggunakanserok yang diberitangkaipanjang, sedangkanpanen total dilakukandenganmengangkatjaringkemudiandiserok.


D. NilaiEkonomi

Ikanmasmemilikipertumbuhantubuh yang cepatsehinggasangatbaikuntuk di budidayakan. Dalampemeliharaan 4-5 bulandapatmencapaiukuran 500-1000 g/ekor.ikan mas memilikicita rasa yang tinggi, dagingnyaputihdanlunaksehinggasangatmudahdicernaolehsegalausia. Prospekpasarikanmassangatmenjanjikan, konsumsipasardalamnegerisajamasihsangatkekurangan.restoran-restorandanwarung-warungmakan di daerahjawatengahsebagianbesarmenyediakan menu ikan mas denganberbagaibentukmasakan. Bahkan di luarjawa pun ikanmasinisudahmulaidisukaiolehkonsumendanmulaibanyak yang mengembangkanusahabudidayanya.

                                                                   Gambar 1. Ikan Mas

Dipublikasikan Oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018

BAKSO IKAN

BAKSO IKAN



Bakso merupakan produk pangan yang terbuat dari daging atau ikan yang dihaluskan, dicampur dengan tepung, dibentuk bulat-bulat sebesar kelereng atau lebih besar dan dimasak dalam air panas hingga bakso tersebut mengapung. Masyarakat lebih mengenal bakso sebagai makanan sepinggan yang dihidangkan dengan pelengkap lain seperti mie, sayuran, pangsit, dan kuah. Makanan ini sangat populer dan digemari oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya penjual mie bakso, mulai dari restoran sampai ke warung-warung kecil dan gerobak dorong. Harga satu porsi mie bakso sangat bervariasi tergantung dari kualitas baksonya. Kualitas bakso sangat ditentukan oleh kualitas bahan-bahan mentahnya, terutama jenis dan mutu Ikan, jumlah tepung yang digunakan, atau perbandingannya dalam adonan dan faktor-faktor lain, seperti pemakaian bahan-bahan tambahan dan cara pemasakannya, juga sangat mempengaruhi mutu bakso yang akan dihasilkan. Peralatan yang diperlukan untuk membuat bakso juga bervariasi, mulai dari yang sangat sederhana sampai yang serba mesin. Hal ini tergantung dari skala produksinya, pada produksi bakso berskala besar, pemakaian mesin-mesin akan lebih efektif dan menjamin keseragaman bentuk, ukuran, dan kualitas bakso yang dihasilkan. Untuk produksi berskala rumah tangga, penggilingan ikan dan bumbu dapat dilakukan dengan menyewa mesin penggiling yang banyak terdapat dipasar-pasar, sedangkan pencetakan dan perebusan dapat dilakukan dirumah. Cara inilah yang paling banyak dilakukan oleh pedagang bakso keliling.
Selain sebagai bahan utama dalam hidangan mie bakso, bakso juga dapat digunakan sebagai bahan campuran berbagai masakan seperti sop, capcay, mie goreng, dan lain sebagainya. Kesukaan masyarakat terhadap bakso bukan hanya didominasi oleh masyarakat Indonesia saja, tetapi juga oleh masyarakat didunia. Di beberapa negara tetangga istilah bakso beragam sesuai dengan bahasa negara mereka masing-masing. Di Thailand bakso dikenal dengan nama look chin dan negara barat bakso dikenal dengan istilah meat ball, Pada awalnya penggemar bakso adalah warga keturunan cina, tetapi pada perkembangannya bakso sudah menjadi makanan yang disukai seluruh dunia. Sesuai dengan perkembanganya. bakso yang ada masyarakat juga mempunyai bentuk yang beraneka ragam seperti bulat kecil, bulat besar, gepeng dan oval. Selain mempunyai bentuk yang beragam, bakso juga mempunyai rasa yang beragam sesuai dengan bahan yang digunakan seperti bakso dari Ikan yang dikenal dengan bakso Ikan, bakso dari udang dikenal dengan bakso udang, bakso dari daging ayam dikenal dengan bakso ayam, bakso dari daging sapi dikenal dengan bakso sapi. Bakso ikan merupakan bakso yang mulai digemari oleh masyarakat, karena bahan baku pembuatannya yaitu daging Ikan selain halal juga telah umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Secara teknis, pengolahan bakso ikan  sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Dilihat dari peluang usahanya, pengolahan bakso tampil sebagai sosok bisnis yang menarik. Dilihat dari upaya pemenuhan gizi masyarakat, bakso dapat dijadikan sarana pendukung kecukupan gizi yang tepat mengingat produk ini mengandung protein yang cukup tinggi. Kualitas bakso ditentukan oleh bahan baku, berbagai macam tepung yang digunakan dan perbandingannya didalam adonan. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi kualitas bakso diantaranya adalah bahan-bahan tambahan yang digunakan serta cara memasaknya.
Melihat daging yang digunakan sebagai bahan baku mahal, maka penganekaragaman bahan dasar pembuatan bakso perlu diupayakan agar bakso tetap berkualitas dan hargapun dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap daging adalah mencari bahan pengganti dengan memanfaatkan bahan makanan lain untuk pembuatan bakso. Dalam kesempatan ini alternatif bahan baku yang dipilih adalah ikan segar.

BAHAN BAKU
Persyaratan bahan baku (ikan) yang terpenting adalah kesegarannya. Semakin segar ikan yang digunakan, semakin baik pula mutu bakso yang dihasilkan. Berbagai jenis ikan yang digunakan untuk membuat bakso, terutama ikan yang berdaging tebal dan mempunyai daya elastisitas, seperti tenggiri, kakap, cucut, bloso, ekor kuning dan lain-lain. Selain bahan baku dari ikan segar, bakso juga dapat dibuat dari produk yang sudah setengah jadi yang dikenal dengan nama Surimi (daging ikan lumat).

 
ALAT                                 :     -     Pisau                                          -   Baskom
-          Talenan                                     -   Kompor
-          Gilingan daging                                   -   Panci
-          Sendok                                      -   Sendok sayur
-          Pan plastik                                -   Timbangan

BAHAN TAMBAHAN
1.    Tepung
Tepung digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan bakso, tepung yang digunakan dalam pembuatan bakso berfungsi sebagai pengikat dan perekat bahan lain. Kualitas tepung yang digunakan sebagai bahan makanan sangat berpengaruh terhadap makanan yang dihasilkan. Tepung yang baik kualitasnya dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri yaitu berwarna putih, tidak berbau apek, teksturnya halus. Agar baksonya lezat, teksturnya bagus, bermutu tinggi, jumlah tepung yang digunakan sebaiknya sekitar 10-15 % dari berat daging.

2.    Putih Telur
Telur yang digunakan dalam pembuatan bakso ini adalah telur ayam dan bagian telur yang digunakan adalah putih telur yang berfungsi sebagai pengikat bahan-bahan lain dalam adonan, pemberi rasa lezat, dan memberi tekstur adonan yang rata dan kalis. Banyaknya putih telur sekitar 60% dari berat telur. Telur memiliki daya emulsi sehingga menjaga kestabilan adonan.

3.    Air Es
Air es diperlukan didalam pembuatan bakso karena berfungsi membantu pembentukan adonan dan memperbaiki tekstur bakso. Penggunaan air es juga berfungsi untuk menambahkan air kedalam adonan sehingga adonan tidak kering selama pembentukan maupun selama perebusan. Penambahan juga berfungsi meningkatkan rendemennya.

BUMBU                             :     Prosentase bumbu berdasarkan berat daging ikan lumat
-          Tapioka                          100  -  200 gram
-          Lada / merica                1 gram
-          Bawang putih               20 gram
-          Garam                            30 gram
-          Putih telur (untuk 1 kg daging lumat = 2 putih telur)
CARA MEMBUAT           :
-          Fillet ikan, ambil dagingnya dengan cara dikerok menggunakan sendok ;
-          Gilinglah dengan alat penggiling daging ;
-          Timbanglah beratnya untuk mengetahui prosentase bumbu ;
-          Masukkan garam ke dalam daging ikan lumat sambil diuleni hingga rata. Tambahkan bumbu-bumbu halus merica dan bawang putih, putih telur, campur rata ;
-          Masukkan tapioka sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga tercampur rata ;
-          Cetak adonan bentuk bulat ;
-          Masukkan bulatan, bakso tersebut ke dalam air mendidih. Rebus hingga matang (sampai bakso mengapung di permukaan air) ;
-          Angkat dan dinginkan.


Gambar 1. Bakso Ikan

Dipublikasikan Oleh :

Andi Bambang Suriansya, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda Kab.Gowa
Tanggal 31 Juli 2018 







Cara Budidaya Ikan Lele dengan Media Kolam Tanah dan Tips Pemeliharaannya Budidaya ikan lele merupakan salah satu kegiatan atau usaha yang b...